Mike dan Moana keluar dari kamar masing-masing setelah membersihkan diri dari sisa pergulatan yang terjadi.
Saat menuju ruang makan, Moana berjalan sedikit mengangkang menahan rasa sakit yang sangat menyiksa diantara kedua pahanya.
Moana tidak menyangka sakitnya akan berlanjut selama ini. Dia pikir setelah berendam dengan air hangat dan membersihkan diri, rasa sakit itu akan hilang, nyatanya tidak sama sekali.
Beruntung tidak ada yang melihatnya berjalan seperti itu. Dia takut orang-orang rumah curiga atas apa yang sudah dia lakukan bersama sang kakak.
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Mike mengerutkan kening saat berpapasan dengan Moana di bawah tangga.
"Kamu nanya?" kesal Moana dengan tatapan menakutkan.
"Hehehe... Dasar bocil, pakai acara ngikutin yang lagi viral segala, basi tau." seloroh Mike tertawa cekikikan.
"Tertawa saja terus, bila perlu jangan berhenti sampai besok pagi." Moana membuang muka dan melanjutkan langkahnya menuju meja makan. Mike mengernyit saat menyadari langkah Moana yang terlihat sumbang.
Setibanya di meja makan, Moana duduk dan segera mengambil makanan. Perutnya sangat lapar setelah berduel dengan Mike di ranjang tadi.
"Apa masih sakit?" tanya Mike sembari menarik kursi yang ada di sisi kanan Moana.
"Kenapa masih bertanya?" ketus Moana tanpa menoleh, dia mengunyah makanan dengan cepat karena merasa Mike tidak peduli padanya. Padahal semua ini ulah junior Mike yang terlalu besar dan kuat.
"Moa, kenapa jadi marah-marah terus sih? Tau gini, aku tidak akan pernah melakukannya." keluh Mike, kemudian mengambil makanan dan mengisi perutnya yang sudah keroncongan.
Hening
Baik Mike maupun Moana tidak lagi saling bicara, keduanya hanya fokus pada makanan yang ada di piring masing-masing.
Setelah menghabiskan makanannya, Moana meninggalkan meja makan terlebih dahulu. Hal itu membuat Mike menggaruk kepala yang tidak gatal.
Mike bingung melihat sikap Moana yang berubah begitu tiba-tiba. Mike merasa tidak melakukan kesalahan selain menyatukan diri karena permintaan Moana sendiri.
Lalu apa yang membuat Moana berubah padanya? Apa Moana menyesal melakukan itu dengannya?
Mike kemudian menyudahi makannya. Setelah menyeruput segelas air putih, dia bangkit dan melangkah meninggalkan ruang makan.
Mike menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamar Moana. Tanpa mengetuk, Mike langsung saja mendorong pintu dan masuk tanpa permisi.
Seketika seringai tipis melengkung di sudut bibir Mike mendapati Moana yang tengah termenung mematut dirinya di depan cermin.
Mike lantas menghampiri Moana dan memeluknya dari belakang. "Sudah, jangan marah lagi!" desis Mike di telinga Moana.
Moana mengerjap saat menyadari kedatangan Mike, dia memutar leher hingga membuat bibir mereka saling menyentuh. Mike memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, dia melu*mat bibir Moana yang menjadi candu baginya.
Sesaat setelah Mike melepaskan bibirnya, Moana mengerucutkan bibir dan membuang pandangannya ke arah lain.
Mike tidak diam saja, dia melepaskan pelukannya dan melangkah sedikit ke depan lalu menekuk kaki di lantai tepat di hadapan Moana.
Mike meraih tangan Moana dan menciumnya dengan sayang lalu merebahkan kepalanya di paha sang adik. "Sepertinya waktuku tidak akan lama lagi, aku bisa mati jika melihatmu seperti ini."
Teg...
"Aduh..."
Moana menyentil telinga Mike, dia marah karena tidak suka mendengar kata-kata itu.
"Ingat, kata-kata itu adalah doa. Apa kau mau mati secepat ini?" sergah Moana dengan tatapan tajam menakutkan.
"Tidak, aku ingin hidup lebih lama bersama gadis manja yang ada di depanku." geleng Mike di paha Moana seperti anak kucing yang ingin dimanja.
Moana terkekeh dan mengacak rambut Mike gemas. "Ayo, bangunlah!"
"Tidak mau, aku ingin seperti ini saja. Posisi ini membuatku sangat nyaman." tolak Mike, dia merasa seperti menemukan sesuatu yang selama ini hilang dari hidupnya.
"Berjanjilah padaku untuk selalu tersenyum, aku ingin melihat Moana yang ceria seperti dulu. Moana yang selalu menyusahkanku saat melakukan kesalahan, aku merindukan saat-saat seperti itu." imbuh Mike mendongakkan kepala, tatapannya nampak sendu.
"Hehehe... Kau masih mengingatnya?" tanya Moana terkekeh.
"Hmm... Aku ingat semuanya, aku tidak akan pernah melupakan kenakalan mu yang selalu menyudutkan ku." angguk Mike mengukir senyum.
"Hihihi... Maafkan aku ya, aku terlalu sering membuatmu menderita." Moana mengelus pipi Mike dan membungkuk mencium keningnya.
"Tidak masalah, jangankan kena hukum, aku bahkan rela mati untukmu." ujar Mike.
"Sssttt... Jangan membicarakan kematian terus! Aku tidak suka." keluh Moana.
"Kenapa? Apa kau takut kehilanganku?" tanya Mike mengerutkan kening.
"Mmm... Pikir saja sendiri!" jawab Moana mengulum senyum.
"Aku tidak bisa memikirkannya, aku hanya butuh pengakuan." desak Mike.
"Dasar bodoh! Setelah apa yang kita lakukan di kamarmu tadi, apa kau pikir aku rela kehilanganmu?" cetus Moana.
"Entahlah, aku tidak tau." geleng Mike.
Teg...
Moana kembali menyentil telinga Mike saking kesalnya.
"Aawh... Sakit, sayang." rintih Mike sembari mengusap telinganya.
Moana tiba-tiba melongo saat mendengar kata yang keluar dari mulut Mike. "Coba katakan sekali lagi!" pinta Moana yang ingin mendengarnya lagi.
"Katakan apa?" tanya Mike menyipitkan mata.
"Mike, tolong jangan bercanda!" keluh Moana merungut kesal.
"Siapa yang bercanda? Aku serius, Moa." sahut Mike.
"Ya sudah, terserah kau saja." Moana memalingkan wajahnya ke arah lain, dia malas melihat muka Mike yang menjengkelkan.
"Loh, kok malah buang muka begitu?" Mike menghela nafas berat dan membuangnya kasar.
Moana tidak menjawab, dia hanya diam memendam rasa kesal di hatinya.
Mike kemudian bangkit dari posisinya lalu mengangkat Moana hingga berdiri sejajar dengannya. "Sudah, jangan marah lagi sayang!" ucap Mike seraya mendekap erat Moana di dadanya.
"Sekali lagi!" pinta Moana yang belum puas mendengar kata itu.
"Sayang, jangan marah lagi ya! Tolong maafkan kakakmu yang bodoh ini!" ulang Mike sesuai permintaan Moana.
Moana seketika tersenyum lebar dan memeluk Mike sangat erat. Mike terkekeh melihat kelakuan manja Moana yang tak pernah hilang sampai detik ini.
Itulah yang selama ini membuat Mike bertahan memendam perasaannya, Mike tau Moana akan semakin manja saat bersama laki-laki yang dia sukai.
Bicara tentang suka, Mike tiba-tiba terdiam sembari membelai rambut Moana.
Apa Moana menyukainya? Atau apakah Moana juga mencintainya?
"Moa..." desis Mike di telinga Moana.
"Hmm..." gumam Moana di dada Mike.
"Boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Mike.
"Boleh, tanya apa?" jawab Moana dengan pertanyaan pula.
"Bagaimana perasaanmu terhadapku? Apa yang membuatmu rela menyerahkan segalanya padaku?" tanya Mike ingin tau.
"Entahlah, aku juga tidak tau." Moana mengangkat bahu. "Memangnya kenapa?" imbuhnya.
"Tidak apa-apa, cuma nanya saja." Mike tidak lagi melanjutkan pertanyaannya, dia tau bahwa Moana tidak mencintainya, Mike pikir Moana memilihnya hanya sekedar merasa iba.
"Ya sudah, aku harus pergi sekarang, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan di kantor. Istirahatlah, kau mungkin masih lelah."
Mike mengecup pucuk kepala Moana dan melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju pintu kamar.
"Dari kantor pulang ke sini 'kan?" tanya Moana menghentikan langkah Mike di ambang pintu.
"Akan aku usahakan, tapi aku tidak bisa berjanji. Mungkin aku akan pulang ke villa, semua yang aku butuhkan ada di sana." jawab Mike lalu melanjutkan langkahnya hingga benar-benar menghilang dari pandangan Moana.
Moana bergeming saat Mike meninggalkannya. Entah kenapa Moana merasa tidak rela melepaskan Mike pergi dari sisinya.
"Mike, tunggu!"
Moana berhamburan mengejar Mike tanpa mempedulikan rasa sakit yang masih terasa di belahan pahanya.
Moana membuang diri ke pelukan Mike saat kakaknya itu hendak menuruni anak tangga. "Aku akan ke villa dan menunggumu di sana. Cepat kembali saat pekerjaanmu sudah selesai!"
"Hmm... Aku akan segera pulang, sekarang istirahat dulu, kumpulkan tenagamu untuk nanti malam!" bisik Mike tersenyum sumringah.
"Hah?" Moana melepaskan pelukannya sembari mengerjap dan membulatkan mata lebar-lebar.
"Jangan sok terkejut seperti itu! Siapa suruh memaksaku untuk melakukannya? Sekarang jangan salahkan aku jika memintanya setiap hari, kau terlalu enak, aku ingin memakan mu setiap saat." ucap Mike dengan tatapan mesum.
"Mike..." sergah Moana meninggikan suara.
"Hahaha... Santai sayang, kali ini tidak akan sakit. Aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku hingga pikiranmu hanya akan tertuju padaku." seloroh Mike mengulum senyum. Mike mengecup kening Moana lalu mengesap bibirnya dengan lembut.
"Aku pergi, ingat apa yang aku katakan tadi!"
Setelah mengatakan itu, Mike melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga. Dia merasa senang setelah berhasil mengobrak-abrik perasaan Moana.
"Hati-hati..."
Moana tiba-tiba merasa aneh melepas kepergian Mike. Dia tau Mike hanya akan ke kantor, tapi kenapa perasaannya seakan mengatakan sesuatu yang tidak bisa dia mengerti? Ada apa ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments