Pencarian Nisa

Setelah beberapa jam, ayah sampai di rumah. Pintu tidak ditutup sama mama, karena habis mencari Nisa. Ayah melihat keadaan rumah yang sudah berantakan, entah apa yang terjadi di rumah. Ayah langsung menghampiri mama yang masih nangis sesenggukan.

"Apa yang sebenarnya terjadi ma?"

"Nisa yah,Nisa."

Dengan suara sesenggukan, mama berusaha untuk menceritakan kejadian tadi. Ayah hanya terduduk lemas, kemana anakku di bawa? Akhirnya ayahya mencoba menelpon seseorang yang waktu itu di temuinya di rumah sakit.

[Hallo,assalamu'alaikum]

[Wa'alaikumsalam,siapa ya?]

[Ini saya Pak Burhan yang waktu itu di rumah sakit.]

[Oh iya pak,ada yang bisa saya bantu pak?]

[Iya pak, anak saya hilang.]

[Hilang gimana maksudnya pak?]

[Nanti saya ceritakan pak.]

[Baiklah,saya segera ke sana.]

[Terimakasih pak,saya tunggu ya pak. Hati-hati di jalan pak.]

[Iya pak, sama-sama pak]

Tanpa pikir panjang, bapak itu langsung jalan. Hatinya terus berdzikir dan berusaha tenang, beliau sadar apa yang dihadapinya bukan makhluk sembarangan. Beliau tetap yakin kekuatan Allah lebih besar. Tidak memerlukan waktu lama, bapak itu telah sampai. Ayah segera bergegas membukakan pintu gerbang.

"Silahkan masuk pak."

"Iya terimakasih."

Sebut saja pak Baskoro, seperti biasa pak Baskoro berdiam diri sebelum memasuki pelataran. Ayah yang sudah mengerti hanya diam saja. Hanya hitungan menit, pak Baskoro akhirnya melangkah menuju pintu masuk.

"Assalamu'alaikum."Ucapnya ketika memasuki pintu masuk .

"Wa'alaikumsalam."Ucap mama,Anita dan Dio berbarengan.

"Silahkan masuk pak."Ucap mama.

"Iya, terimakasih bu."

"Silahkan duduk pak."ayah mempersilahkan.

Pak Baskoro akhirnya duduk dan membuka pembicaraannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi bu?"

"Panjang ceritanya pak,sampai barang-barang terlempar begitu saja."

"Hmmm,lalu?"

"Disitulah anak saya hilang pak. Entah dimana dia,kami sudah mencarinya tapi gak ketemu pak."

Pak Baskoro terdiam sejenak, beliau mulai peraga Sukma. Beliau melihat banyak makhluk di depannya, di samping kanan kirinya, di belakangnya, dan di atasnya. Bermacam-macam bentuk makhluk ada di rumah itu. Dilihatnya sekeliling, namun tak dijumpainya. Pak Baskoro mulai berkeliling rumah untuk mencari Nisa. setelah sampai di kamar mama dan ayah, pada sekarang melihat perempuan duduk di kursi sambil memangku anak kecil. Ya anak itu adalah Nisa.

"assalamu'alaikum."Ucap pak Baskoro.

Namun tidak ada jawaban, hanya suara eraman yang sangat mengerikan, sambil menengok perlahan ke arah pak Baskoro.

"Jangan mencampuri urusanku!"

"Lepaskan anak itu, anak itu tidak bersalah."

"Diam kau manusia sok suci."

"Baiklah kalau kau tidak mau memberikan anak itu. Aku akan memaksanya."

"Hehhh,bisa apa kau?"

Pak Baskoro mulai membaca doa dan zikir dengan tasbihnya.

"Allahuakbar!!"sambil melempar tasbih ke arah wanita itu.

"Aaaaaaaaa, beraninya kau."

"Cepat lepaskan anak itu,atau aku akan membakarmu dengan ayat-ayat Allah."

"Manusia sok suci sepertimu adalah orang munafik."

Tanpa pikir panjang, pak Baskoro memulai doa dan dzikirnya lagi. Kali ini tidak ada ampun untuk makhluk itu.

"Allahuakbar!!"

"Aaaaaaaaaa,panaaaaaas. Awas kau makhluk Allah, akan ada lagi yang melawanmu lebih dari aku."

Akhirnya makhluk itu menghilang, digendongnya Nisa yang terjatuh di lantai. Lalu pak Baskoro mengangkat Nisa ke tempat tidur. pak Baskoro pun akhirnya sadar.

"Bagaimana pak dengan anak saya?"

"Alhamdulillah, semua atas kehendaknya. Anak bapak sudah ada di kamar.”

Tanpa pikir panjang, mama langsung berlari menuju kamar.

"Nisa anakku."

Mama langsung memeluk Nisa yang sedang terbaring di tempat tidur. Nisa pun akhirnya tersadar, dia bingung melihat mamanya yang sedang menangis.

"Mama kenapa?"

"Mama tidak apa-apa nak."

"Ma, tadi Nisa mimpi seram banget ma."

"Gak apa-apa nak,itu hanya mimpi."

Ayah, Pak Baskoro, Anita dan Dio hanya melihat di pinggir tempat tidur. Nisa melihat sekeliling kamarnya, matanya tertuju pada Pak Baskoro.

"Itu dia ma yang tadi menolongku."

"Hay Nisa."

"Hay."

Nisa anak yang terbilang cerdas,dia sudah sangat lancar berbicara.

"Nisa harus selalu di dekat mama ya, Nisa harus nurut kata Mama,Ayah,Kak Anita dan Kak Dio."

"Iya ma."

Akhirnya Ayah dan pak Baskoro kembali ke ruang tamu.

"Pak, makhluk yang tadi membawa Nisa sudah saya musnahkan atas izin Allah. Tapi?"pak Baskoro seperti memikirkan sesuatu.

"Tapi apa pak?"

"Tapi bukan berarti makhluk lainnya tidak bisa membawa Nisa, saya sarankan untuk terus memutar murottal Quran di dalam kamar."

"Baik pak, terimakasih banyak atas bantuannya pak."

"Iya sama-sama."

"Silahkan pak diminum."

"Oh iya."

Baru saja suasana tenang, tiba-tiba Anita menjerit-jerit. Mama langsung berlari kearah ruang tamu sambil menggendong Nisa. Sedangkan Dio memegangi Anita yang kali ini semakin kuat tenaganya.

"Ayah!!"

"Ada apa ma?"

"Anita kerasukan."Mama berbicara dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Apa!! bagaimana ini Pak Baskoro?"

"Tenang pak tenang,tetap berdo'a."

Akhirnya Ayah, Pak Baskoro dan berlari menuju kamar. Dilihatnya ya Dio yang sudah kewalahan memegangi Anita. Pak Baskoro langsung bertanya,siapa dan apa tujuannya. Makhluk itu hanya menyeringai dengan mata yang melotot.

Pak Baskoro semakin geram dan mulai mengeluarkan tasbihnya. Ketika sudah melempar tasbihnya, seketika itu juga Anita terbangun.

"Aduuuuh."Ucap Anita.

"Maaf dek,bapak tadi mau mengusir makhluk yang ada di dalam tubuhmu."

"Tadi aku kenapa?"

"Kamu tadi kerasukan Anita." Ucap mama.

"Hah? Kerasukan?"

"Iya kak, tiba-tiba kakak ngamuk."

"Kok bisa sih?duh badan aku pada sakit semua."

"Iyalah,tadi aku pegang kencang. Kalau gak,bisa terlempar."

"Ya ampun kasihan adikku yang satu ini."sambil mengusap kepala adiknya.

"Ih kakak, apaan sih."

Semua tertawa terbahak-bahak.

"Kamu diusap kakak sendiri protes."Ucap mama.

"Aku gak suka ma."

Semua kembali tertawa melihat kelakuan Anita Dan Dio. Nisa yang sedang digendong Mama ikut tertawa geli. Padahal dia tidak tahu apa yang sedang ditertawakan.

"Ya sudah pak,kalau gitu saya pamit pulang."

"Tidak menunggu sebentar lagi Pak? Saya takut ada kejadian lagi."

"Hmmm baiklah, saya akan menunggu lagi beberapa menit."

"Terimakasih pak, saya tidak tahu apa yang akan terjadi kalau tidak ada bapak."

"Ah tidak usah berlebihan pak, semua yang saya lakukan atas kehendak Allah. Dialah yang maha berkuasa."

"Iya pak,semua atas izin Allah melalui perantara bapak untuk menolong keluarga saya."

Pak Baskoro hanya tersenyum mendengarnya sambil berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Ayah bicara berbisik kepada Mama untuk memesan makanan lewat online. Pak Baskoro tidak pernah mau dibayar, mangkanya ayah mengajak untuk makan bersama sebagai ucapan terima kasih karena sudah banyak membantu keluarganya. Entah apa yang terjadi jika beliau tidak datang menolong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!