"Dasar bodoh, tidak berguna."
Bug...
Seorang pria dengan tatapan dingin menendang anak buahnya sekuat tenaga. Pria berpakaian hitam itu sontak tersungkur di tanah.
Ya, pria dingin itu adalah Luis, pria yang kemarin datang ke rumah Martin untuk melamar Moana.
Sepertinya penolakan Moana kemarin membuat Luis marah dan merasa sangat terhina, terlebih setelah mendengar informasi dari anak buahnya yang baru saja memata-matai pergerakan gadis itu.
Pria yang masih tergeletak di tanah itu baru saja mengatakan bahwa Moana terlihat di restoran bersama Mike. Keduanya tidak seperti kakak adik melainkan sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta.
Tentu saja penuturan pria itu membuat Luis sangat murka. Dia yang sudah lama mengincar Moana malah ditolak hanya karena hubungan terlarang gadis itu bersama Mike.
Ya, yang dunia tau Mike adalah putra sulung Martin Jayanegara sedangkan Moana merupakan putri bungsunya. Hubungan mereka tentu saja terasa janggal di mata Luis.
"Apa kau sangat yakin dengan apa yang kau lihat?" tanya Luis mengepalkan tinju.
"Saya sangat yakin, Tuan. Hubungan mereka tidak biasa, mana ada seorang kakak menggenggam tangan adiknya terus menerus? Lagian aku juga melihat mereka berpelukan, bahkan-"
"Tidak perlu diteruskan!" Luis meninggalkan tempat itu dengan amarah yang memuncak, dia merogoh kantong celana sembari menuju sebuah mobil yang terparkir di depan klub malam.
Setelah duduk di bangku belakang, Luis menyuruh sopirnya melajukan kendaraan itu menuju sebuah tempat. Dia menyalakan ponsel dan menghubungi seseorang.
Selang beberapa menit, mobil itu berhenti di pinggir jalan. Seorang pria sudah menunggu dengan pakaian serba hitam, wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup topi dan kacamata berwarna hitam pula.
"Bagaimana? Apa ada informasi terbaru?" tanya Luis tanpa turun dari mobil, dia berbicara melalui kaca mobil yang terbuka.
"Mike bukan anak kandung Martin Jayanegara, dia hanya anak angkat yang dipungut sejak berusia tujuh tahun. Mike dan Moana akan segera menikah, tapi sebelum itu Mike harus mendapatkan perawatan di luar negeri. Dia menderita penyakit jantung akut, Martin sudah berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung di sana. Mike masih bisa sembuh, setidaknya beberapa bulan ke depan, setelah itu Mike dan Moana akan menggelar pernikahan mewah di kota ini." terang pria misterius itu.
Luis diam sejenak, namun tidak lama kemudian dia tiba-tiba tersenyum dan menghela nafas panjang. "Ada yang lain?"
"Tidak, untuk sementara hanya informasi itu yang bisa saya dapatkan." jawab pria itu.
"Lanjutkan tugasmu, informasi sekecil apapun sangat berguna bagiku. Mereka tidak boleh bahagia apalagi sampai menikah, Moana hanya akan menjadi milikku."
Luis menutup kaca mobil dan meminta sopir melanjutkan perjalanan.
Di mata Luis, Mike merupakan musuh bebuyutan yang sudah sejak lama dia benci. Dia tidak suka pada Mike karena selalu saja menjadi yang terbaik di atas dirinya.
Kini kebencian Luis terhadap Mike semakin menjadi-jadi, terlebih setelah tau bahwa Mike lah pria yang dimaksud Moana akan menikahinya.
Kali ini Luis tidak peduli lagi pada Moana, dia hanya ingin menghancurkan Mike dan gadis itu karena sudah berani menolak lamarannya.
Luis merasa sangat terhina karena selama ini tidak ada seorangpun yang berani menolak keinginannya, bahkan para wanita di luar sana rela mengantri dan berbondong-bondong untuk mendapatkan cintanya.
Bisa-bisanya Moana menolaknya, dia merasa tidak ada yang kurang dengan dirinya. Dia tampan, kaya dan memiliki segalanya. Itulah yang membuat Luis sakit hati pada Moana.
****************
Tidak terasa malam pergi begitu cepat, kokok ayam menyanyi merdu seiring fajar yang mulai menyingsing.
Di ranjang, Moana menggeliat dan mengendus leher Mike, kelopak matanya sedikit bergerak namun sangat berat untuk dibuka.
"Sudah bangun?" desis Mike sembari mengusap lengan Moana yang masih berada di dalam dekapannya.
"Belum," gumam Moana mempererat pelukannya.
"Haha... Belum bangun tapi malah menyahut," Mike tertawa kecil dan mengacak rambut Moana gemas.
"Aku lelah Mike, tubuhku rasanya sakit semua. Kau jahat, pinggangku bak patah dua karena ulahmu." rengek Moana dengan manja.
"Loh, kok jahat sih. Bukankah kau juga suka?" Mike mengerutkan kening.
"Suka sih suka, tapi tidak harus tiga kali juga. Sampai detik ini lututku masih terasa goyah, anuku juga perih." rungut Moana menenggelamkan wajahnya di leher Mike.
"Hehehe... Anu apa?" Mike terkekeh menggoda Moana.
"Jangan pura-pura bodoh!" ketus Moana kesal.
"Hahaha... Aku memang bodoh jika sudah berhadapan denganmu." Mike tertawa geli dan mengecup pucuk kepala Moana dengan sayang. "Maafin aku ya, aku hanya ingin menikmati sisa waktuku yang singkat ini, aku ingin kamu mengenang saat-saat ini di memorimu."
"Mike, bicara apa kau? Jangan menakuti ku, kau berbicara seolah-olah akan pergi untuk selamanya." sergah Moana sembari menjauhkan diri dan memberikan punggungnya pada Mike. Dia tidak suka mendengar Mike berkata seperti itu.
"Tidak sayang, bukan begitu maksudku."
Mike beringsut dan memeluk Moana dari belakang. "Ingat, aku hanya pergi berobat. Setelah semuanya membaik, aku akan segera kembali. Kita akan menikah di depan semua orang dan aku akan memperkenalkan mu sebagai wanita teristimewa di hidupku. Kita akan bahagia, aku ingin menghabiskan sisa umurku bersamamu dan anak-anak kita kelak. Kita akan menciptakan dunia kita sendiri."
"Mike, aku ikut ya." pinta Moana dengan mata berkaca.
"Jangan sayang, kalau kau ikut, tidak ada yang akan menemani Ayah, lagian sebentar lagi kau akan wisuda." terang Mike.
Moana langsung berbalik dan masuk ke dalam dekapan Mike. "Aku akan sangat merindukanmu."
"Hmm... Aku juga," Mike mengusap kepala Moana dan mencium keningnya lama.
Sebenarnya Mike juga berat untuk pergi, tapi inilah syarat yang harus dia penuhi agar dapat menikahi Moana.
Puas memeluk sang istri tercinta, Mike kemudian beringsut dan turun dari ranjang. Dia menggendong Moana dan membawanya ke kamar mandi.
"Mike..." pekik Moana terkejut.
"Astaga, cempreng banget sih suaranya." seloroh Mike mengernyit.
"Lagian kau, bikin kaget saja." Moana mengalungkan tangan di tengkuk Mike.
"Panggil sayang kek, apa kek. Masa' manggil suami kau kau terus, dosa tau." keluh Mike membuang muka, lalu memasukkan Moana ke dalam bathtub dan menyalakan kran.
"Gak lucu ih, masa' manggil sayang? Pasti terdengar aneh."
Mike tersenyum getir. Bodohnya dia mengharapkan lebih dari Moana, begini saja sudah merupakan keajaiban baginya.
Mike masuk ke dalam bathtub dan membantu Moana mengusap badan dengan body wash, memakai shampoo dan membilas tubuh istrinya itu hingga bersih lalu mengambil handuk dan membungkus tubuh Moana.
"Duluan saja, aku mandi dulu." kembali Mike masuk ke dalam bathtub dan memilih berendam untuk sejenak. Moana pun keluar lebih dulu dan lekas mengenakan pakaian.
Mike memicingkan mata dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Detak jantungnya tiba-tiba terpompa deras hingga menimbulkan rasa sakit yang cukup menyiksa.
Ya, Mike sebenarnya tidak boleh berpikir keras. Tapi pada kenyataannya dia selalu saja memikirkan Moana tanpa peduli pada kondisi jantungnya yang lemah.
Mike cepat-cepat menyelesaikan ritual mandinya dan bergegas meninggalkan kamar mandi.
Dengan tubuh yang hanya dibalut handuk, Mike keluar dari kamar dan turun ke bawah. Mike harus mengisi perut dan lekas meminum obat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments