Semenjak kejadian Nisa hilang dan Anita yang kerasukan, suasana rumah semakin menyeramkan.
Saat itu Anita sedang menonton televisi bersama Dio, seperti biasa Dio asik dengan game di ponselnya. Tidak berapa lama Anita melihat Dio sudah tertidur pulas di sofa, dalam hatinya berbisik "kebiasaan deh itu anak, bukannya temani malah tidur." Anita pun melanjutkan nontonnya, "kalau saja bukan konser band favoritku, udah aku tinggal masuk ke kamar." Bisiknya lagi. Setelah satu jam Anita nonton, tiba-tiba terdengar suara tangis bayi. Oaaaa oaaaa oaaaa,suara itu sangat jelas, nyaring dan sangat dekat. Seketika itu juga leher belakang merinding sangat kuat, terdengar lagi suara tangis bayi. Kali ini semakin dekat dan dibarengi suara burung gagak. Walau takut tapi otaknya tetap berfikir, "sejak kapan ada burung gagak di dekat sini?" Namun Anita mencoba tak menghiraukan. Bulu kuduknya masih berdiri,tanpa dia sadari sudah ada sosok perempuan duduk disampingnya. Anita menengok perlahan,dan?
"Aaaaaaaaaaaaa."
Gubrak,Anita jatuh pingsan karena ketakutan. Dio yang berada di sofa akhirnya terbangun,dia melihat kakaknya sudah tergeletak tak sadarkan diri.
"Kak, kakak kenapa kak?" sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Berkali-kali Dio mencoba membangunkan kakaknya,namun gagal. Hatinya berbisik "kakak kenapa kak?" Disaat sedang fokus membangunkan kakaknya tiba-tiba tangis bayi itu terdengar lagi,kali ini tangisnya sangat sedih. Dio langsung berlari kekamar ayah dan mamanya. Tok... Tok... Tok....
"Iya,siapa?"jawab ayahnya.
"Ini aku yah,Dio."
Ayah berjalan menuju pintu lalu membukanya. Sambil mengucek mata,ayah mencoba membuka matanya.
"Ada apa Dio? Kenapa kamu belum tidur?"
"Yah, kakak yah."
"ada apa dengan kakakmu?"
"Itu yah, kakak pingsan yah."
"Yang benar kamu?"
"Beneran yah,aku gak bohong."
Akhirnya ayah dan Dio langsung keruang keluarga,mereka melihat Anita sudah duduk bersila di depan tv dengan pandangan yang kosong. Ayah menyapa Anita,namun Anita hanya melirik menyeramkan. Ayah mulai panik lagi,ada rasa gak enak menelpon Pak Baskoro malam-malam begini. Namun ayah gak ada pilihan lain, hanya beliaulah yang bisa menangani hal gaib di rumah ini. Akhirnya ayah menghubungi pak Baskoro.
[Assalamu'alaikum pak.]
[Wa'alaikumsalam,ada apa pak?]
[Mohon maaf saya mengganggu pak.]
[oh tidak pak,saya sedang dzikir pak.]
[Ini pak,anak saya Anita pak. Dia kerasukan lagi, gimana ya pak?]
[Saya segera ke sana pak.]
[Terimakasih pak, maaf saya jadi merepotkan bapak.]
[Tidak pak,saya senang bisa membantu.]
[Saya tunggu ya pak.]
[Iya pak.]
Didalam perjalanan, pak Baskoro diganggu oleh makhluk tak kasat mata. Beliau di hadang oleh sosok perempuan sejenis kuntilanak sampai beliau ngerem mendadak.
"Astaghfirullah."Ucapnya.
Beliau sadar dirinya kini dihalangi agar tidak membantu, namun pak Baskoro tetap berusaha untuk sampai di tujuan. Beliau terus berdzikir meminta perlindungan kepada Allah sampai akhirnya gangguan-gangguan itu hilang. Pak Baskoro pun melanjutkan perjalanannya. Tidak membutuhkan waktu lama, pak Baskoro telah sampai di depan rumah. Dio yang membukakan pintu gerbang, sedangkan ayah mengawasi Anita. Dio menganggukkan kepalanya,pak Baskoro pun menyapa Dio.
"Ada apa dengan kakakmu?"
"Panjang pak ceritanya."
Setelah pak Baskoro memarkir mobilnya,Dio langsung mempersilahkan masuk.
"Ayo pak silahkan."
"Terimakasih Dio."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Ucap ayah dan Dio.
Pak Baskoro melihat keadaan Anita yang duduk bersila dengan pandangan yang kosong. Pak Baskoro terus berdzikir sambil mendekati Anita.
"Siapa yang ada didalam tubuh anak ini?"
Anita langsung menengok perlahan melihat ke arah pak Baskoro, dengan mata melotot dan senyum menyeringai.
"Kau selalu jadi pengganggu."
"Aku tidak mengganggu, kaulah yang mengganggu keluarga ini."
"Mereka telah mengusik tempatku."
"Mereka hanya disuruh mengurus rumah ini."
"Perse**n dengan omong kosongmu itu."
"Cepat. keluar dari tubuh anak ini,atau kau akan terbakar dengan ayat Allah."
"Tidak akan,jiwa anak ini milikku."
"Baik jika kau mau dipaksa,aku akan memusnahkan mu."
"Heh dasar manusia sombong, tempat mu nanti bersama dengan ku."
Pak Baskoro memulai membaca do"a,tidak lupa meminta perlindungan kepada Allah. Digulungnya tasbih ke telapak tangannya,lalu ditempelkan di kepala Anita.
"Aaaaaaaaaaaaa,panaaaaaaaaas."
"Cepat keluar dari tubuh anak ini."
"Baiklah aku akan keluar, namun ada satu syarat. Kau harus memberi kepala kambing untuk ku."
"Tidak, keluar tanpa syarat atau kau akan musnah dengan ayat Allah."
"Aku akan kembali."
Sambil tertawa makhluk itu pun akhirnya keluar dari tubuh Anita. Seketika itu juga tubuh Anita terjatuh,ayah langsung memangku kepala Anita.
"Anita,sadar nak."Sambil mengusap kepala Anita.
Perlahan Anita pun membuka matanya.
"Aaaaaaaaaa."Anita berteriak histeris.
"Anita, tenang nak. Ini ayah."
Anita langsung memeluk ayahnya sambil menangis.
"Sebenarnya ada apa nak?"
Anita akhirnya menceritakan kejadiannya dari awal sampai dia tak sadarkan diri.
"Makhluk itu tidak akan berhenti mengganggu selama kalian masih tinggal dirumah ini."Ucap pak Baskoro.
Ayah terdiam,karena pak Baskoro sudah bilang cara mengusirnya. Hanya dengan perbanyak ibadah dan dzikir perlahan makhluk itu akan pergi.
"Pak,mau minum apa pak?"
"Tidak usah pak,saya mau langsung pulang. sudah mau subuh."
"Baiklah pak,sekali lagi saya berterimakasih sama bapak."
"Iya pak sama-sama. Saya pamit pulang ya pak."
"Iya pak."
Kali ini ayah yang mengantar pak Baskoro sampai pintu gerbang.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, hati-hati pak."
"Iya Pak."
Ayah akhirnya menutup pintu gerbang dan masuk ke dalam rumah.
"Loh,Anita sama Dio kok belum masuk kamar?"
"Aku sama Dio lagi tunggu adzan subuh yah,aku takut dirasuki lagi."
"Baiklah,kita sholat berjamaah di sini."
"Iya yah."
Tidak lama kemudian adzan subuh pun berkumandang,Anita dan Dio segera mengambil air wudhu. Ayah sudah siap di ruang keluarga menunggu Anita dan Dio. Baru saja mereka memulai sholat, tiba-tiba ada angin kencang sampai sajadah berantakan.
"Ayah,ada apa ini yah?"Ucap Anita.
"Entah lah, sepertinya mereka tidak suka dengan apa yang kita lakukan sekarang."
"Terus kita harus gimana yah?"
"Kita harus terus melanjutkan sholat."
Akhirnya ayah, Anita dan Dio melanjutkan ibadahnya. Lagi-lagi gangguan datang,kali ini mamanya yang berteriak. Nisa yang berada di samping mama menangis ketakutan. Tanpa pikir panjang Ayah, Anita dan Dio langsung berlari menuju ke kamar. Dilihatnya Mama sedang duduk di atas kasur sambil berteriak.
"Hentikan ibadah mu!!"
Anita dan Dio sembunyi di belakang ayah, mereka sangat ketakutan melihat mama kerasukan.
"Ma,sadar ma. Mama pasti bisa melawannya."Ucap ayah.
"Diam kau!! Disini hanya aku yang berkuasa. Hahahaha."Sambil tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya ayah meminta Anita dan Dio berdo'a bareng-bareng,ayah tidak mungkin meminta bantuan pak Baskoro lagi. Beliau baru saja pulang dari rumahnya,kali ini ayah akan berusaha sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments