seperti biasa mama dan Nisa dirumah,ayah menemui paranormal yang terkenal di tempat itu. ketika sampai dirumahnya, dalam hati ayahnya berbisik "ada ramai apa ya?o mungkin pada mau berobat" ayahnya bertanya pada seseorang yang berada didepannya.
"maaf pak, mau tanya. ini ada apa ya ramai banget?"
"itu pak,Mbah raso habis kecelakaan. katanya kakinya patah."
"apa? saya akan melihatnya."
"iya silahkan."
ayah langsung menerobos masuk, dilihatnya Mbah raso sedang duduk dengan kaki dibalut perban. sepertinya Mbah raso tau kedatangan ayah,dia langsung mempersilahkan ayah duduk didekatnya.
"permisi Mbah."
"iya,saya tau kedatangan mu kesini."
"iya mbah."
"saya tetap akan datang ke rumah mu."
"jangan dipaksakan Mbah, gak apa-apa tunggu kondisi Mbah pulih."
"tidak,saya tidak bisa menunda. makhluk di rumah mu yang membuat saya seperti ini."
"maksud Mbah?"
"iya,saya Memang mau menuju rumah mu. entah kenapa tiba-tiba pohon di jalan rubuh menimpa kaki saya,ketika saya lihat dengan mata batin saya. ada sosok hitam besar,dia bilang saya jangan ikut campur."
"saya takut terjadi hal-hal yang mengerikan sama mbah."
"tidak akan."
"baiklah jika itu mau Mbah,saya akan membantu Mbah duduk di kursi roda. kebetulan saya ada kursi roda."
"baik, terimakasih."
"sama-sama mbah."
ayah akhirnya mengambil kursi roda digudang, semua terlihat tenang. ayah berharap tidak akan terjadi apa-apa lagi.
***
ritual mengusir makhluk tak kasat mata pun dimulai,ayah, mama, Anita,Dio dan Nisa menunggu di kamar. berbagai macam suara dan benda-benda terlempar terdengar dengan jelas. tiba-tiba "AAAAAAGH!!"
Ayah langsung keluar kamar dan menuju ruang keluarga, dilihatnya Mbah raso sudah terkapar tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir dari perutnya. tanpa berfikir panjang Ayah langsung membawa Mbah raso ke rumah sakit. sesampainya di rumah sakit, dokter langsung ambil tindakan. Mbah raso kritis karena kehilangan banyak darah. ayah bingung harus kemana lagi mencari orang yang mengerti tentang hal gaib. disaat sedang berdiam diri di pelataran rumah sakit, tiba-tiba ada yang menghampirinya.
"assalamu'alaikum."
"wa'alaikumsalam."
"sepertinya bapak sedang tidak baik-baik saja."
"iya,karena teman saya kritis."
"ini bukan sakit biasa,ini seperti ada gangguan makhluk gaib."
"bapak bisa tau tentang hal gaib?"
"ya saya bisa melihat,bapak yang sedang terbaring itu diatas tubuhnya diduduki makhluk gaib."
deg, seketika itu juga ayah langsung lemas. akankah ada korban nyawa? tanpa basa basi lagi ayah langsung meminta bantuannya.
"pak,apa bapak berkenan untuk bertamu ke rumah saya?"
"iya boleh."
"sebenarnya saya butuh bantuan."
"saya akan bantu semampunya,semua balik lagi pada yang maha berkuasa."
"iya pak."
"tapi tidak sekarang pak,saya juga sedang menjaga ibu."
"iya baiklah nanti saja kalau sudah pulih."
"terimakasih pak."
***
akhirnya ayah tiba di rumah, mama yang sudah dari tadi Menunggu membuka pintu.
"gimana keadaannya?"
"entahlah masih tak sadarkan diri ma."
"kasihan Mbah raso, gara-gara mau menolong kita jadi kritis."
"ya,tapi tadi aku sudah melarangnya."
"aku buatkan kamu teh ya yah."
"iya."
disaat Mama pergi ke dapur,ayah tertidur di sofa. lalu tiba-tiba ayah bermimpi seperti masuk di alam lain. ayah bertemu dengan makhluk hitam besar dengan mata melotot, makhluk itu berkata. JANGAN COBA-COBA MENGUSIR KAMI ATAU NYAWA TARUHANNYA. ayah terbangun dan menyusul mama ke dapur,dilihatnya Mama sedang serius memasak air. namun tiba-tiba.
"loh ayah berdiri aja disini? istirahat saja di sofa."
deg, seketika itu juga ayah terdiam tak bergerak.
"ayah,ayah kenapa?"
ayah masih terdiam kaku,memikirkan yang tadi dilihat di dapur.
"ayah!!"kali ini mama lebih keras sambil menepuk pundak ayah.
"ah i iya."
"ayah kenapa sih?"
"mama dari mana?"
"dari kamar mandi yah. kelamaan ya?"
"gak kok."
"terus kenapa nyusulin?"
"nanti saja ayah ceritakan di kamar. ayah dimeja makan ya."
"iya yah."
mama melanjutkan pekerjaannya di dapur walau hatinya banyak pertanyaan. setelah teh jadi, mama duduk menemani ayah di meja makan. mereka menceritakan mbah raso yang saat ini sedang kritis. tak berapa lama,Anita dan Dio pulang. mereka langsung bergabung dimeja makan.
"ayah sama mama serius banget,lagi ngomongin apa sih?tanya anita."
Mama akhirnya menceritakan kejadian yang menimpa Mbah raso.
"ya ampun kasihan banget ma. terus gimana keadaannya sekarang?"
"sekarang masih tidak sadarkan diri, Mbah raso masih kritis."
"terus gimana kelanjutan pengusiran makhluk halus di rumah ini ma?"
"entahlah, Mama juga belum tahu."
akhirnya ayah menceritakan tentang pertemuannya dengan bapak-bapak paruh baya waktu di rumah sakit.
"tadi ayah bertemu dengan bapak setengah tua, sepertinya dia mengerti dengan hal gaib."
"terus gimana yah? apa dia mau membantu?"
"ya, beliau akan membantu kita tapi tidak bisa sekarang."
"loh kenapa?"
"karena dia juga sedang menjaga ibunya di rumah sakit."
Anita terdiam mendengar ucapan ayahnya, dia tidak percaya makhluk itu semakin menjadi-jadi dan semakin membahayakan.
"Anita,dio. cepat kalian ganti baju dulu sana."
"iya ma." jawab Anita dan Dio berbarengan.
ayah dan mama pun akhirnya masuk ke dalam kamar, sembari menemani Nisa yang sedang tidur. hari ini ayah tidak pergi ke kantor, karena tadinya mau menemani Mbah raso. sembari memantau ritual pengusiran makhluk tak kasat mata di rumah. di kamar ayah lalu menceritakan tentang mimpinya dan tentang apa yang ayah lihat di dapur. Mama langsung meringis ketakutan.
"gimana ini yah? sepertinya gangguan itu semakin menyeramkan."
"iya, Ayah pun merasakannya. kita harus bersabar sampai orang yang ayah temui di rumah sakit datang ke rumah ini."
"apa kita harus beritahu anak-anak?"
"jangan, nanti mereka ketakutan."
di sisi lain di kamar Anita dan Dio, tiba-tiba ada suara seperti kuku yang mencakar di dinding kamarnya. namun suara itu hanya terdengar oleh Anita.
"Dio, apa kamu mendengar sesuatu?"
"tidak."
"Dio, Aku serius."
"aku dua rius Kak."
"kamu ini ya dibilangin, aku lagi nggak bercanda ya Dio!!"
"aku juga nggak bercanda Kak. Kakak itu kenapa sih halu ya?"
lagi-lagi suara itu muncul, namun kali ini Anita tidak mendengarnya. SRAAAAK..
"Kak, itu tadi suara apa?"
"suara kentut!!"
"ih si Kakak, Aku serius dia bercanda."
"tadi aku serius kamu bercanda."
"oke, jadi Kakak masih kesel?"
"ya iyalah, terus tadi kamu dengar apa?"
"ada suara seperti kuku yang menggaruk di tembok Kak."
"tadi itu yang mau aku bilang, Karena tadi aku juga sama. aku mendengar suara cakaran di tembok."
tanpa aba-aba dan tanpa menunggu lama, Anita dan Dio berlari keluar kamar menuju kamar mama dan ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments