Anita dan Dio mengetuk pintu orang tuanya. tok..tok...tok...
"iya masuk."ucap mama dari dalam.
"ma,ada suara di kamar ma."kata Anita.
"suara apa?"ayah pun ikut bicara.
"itu seperti suara cakaran di tembok."
"Kamu lagi takut kali."ucap mama lagi.
"gak ma."
"ya sudah,kalian diam disini aja dulu." ayah menimpali.
akhirnya Anita dan Dio diam sejenak, mereka masih memikirkan peristiwa tadi dikamarnya. sosok apa lagi yang mencakar tembok kamarnya. Dio memecah keheningan.
"ma,aku lapar ma."
"masak mie saja sana."
Dio meminta ditemani oleh kakaknya.
"kak, temenin aku masak yuk!"
"aduh ada-ada aja deh, kenapa,kamu takut?"
"enggak."
"kalau nggak takut kenapa minta ditemenin?"
"Aku kangen aja, kita kan udah lama nggak ngobrol-ngobrol berdua."
"kamu itu kalau ngobrol ujung-ujungnya ngeselin."
"ayolah Kak."
Mama pun akhirnya menengahi perbincangan mereka.
"ayo Anita, temani adikmu."
"duh anak laki malah takut."
"laki juga manusia kali Kak punya perasaan."ucap Dio.
"ya udah ayo cepat, nggak pake lama."
akhirnya Dio dan Anita pergi menuju dapur, namun tiba-tiba pas mereka sampai di dapur. di kolong meja makan terlintas ada sosok wanita sedang berjongkok di bawah meja makan. sontak Anita dan Dio langsung kaget dan tubuhnya terasa kaku di tempat.
"itu siapa Dio?"
"Aku juga nggak tahu Kak."
"kok tiba-tiba aku jadi merinding ya."
"Kakak jangan nakutin dong."
"serius ini aku nggak bohong."
"mungkin dia mau ngajak kita main petak jongkok kali Kak!!"
"kamu ini gimana sih kebiasaan."
"kenapa kak?"
"Aku serius, kamu sendiri lihat nggak tadi di kolong meja?"
"iya aku lihat, mangkanya kan aku bilang mungkin dia mau ngajak kita main. karena biasanya nih dia kan nampakin dirinya cuman sama satu orang, nah ini kita berdua ngeliat kak."
"ya apa kata kamu lah, Yang penting kamu senang."
Anita akhirnya melanjutkan untuk memasak mie, di saat Anita mau mengambil pancinya. tiba-tiba Anita merasakan hal yang janggal. dia menoleh ke arah gagang panci yang dia pegang dan ternyata. aaaaaaaaaaa,Anita. berteriak sekuat tenaga. Dio yang berada di belakangnya langsung terkejut.
"kenapa sih Kak?"
"ta tadi ada tangan."
"ah bilang aja kakak nggak mau masakin."
"kenapa sih kalau ngomong sama kamu itu selalu nyebelin."
"lagian kakak ada-ada aja."
"Aku serius."
seketika itu juga Anita dan Dio merasakan bulu kuduk yang berdiri.
"aduh, apalagi sekarang."
"iya Kak, aku kok jadi merinding ya."
"kan sudah aku bilang."
"terus sekarang kita gimana Kak?"
"kita cuekin aja deh, kalau kita berani energi dia makin kesedot sama kita."
"emang iya kak?"
"iya beneran."
"Kakak sepertinya lama-lama mengerti dengan hal gaib nih."
"iya gara-gara tinggal di rumah ini aku jadi baca buku tentang makhluk-makhluk gaib. ya udah aku mau masak mienya dulu, kamu tunggu di sini jangan kemana-mana."
"oke Kak."
Anita pun akhirnya memulai masak, walaupun ada perasaan takut, cemas dan jantung pun masih berdebar dengan cepat. tidak membutuhkan waktu lama, miepun jadi.
"Wihhh kak, mantap banget ini."
"siapa dulu dong yang masak."
kali ini dia hanya mengangguk, dia sangat menikmati mie bikinan kakaknya. tiba-tiba hal aneh pun terjadi lagi. ada sosok perempuan memakai baju putih dengan berambut panjang lewat di antara Anita Dan dio. Anita dan Dio menengok ke belakang, tapi tidak ada siapapun.
"Kakak ngerasain nggak sih?"
"kayak ada yang lewat kan?"
"iya Kak."
"gimana kalau kita makannya di kamar aja?"
"ide bagus tuh Kak, daripada nanti kita diliatin lagi."
tanpa aba-aba dan tanpa berpikir panjang lagi Anita dan dio langsung berlari ke kamarnya. ternyata lari mereka terdengar sampai ke kamar mama dan ayahnya. mama dan ayah langsung berlari menuju kamar Anita dan Dio.
"hey, kalian kenapa?"tanya ayahnya.
"tadi kami diisengin yah."
"diisengin gimana?"
"tadi pas lagi megang panci tahu-tahu berubah jadi tangan, nah terus pas kita lagi makan kayak ada yang lewat. kalau aku lihat sih dan aku rasain kayak perempuan yah."
"hmmm, sudah mulai sering lagi ya gangguannya. sebenarnya makhluk-makhluk di sini itu pada nggak suka kalau kita menempati rumah ini. tapi kita juga nggak bisa pergi begitu aja, karena kita di amanahin untuk menjaga rumah ini."
"ya ayah bilang aja rumahnya berhantu."
"nggak bisa gitu, karena Mbah kamu itu lagi sakit. tadinya Ayah pikir juga harus ngomong, tapi Ayah takut sakitnya tambah parah."
"iya juga sih. tapi kan jadinya kita yang ketakutan yah."
"sabar dulu ya, sampai orang yang waktu itu ketemu sama ayah di rumah sakit datang ke sini."
"dia mengerti tentang hal gaib yah?"
"iya, karena dia melihat di atas tubuhnya Mbah raso ada makhluk halus. orang itu sih nggak bilang bisa mengusirnya, dia cuma bilang nanti saya bantu sebisa saya."
"semoga aja bisa ya yah."
"iya. ya udah kalau gitu, Ayah pikir ada apa kalian lari-lari."
"maaf ya yah ,ma."
"iya."mama dan ayah menjawab berbarengan.
***
pagi ini ayah,Anita dan Dio sudah bersiap-siap.
mereka berkumpul dulu di meja makan untuk sarapan. Mama seperti biasa menggendong Nisa.
"hari ini ayah mau ke mana selain ke kantor?"
"mungkin nanti siang ayah mau jenguk Mbah raso, Ayah mau lihat keadaan dia. biar gimanapun dia sudah membantu di rumah ini."
"terus nanti Ayah balik lagi ke kantor apa langsung pulang?"
"nanti dilihat kalau misalkan orang yang pernah aku temui di rumah sakit mau datang ke sini, aku langsung pulang. tapi kalau dia belum bisa ke sini, aku balik lagi ke kantor ya ma."
"iya."
"memangnya kenapa ma?"
"aku masih takut aja mengingat kejadian kemarin-kemarin dengan Nisa."
"apa kamu mau aku carikan pembantu?"
"boleh yah, yang nginep aja kali ya? kita masih banyak kamar kosong, biar ramai aja."
"ya udah, nanti ayah tanya-tanya ya sama teman-teman ayah."
"iya yah. tapi memang keuanganmu sudah stabil?"
"iya sudah agak mendingan, kemarin itu karena ada kesalahan."
"syukurlah."
"ya udah Ayah berangkat ya? ayo Anita,Dio, kita berangkat. nanti kesiangan."
"baik yah."
akhirnya Anita dan dio berpamitan pada mamanya, Ayah juga berpamitan pada mama.
"kamu hati-hati ya ma, jaga Nisa."
"iya yah, kamu juga hati-hati ya."
setelah mengantar ayah, Anita dan Dio ke depan, Mama masuk lagi untuk membereskan bekas sarapan di meja makan. sedangkan Nisa duduk di depan TV sambil menonton film kartun kesukaannya. namun tiba-tiba saja, Nisa menangis menjerit.
"kenapa Nisa?"
"itu ma, itu tv-nya ada setannya."
deg, seketika itu juga jantung Mama berdebar sangat cepat. hatinya berbisik"tolong, jangan Nisa lagi yang jadi korban. tolong jangan ganggu dia."Mama akhirnya memutuskan untuk pergi ke kamar.
"bisa di sini ya sama mama."
"iya ma."
"sambil menunggu ayah, Kak Anita,dan Kak Dio."
cukup lama bisa memeluk mamanya, mungkin karena dia ketakutan melihat sosok di televisi. sampai akhirnya Nisa tertidur dengan pulas. Mama pun melanjutkan berberes rumah, tapi tidak ke dapur. Mama tidak mau meninggalkan Nisa sendirian di dalam kamar, kejadian itu cukup membuat Mama trauma. di saat itu juga mama mendengar ada cakaran di SRAAAAK. mama hanya terdiam dan melihat sekeliling, siapa yang mencakar tembok kamar? mungkin ini makhluk yang sama waktu di kamar Anita dan Dio. tapi mama berusaha untuk cuek, sambil menunggu ayah pulang. hanya suara dan yang terpenting makhluk itu tidak mengganggu Nisa yang sedang tidur. namun Mama masih memikirkannya, makhluk apa lagi Yang menggaruk dinding kamarnya. tidak kamar Anita dan Dio saja, tapi kini kamar mama dan ayahnya diganggu makhluk tak kasat mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments