Pindah rumah

Pagi ini sangat cerah,Anita dan keluarganya akan pindah hari ini. Ya kami akan menempati rumah besar yang sudah lama kosong,entah harus gimana agar penghuni-penghuni tak kasat mata itu pergi. ayah pergi terlebih dahulu ikut di dalam mobil bak. Anita,Dio,Nisa dan Mamanya mengendarai mobil,walaupun mobil tua tapi mesinnya bandel.

"ma,nanti aku sama Dio tidur di satu kamar aja ya ma?"

"kenapa?kamu takut?"

"iya ma."

"gak usah takut,kan kamar kamu bersebelahan."

"kalau gak,di bobol aja temboknya ma kayak pintu gitu. Jadi gak terpisah kamarnya."

"Ya udah nanti ya. tapi mama harus izin dulu sama Mbah kamu."

"iya ma."

Mobil pun melaju,tidak memerlukan waktu berjam-jam untuk kami sampai di tempat tujuan. Ayah sudah masuk kedalam halaman rumah,membantu menurunkan barang. Dio pun langsung turun dari mobil dan membantu ayah mengangkut barang. Anita dan mamanya yang menggendong adiknya langsung masuk ke dalam rumah. Belum ada hal-hal aneh ketika kami memasukkan barang-barang kami,sampai supir mobil truk pergi tidak ada hal-hal aneh. Dio menutup gerbang,dan dia tampak terkejut. Anita yang berada di teras rumah melihatnya heran.

"Dio,kamu kenapa?"

Dikucek matanya berkali-kali,kali ini Dio yang di perlihatkan sosok anak kecil sedang bergelayutan di tiang-tiang buat olah raga yang berada di halaman depan rumah. Lagi - lagi Anita berteriak,kali ini suaranya lebih keras.

"dioooooo!!"

Dio langsung tersadar dan berlari sekencang-kencangnya tanpa menoleh ke arah tempat olah raga. Sesampainya di teras,nafasnya sudah tersengal-sengal.

"kenapa?"

"i itu kak."

"itu apa?"

"i i itu di te tempat o olah raga,suara Dio terbata-bata karena nafasnya yang masih tersengal-sengal."

"ada apa?"

"a ada a a anakan. aduh Bu bukan anakan,tapi ada anak kecil kak."

"ah kamu ada-ada saja."

"kak,aku gak bohong."

Dengan melihat keadaan Dio memang sepertinya dia tidak berkata bohong,akhirnya Anita mengajak Dio untuk segera masuk kedalam membantu mama dan ayahnya.

"udah ayo kita masuk."

sebenarnya Anita melihatnya,dia fikir Dio gak akan lihat sosok anak itu. Tapi ternyata anak kecil itu sudah berani terang-terangan menampakkan dirinya. Anita berusaha tenang dan pura-pura tidak tahu apa yang dilihat Dio. Dio tetap kekeuh meyakinkan Anita bahwa dia benar-benar melihat anak kecil di area olah raga di halaman rumahnya.

"kak,tadi aku gak bohong kak. aku lihat sendiri ada anak kecil gelayutan di besi yang buat olah raga kak."

"iya iya,udah gak usah diterusin. takut kok ngajak-ngajak."

"ya kan kakak yang lihat aku ketakutan tadi."

"ya udah kalau udah tau diam aja,toh aku juga udah pernah dilihatin sama anak kecil."

"kak,kita tidur berdua aja kak. minta beliin kasur tingkat aja kak."

"iya,mau aku juga gitu. walau kamar banyak,tapi kalau seram begini ogah juga tidur sendiri."

"iya kak."

Anita dan Dio menghampiri mamanya yang sedang merapihkan tempat tidur. Dan menceritakan yang baru saja terjadi.

"itu karena kamu takut aja,jadi halusinasi lagi."

Anita dan Dio saling berpandangan.

"ma,ini beneran ma. bantah Dio."

"ya terus kalau beneran mau diapain?"

"pokoknya aku gak mau kamarnya pisah ma,aku sama kakak satu kamar aja."

"ampun deh kalian tuh udah pada gede,masa tidur sendiri gak berani."

"ma,beli kasur tingkat aja ma. jawab Anita."

"iya nanti lah,ini aja belum kelar-kelar."

"sementara Dio pakai kasur lantai aja ma,kalau gak,aku tidur sama kakak berdua."

"terserah kalian lah,atur aja sesuka kalian."

ada perasaan lega di hati Anita dan Dio,setidaknya mereka gak akan terlalu ketakutan kalau ada hal-hal aneh lagi. Dio dan Anita lanjut lagi beberes rumah,kali ini Dio dan Anita membereskan kamar yang mereka mau tempati berdua. Mama sekalian menyuruh Anita dan Dio jaga adiknya,agar pekerjaan cepat selesai.

Lagi serius-seriusnya bebenah,tiba-tiba Nisa tertawa geli. Anita dan Dio langsung menoleh kearah Nisa.

"Itu Nisa kenapa kak?"

"gak tau."

"atau jangan-jangan?"

"udah lah,kali ini please jangan berfikir setan terus."

"kak,tapi nyatanya kita di ganggu kak."

"kita dzikir dalam hati meminta perlindungan sama Allah."

"iya kak,aku jaga Nisa ya kak. aku gak bisa rapihin kasur."

"iya."

Dio akhirnya menemani Nisa yang sedang bermain bonekanya,tapi tiba-tiba salah satu boneka terlempar sendiri kearah pintu. Dio langsung melihat kearah boneka di dekat pintu,Dio langsung menuju ke pintu untuk mengambil bonekanya. Tapi lagi-lagi hal aneh terjadi. Braaaaak. pintu kamar seperti ada yang menutup dengan kasar,Dio mempercepat gerakannya. Anita yang sedang memasang sprei terkejut.

"Dio apa sih kamu?"

"apa kak?"

"tutup pintu jangan dibanting gitu dong!! kalau rusak gimana?"

"bukan aku kak."

"terus siapa kalau bukan kamu?"

"ya aku gak tau kak."

"ya sudah lah,temani Nisa."

"iya kak."

Dio berusaha tenang dan kembali menemani adiknya,lalu kejanggalan terjadi lagi.

"Kakak Dio,tadi kakak itu marah sama aku."

"kakak siapa Nisa?"

"kakak tadi yang tutup pintunya keras."

deg,kontan jantungnya Dio berdegup kencang. dia hanya mendengarkan adiknya bicara..

"kak,dia gak suka ada yang mengganggu aku sama dia main. Kak Dio udah ganggu aku sama dia main."

"udah stop Nisa,gak ada kakak yang tadi. Adanya kak Dio dan Kak Anita. Ngerti kamu!!"

Terpaksa Dio membentak adiknya,adiknya kaget dan akhirnya menangis.

"huaaaaaaaaaa,kak Dio jahaaaaaaat."

Anita langsung memarahi Dio,sambil memeluk Nisa.

"Dio,kamu itu kenapa sih?Nisa kan gak ngerti."

"kakak tau gak apa yang barusan Nisa omongin?dia bilang ada kakak ajak dia main dan dia marah karena aku mengganggu dia main sama Nisa."

Akhirnya Anita menanyakan kepada adiknya Nisa yang masih nangis sesegukan.

"Nisa,apa benar yang di bilang Kak Dio?"

sambil sesegukan,"iya kak."

Anita hanya terdiam,tiba-tiba pintu terbuka perlahan. Anita,Dio dan Nisa melihat kearah pintu yang terbuka. Jantung mereka berdebar kencang ditambah bulu kuduk yang berdiri,belum lagi suara pintu yang berdenyit karena sudah lama ditinggalkan. KREEEEEK...

Disaat itu pula ada kepala yang melongok kedalam kamar.

"Kalian sudah selesai?"

Anita dan Dio menghela nafas panjang.

"Loh kenapa kalian?"

"gak apa-apa ma. Tadi kami kira?"

"Kalian kira apa?setan?"

"soalnya tadi? ada keraguan bercerita ke mama."

"emang dasar kebangetan kalian,takut boleh. Tapi jangan berlebihan,jadinya kayak gini kan. Kalian lagi berbarengan begini aja masih takut."

"maaf ma,tapi tadi."

suara Dio terhenti karena Anita langsung menghentikannya dan memotong pembicaraan.

"ma,aku laper nih. ada makanan gak?"

"pesan dulu aja pakai aplikasi gih,mama masih belum sempat masak. Sekalian pesanin buat mama sama ayah."

"iya ma."

"oh iya,hampir lupa. Tadi adik kamu nangis kenapa?"

Anita dan Dio saling berpandangan.

"gak apa-apa ma. Tadi ada kecoa ma."jawab Dio asal.

"Tadi kakak nakal."

"Aduuuuuuh Nisa pakai bersuara."dalam hati Anita.

"Loh kenapa kakak?kakak siapa?"

"kak Dio ma."

"Dio!!"

"bukan gitu ma,tadi sebenarnya?kak cerita aja ya sama mama."

Dio meminta izin Anita untuk bercerita pada mamanya. Apa yang sebenarnya terjadi.

"iya cerita aja."

"ada apa sih?"

"jadi gini ma..." Dio pun menceritakan kejadian yang baru saja terjadi dan sebab adiknya nangis sesegukan.

Mamanya hanya mengangguk dan menenangkan Nisa yang masih sesegukan.

"Nisa sayang,Nisa anak pintar kan?Nurut ya sama kak Anita dan Kak Dio,Nisa gak boleh nurut kakak-kakak yang lain selain kak Anita dan kak Dio. Nisa bisa?"

"iya ma."

"pintar,ya udah mama lanjut lagi ya bebenah. Jangan lupa pesan makanannya."

"iya ma."

Terpopuler

Comments

anak_ultramen

anak_ultramen

agak merinding thor tapi lanjutkan

2023-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!