Sembari menunggu malam tiba, Mike mengajak Moana jalan-jalan sebelum memutuskan pulang ke villa. Masih ada waktu sebelum Mike memberikan kejutan pada calon istrinya itu.
Hari ini Mike menjadikan Moana seperti seorang ratu. Mike mengikuti apapun yang diinginkan Moana bahkan membelikan apa saja yang diinginkan Moana saat keduanya memasuki sebuah mall.
Usai jalan-jalan dan berbelanja, Moana mengajak Mike makan di sebuah restoran. Mike lagi-lagi menuruti keinginan Moana dan membiarkan adiknya itu memesan apa saja yang dia inginkan.
Bagi seorang Mike, uang tidaklah masalah. Dia bahkan bisa membeli kota ini jika Moana memintanya.
Akan tetapi, bukan itu yang jadi permasalahannya, Mike hanya ingin menciptakan momen indah sebelum berangkat untuk melakukan pengobatan. Mike ingin Moana mengingat hari ini dan menyimpannya di memori.
Usai mengisi perut, Moana mengajak Mike pulang ke villa. Kebetulan hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Moana merasa gerah, dia ingin berendam dan tidur sepuasnya.
Setelah Mike membayar tagihan, keduanya meninggalkan restoran dan masuk ke dalam mobil. Tanpa mereka sadari, ternyata ada sepasang mata yang tengah mengintai dari kejauhan.
Usai menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, akhirnya mobil Mike tiba juga di pekarangan villa. Mike tersenyum melihat Moana yang tertidur lelap di bahunya.
"Bangun, sayang. Kita sudah sampai," ucap Mike mengelus lembut pipi Moana. Ingin sekali Mike melahap bibir Moana yang nampak sangat menggoda.
"Mike, biarkan aku tidur sejenak. Mataku rasanya berat sekali." gumam Moana, dia malah memeluk lengan Mike semakin erat.
"Tidurnya dilanjutkan di dalam saja. Ayo, cepat buka matanya!" desak Mike mencubit gemas pipi Moana.
Mau tidak mau, Moana terpaksa membuka mata meski rasanya sangat sulit. Mike mendorong pintu mobil setelah Moana melepaskan lengannya.
Mike segera mengitari mobil setelah turun lalu membukakan pintu untuk adik kesayangannya.
"Gendong," pinta Moana mengulurkan kedua tangan ke arah Mike yang berdiri di pintu.
"Jangan manja, sayang! Di dalam ada orang, gendongnya nanti saja di kamar." geram Mike.
Bukan bermaksud menolak, tapi Mike tidak mungkin menggendong Moana mengingat di dalam villa sudah ada penghulu dan dua orang saksi.
Ya, Mike ternyata sudah merencanakan ini dari siang tadi. Mike sengaja menelepon Yudi dan menyuruhnya menyiapkan sebuah pernikahan kecil. Hanya ada penghulu dan saksi.
Mike merasa berdosa atas apa yang terjadi pagi tadi. Andai dia tau bahwa Martin akan merestui mereka, Mike tidak akan pernah mengambil kesucian Moana tanpa ikatan yang sah.
Akan tetapi, menyesal sudah tidak ada gunanya lagi. Mike hanya ingin memperbaiki kesalahan, menikahi Moana secara siri tidak terlalu buruk. Mike akan meresmikan dan mengumumkan pernikahannya saat kembali dari USA nanti.
Mike kemudian menggenggam tangan Moana, keduanya memasuki villa melalui pintu samping dan langsung menuju kamar yang ada di lantai dua.
"Mike..." Moana tercengang mendapati kamar yang sudah dihias layaknya kamar pengantin.
Moana mengerutkan kening, dia bingung sembari garuk-garuk kepala. "Apa ini, Mike?"
"Seperti yang kau lihat," jawab Mike enteng lalu memasuki kamar mandi dan lekas membersihkan diri. Sedangkan Moana masih mematung mematut setiap sudut kamar.
Beberapa menit berselang, Mike keluar dengan tubuh yang lebih segar dan hanya berbalut handuk. "Mandilah, kita harus segera turun untuk melaksanakan ijab!" kata Mike, lalu membuka pintu lemari dan mengeluarkan sebuah kebaya.
Mike menaruh kebaya itu di atas kasur lalu dengan cepat mengenakan pakaian.
"Mike, apa kita akan menikah malam ini?" tanya Moana menatap lekat kebaya putih yang cukup mewah itu.
"Iya, aku tidak ingin berbuat dosa lagi. Lebih baik kita sahkan saja hubungan ini!" jawab Mike yang terus saja menyibukkan diri merapikan pakaiannya.
"Tapi, Mike-"
Mike memutar leher ke arah Moana. "Ayah sudah merestui hubungan kita. Tapi sebelum menikah, Ayah memintaku untuk berobat terlebih dahulu. Aku menyetujuinya, dua hari lagi aku akan berangkat ke USA. Aku ingin menghabiskan waktu yang tersisa bersamamu sebagai istriku."
"USA?" Moana membulatkan mata lebar-lebar.
"Ya, tidak akan lama. Aku janji akan pulang secepatnya." jawab Mike.
"Tapi USA itu jauh Mike, aku-"
Mike menghampiri Moana dan menariknya ke pelukannya. "Percaya padaku, aku janji akan segera pulang setelah penyakit ini lenyap dari tubuhku. Aku melakukan ini demi kebaikan kita, aku tidak ingin membebanimu dengan penyakitku, aku ingin sembuh, aku yang akan menjagamu bukan sebaliknya."
"Tapi itu membutuhkan waktu yang lama, Mike." keluh Moana dengan berat hati.
"Aku bahkan sanggup menunggumu selama bertahun-tahun, apa kau tidak bisa melakukan hal yang sama denganku? Hanya satu atau dua bulan, sayang." bujuk Mike.
"Tetap saja itu lama bagiku." Moana mencebik lalu menjauhkan diri dari Mike, dia memasuki kamar mandi dan lekas membersihkan diri.
Sekitar sepuluh menit berlalu, Moana keluar dengan tubuh hanya berbalut handuk. Mike menatapnya dengan intim, rasanya Mike ingin menerkam Moana sekarang juga tanpa peduli pada orang-orang yang tengah menunggunya di bawah.
Moana berjalan menuju meja rias dan memoles wajahnya dengan sedikit makeup. Setelah itu mengambil kebaya dan mengenakannya tanpa peduli pada Mike yang masih menatapnya lekat.
Setelah memastikan calon istrinya terlihat cantik, Mike mendekat dan memeluk Moana dari belakang. "Tidak boleh cemberut, calon pengantin harus tersenyum. Ingat, ini adalah awal dari hubungan kita." bisik Mike di telinga Moana lalu mengecupnya lembut.
"Aku hanya takut kau tidak akan kembali." gumam Moana lirih.
"Tidak sayang, aku pasti kembali. Kau tau sendiri betapa inginnya aku memilikimu, kita akan bersama sampai menua. Percaya padaku!"
Moana berbalik dan memeluk tengkuk Mike erat. Mike membalas pelukan Moana sembari mengusap punggungnya. "Sudah, tidak boleh bersedih, nanti makeup nya luntur." seloroh Mike tertawa kecil. Moana tiba-tiba tersenyum dan mengecup bibir Mike.
Moana tidak tau bagaimana perasaannya terhadap Mike, yang dia tau dia nyaman berada di sisi Mike dan takut kehilangannya.
Moana tidak mengerti dengan apa yang dinamakan cinta. Baginya dicintai lebih berarti dari pada mencintai, pria yang mencintai tidak akan mungkin menyakiti wanita yang dia cintai.
"Apa kita bisa turun sekarang? Kasihan penghulunya sudah lama menunggu." ujar Mike sembari mengelus pipi Moana lembut.
"Hmm..." angguk Moana mengukir senyum, Mike yang gemas langsung menyambar bibir sang adik dan menggigitnya.
"Aaaw... Sakit, Mike." keluh Moana menyentuh permukaan bibirnya.
"Bibirmu terlalu seksi, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mencicipinya, manis sekali." ucap Mike dengan tatapan mesum, bahkan sebelah matanya mengedip menggoda Moana.
"Gombal," Moana tersenyum sinis dengan sebelah bibir terangkat.
"Hihihi... Ayo, aku sudah tidak sabar ingin membantingmu di ranjang itu. Huft..." Mike menghela nafas panjang dan membuangnya kasar.
Dia menggenggam tangan Moana erat dan membawanya menuju lantai satu, tepat dimana seorang penghulu dan dua saksi sudah menunggu, ditambah pekerja villa yang akan menyaksikan acara sakral itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments