Hari ini dirumah baru,kami masih melanjutkan beberes rumah. Tapi tiba-tiba Anita dikejutkan dengan tulisan yang ada di cermin riasnya,lagi -lagi dengan kata "MAIN YUK!" Anita berteriak sekeras-kerasnya. Semua berlari menuju kamar Anita,ayah langsung bertanya pada Anita.
"Ada apa Anita?"
"I itu yah." sambil menunjuk ke arah kaca rias di kamarnya.
"Apa?"
"itu yah,ada tulisan."
"gak ada Anita!!"
Anita membuka wajahnya dan melihat kearah kaca rias,tulisan itu hilang. Anita terkejut melihatnya,jelas-jelas tadi ada tulisan. Tapi kenapa sekarang bisa hilang? Beberapa pertanyaan muncul di kepala Anita,mamanya yang dari tadi memperhatikan akhirnya bertanya.
"kamu mimpi ya?"
"gak ma,aku bangun langsung lihat kaca."
"iya,tapi gak ada apa-apa."
"Ya sudah,ayo sarapan dulu."perintah ayahnya.
"iya,nanti aku sarapan."
Akhirnya ayah,mama dan adiknya meninggalkan kamar Anita. Anita hanya termenung memikirkan tulisan yang tadi dia lihat. Dalam hatinya,"kok bisa hilang ya tulisannya?"
Sebenarnya sudah banyak gangguan-gangguan dari awal membersihkan rumah,tapi entah kenapa ayah sama mama tetap mau menempati rumah ini. Anita ikut berkumpul di meja makan,lalu matanya tertuju ke satu ruangan yang dari awal belum pernah di buka.
"ma,itu ruang apa ya?perasaan dari awal kita bersihin rumah ini belum ada yang buka."
"itu gudang,mama mau bersihin belum ada waktunya."
"o gitu,lumayan ya ma buat simpan barang-barang kita yang jarang di pakai."
"iya."
Anita pun melanjutkan makannya,tapi lagi-lagi ada kejadian di meja makan. Ada yang menendang kaki Anita di bawah meja,Anita langsung melihat sekitar. Mama yang memperhatikan Anita langsung bertanya.
"Ada apa Anita?"
"Gak ada apa-apa ma."
"kok kamu kelihatan bingung begitu?"
"gak apa-apa ma."
"ya sudah,lanjut makannya."
Anita melanjutkan makannya tapi lagi-lagi ada yang menendang kakinya,kali ini Anita menyalahkan adiknya Dio.
"Dio!!"
"Apa sih kak?"
"kamu nendang kakiku ya?sakit tau."
"siapa yang nendang?kurang kerjaan aja,aku lagi menikmati makanan kesukaanku. Jadi jangan ganggu,jangan mulai aneh lagi karena tadi kamu udah buat rumah ini ramai."
"huh...aku gak akan teriak kalau gak ada kejadian yang bikin aku takut."
"ya tapi nyatanya?"Dio menjawab santai sambil menikmati makanannya.
"sudah,sudah..kalian ini selalu aja bertengkar."mama menengahi.
Setelah semua sudah selesai,Anita kembali ke kamar. masih ada yang harus di bereskan. Ayah membersihkan halaman belakang dengan Dio,sedangkan mama kali ini menjaga Nisa. Anita membereskan kamar dengan mendengarkan musik,agar suasana tidak menyeramkan. Lagi asik mendengarkan lagu tiba-tiba ada yang menyalakan keran di kamar mandi. Anita diam sejenak dan memeriksa siapa yang ada di kamar mandi.
tok...tok..tok..."siapa didalam?"
Berkali-kali pintu kamar mandi di ketok tapi tidak ada jawaban dari dalam,jantung Anita mulai berdegup kencang. Dia tidak mau lagi melihat makhluk tak kasat mata. Dia memutuskan untuk membuka pintunya dan mematikan keran westafel,tidak ada siapapun di kamar mandi. Kali ini Anita menahan ketakutannya,dia berusaha tenang. Tapi tiba-tiba.
"Nisaaaaaaa..."
terdengar teriakan mama. Anita,Ayah dan Dio langsung berlari ke arah mama.
"kenapa Nisa bisa begini ma?"ayah bertanya dengan nafas tersengal-sengal.
"Nisa sedang main di kasur,aku mengawasinya di pinggir kasur. Entah kenapa tiba-tiba Nisa terpental dan itu sangat cepat,Nisa terbentur dinding."dengan nangis terisak mama menceritakan kejadiannya.
Anita dan Dio terpaku tanpa bicara sedikit katapun,bibirnya terasa terkunci. Hanya air mata yang menetes,Anita tak bisa melihat darah. Tidak lama kemudian "BRUK" Anita pingsan dekat Dio,Dio langsung memegangi kakaknya.
"kak,sadar kak."
Ayahnya sambil menggendong Nisa menyuruh Dio mengangkat kakaknya ke kasur,Ayah dan mamanya membawa Nisa kerumah sakit. Karena darah dari kepala Nisa terus mengalir.
Dio memberi minyak angin ke kakaknya yang masih tak sadarkan diri. setelah setengah jam,Anita sudah siuman.
"kak,kakak gak apa-apa?"
"kepalaku masih sedikit pusing."
"kakak istirahat aja disini,aku mau ambil minum."
"iya,jangan lama ya."
"iya kak."
Dio pun meninggalkan kakaknya sendiri di kamar,dia menuju dapur dengan perasaan takut. Tiba-tiba dari luar ada sosok anak kecil melambaikan tangan dengannya. Dio mempercepat langkahnya dan segera mengambil air untuk kakaknya.
Sesampainya di kamar,Dio langsung memberikan pada kakaknya. Dio berusaha tenang,tapi nafasnya tidak bisa bohong.
"kamu kenapa Dio?"
"hah..gak kak,gak apa-apa."
"kamu jangan bohong sama kakak."
"gak kak,tadi aku cuma lihat anak kecil yang biasa di depan kak."
"tuh kan,ini gangguan kayaknya semakin jadi deh. oh iya,Nisa gimana?"
"Nisa di bawa sama mama sama ayah kerumah sakit kak,darahnya gak berhenti."
"duh,kasihan Nisa masih kecil. aku gak kuat lihat darah,kepalaku langsung muter."
"iya aku tau kak."
"kamu jangan kemana-mana lagi ya,aku takut sendirian."
"iya kak,aku disini nemenin kakak."
***
Dirumah sakit Nisa hanya di jahit dan diberi obat pereda sakit di kepalanya. Nisa belum sadarkan diri,yang terlihat hanya ayah dan mama mondar-mandir di depan pintu UGD.
"yah,gimana anak kita?"
"semoga tidak terjadi apa-apa pada anak kita."
"apa kita kontrak lagi aja ya?"
"jangan,kantorku lagi ada pengurangan karyawan. Aku takutnya namaku kena di PHK."
mama terdiam,tak ada lagi yang bisa di perbuat. Entah gimana caranya menghadapi makhluk tak kasat mata di rumah itu.
"yah,kapan kita adakan pengajian di rumah?"
"besok kalau rumah sudah rapi,kita adakan pengajian."
"ya,lebih cepat lebih baik. semoga tidak ada lagi gangguan-gangguan yang lebih buruk."
Tidak lama kemudian,dokter memanggil orang tua Nisa.
"orang tua dari Nisa?"
"iya dok,bagaimana keadaan anak saya dok?"
"anak ibu tidak apa-apa,untung cepat dibawa kesini. kalau tidak dia akan kehilangan banyak darah."
"syukurlah,boleh saya melihat anak saya dok?"
"ya silahkan,kalau Nisa sudah sadar. boleh langsung di bawa pulang,saya akan memberikan resep untuk meredakan rasa sakitnya."
"baik dok,terimakasih."
"ya,sama-sama."
ayah dan mama langsung masuk ke ruang UGD untuk menemui Nisa,Nisa masih terbaring lemah efek obat bius. mama langsung meneteskan air mata,sedih melihat Nisa dengan keadaannya. Entah siapa yang melempar Nisa sampai membentur dinding. kenapa Nisa?apa kesalahannya?dia hanya anak kecil yang belum mengerti apa-apa. apa maunya?mama berfikir,mungkin aku harus mencari tau kenapa mereka mengganggu keluargaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments