keadaan kembali mencekam

Anita dan Dio kini sudah sampai dirumah,mereka turun di depan gerbang. disaat mereka sedang jalan menuju pintu masuk,tiba-tiba. BRUK.

"Dio!!kamu kenapa?"

"gak tau kak,kayak ada yang sengkat kaki aku."

"gak ada siapa-siapa dari tadi."

"aku juga gak tau kak siapa yang sengkat,yang jelas aku berasa ada yang nyangkut di kaki aku."

"ya ya ya,ayo cepat kita harus lihat mama dan Nisa."

"iya."

angin berhembus kencang,tiba-tiba langit gelap seperti mau hujan. Anita dan Dio buru-buru berlari sampai ke pintu masuk. Tok...tok...tok...mama langsung menuju ke pintu masuk dan membukanya.

"Anita,Dio!!"

"iya ma,mama kenapa?"tanya Anita.

"gak apa-apa,cuma mama jadi parno sendiri. ya sudah ayo masuk,sepertinya mau hujan."

"tadi padahal terang benderang ya kak?"

"apaan terang benderang?lampu disko?"

"hmmm apa kata kakak deh ya,aku lagi males berdebat."

"sidang kali ah debat."

Dio masuk terlebih dahulu,dia kelelahan jalan. apalagi tadi habis jatuh tiba-tiba,bawaannya jadi kesal. tapi kalau sama Anita,dia mengalah aja. seorang kakak mana ada yang mau terlihat kalah,apa-apa selalu benar kalau buat kakak.

Dio membanting tubuhnya ke kasur,sambil mendengarkan earphone dia mulai lagi dengan game diponselnya. tiba-tiba saja ranjangnya gerak-gerak.

"eeeeee....apaan sih ini ranjang,goyang sendiri."

Dio masih berlagak seperti pemberani,padahal jantungnya berdegup kencang. tiba-tiba ranjangnya kembali bergerak.

"eeeh...apaan sih,woy jangan iseng dong. ganggu aja deh. gue udah gak takut ya sama Lo. dikira gue takut kali."

padahal sebenarnya hatinya sangat ketakutan, jantungnya berdebar sangat cepat dan bulu kuduk yang berdiri. tanpa pikir panjang dia langsung menuju pintu keluar di kamarnya, dia menuju ke kamar mamanya. tok tok tok.

"masuk."ucap mamanya.

Dio langsung membuka pintu dan duduk di karpet kamar mamanya. wajahnya tidak berekspresi dan dia tidak berkata sedikitpun. Anita memperhatikannya tanpa berkedip sedikitpun, tapi ternyata Dio menyadarinya.

"kenapa sih kak dari tadi ngeliatin mulu!!"

"kamu yang kenapa."ucap Anita.

"aku gak kenapa-napa."

"kamu itu dari tadi masuk kamar diam aja gak ada suara, biasanya kan kamu paling berisik."

"ya gak apa-apa, lagian Kakak ribet banget sih diam aja napa. udah ah jangan berisik Aku lagi mau main game."

"balik sana ke kamar kalau nggak mau berisik."

dia tidak menghiraukannya dia langsung memakai earphone-nya untuk memainkan game di ponsel, kali ini dia mengalah sama kakaknya. karena percuma juga mau ngomong apapun tetap kakak yang merasa paling menang. tak berapa lama Ayah pulang. tok tok tok.

"Dio cepat buka pintu."ucap Anita.

dia tidak mendengar perintah kakaknya untuk membukakan pintu ayahnya. akhirnya Anita melempar Dio dengan bantal.

"aduh, apaan sih kak?"

"itu bukain pintu."

"kok aku?"

"terus siapa lagi yang buka pintu? kenapa kamu takut?"

"enggak, siapa yang takut."

akhirnya dia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu masuk untuk membukakan pintu. ketika sampai di ruang keluarga tiba-tiba ada sosok anak kecil seperti mengajak bermain petak umpet. ya lagi-lagi anak kecil yang sama dengan matanya yang melotot dan senyum yang menyeringai. kali ini dia mempercepat langkahnya untuk sampai di depan pintu dan langsung membukakan pintu untuk ayahnya.

"loh,kenapa kamu Dio?"

"nggak apa-apa yah."

"kenapa nafasmu tersengal-sengal?"

"aku takut Ayah kelamaan menunggu."

Dio menutupi apa yang baru saja terjadi, karena dia tidak mau ayahnya khawatir.

"di mana mama?"

"ada di kamar yah."

setelah membuka sepatu ayah menuju ke kamar dan dio mengikuti dari belakang, dio masih celingak celinguk karena takut anak kecil itu muncul lagi. kali ini firasatnya benar, anak kecil itu muncul lagi di bawah kolong meja. tanpa pikir panjang dio berlari ke arah kamar. ayahnya berucap dalam hati "kenapa dia?"

Dio membuka pintu dan langsung duduk di tempat semula.

"hei kamu itu!"

"apa sih kak?"

"kenapa kamu lari-lari?"

"nggak apa-apa."

nafasnya masih tersengal-sengal,Anita hanya menatapnya tajam,dia curiga dengan adiknya. karena kelakuannya aneh dari tadi.

ayah sampai di kamar,dan pertanyaan yang sama keluar dari mulut ayah.

"kenapa kamu lari Dio?"

"gak yah, aku gak apa-apa."

"bohong yah,dari tadi Dio kelakuannya aneh."sahut Anita.

dalam hatinya Dio ada sedikit kesal dengan kakaknya,selalu aja nyamber omongan.

"apa sih kak?"

"udahlah Dio, ngomong aja susah banget."

"iya iya. sebenarnya dari tadi Dio diganggu sama anak kecil."

akhirnya dio menceritakan dari awal dia di ganggu di kamarnya,sampai tadi di kolong meja. ayah seperti sedang berfikir, mama dan Anita hanya diam. sebenarnya mereka sudah lelah dengan gangguan-gangguan di rumahnya,tapi mereka tidak akan menyerah. ayah akhirnya keluar lagi, siapa tahu di sekitar sini ada orang yang mengerti dengan hal-hal gaib.

"ayah coba cari orang di dekat-dekat sini,siapa tau ada yang bisa mengusir makhluk-makhluk di rumah ini."

"iya, kamu hati-hati ya."ucap mama.

"iya. kamu sama anak-anak diam saja dulu di kamar. tunggu sampai aku datang."

"iya."

akhirnya ayah berjalan menuju pintu,tapi lagi-lagi ayah di ganggu. saat Ayah sampai di ruang keluarga, tiba-tiba Ayah terjatuh seperti ada yang menyengat kakinya. kepala ayah terbentur meja sampai mengeluarkan darah. ayahnya berbalik dan samar-samar melihat sosok hitam besar dengan mata yang merah tempat berdiri di depan ayahnya.

"Di Dio, mama,Anita."Ayah memanggil semua namun suaranya seperti tidak keluar.

Ayah melihat ke sekelilingnya hanya ada vas bunga di meja, tanpa pikir panjang ayahnya menarik taplak meja. seketika itu juga vas bunga itu terjatuh dan PRANG.

Didalam kamar mama teriak karena mendengar suara vas bunga yang pecah.

"aaaa..."

"kenapa ma?"tanya Anita.

"suara apa barusan?"

"ayo kita lihat."

Dio yang lagi asik main kebingungan, karena dari tadi dia memakai earphone.

"ada apaan sih?"

Anita dan mamanya sudah berlari keluar kamar dan melihat di dekat meja ayahnya sudah tak sadarkan diri.

"ayaaaaaah."mama dan Anita berteriak berbarengan. sedangkan Dio hanya berdiam diri, entah apa yang harus diperbuat.

"Dio ayo bantu angkat ayah ke sofa."

"baik kak."

tanpa fikir panjang Dio langsung membantu kakak dan mamanya mengangkat Ayah ke sofa.

"Dio,kamu tunggu disini. aku mau mengambil P3K."

"iya kak."

Anita segera menuju kamarnya untuk mengambil P3K, dalam hatinya campur aduk. banyak pertanyaan dalam benaknya, kenapa ayah bisa terjatuh dan pingsan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!