Di kantor, para petinggi perusahaan sudah berdatangan dan berkumpul di ruang rapat sesuai permintaan Mike.
Tidak hanya itu, Mike juga mengundang seorang pengacara langganannya untuk datang menghadiri rapat tersebut.
Sesampainya di kantor, Mike langsung masuk ke ruang rapat. Banyak hal yang harus dia bahas dengan petinggi perusahaan yang memiliki wewenang penuh selain dirinya.
Mike menunjuk Bryan yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, pria itu lah yang akan menggantikan posisinya sementara waktu karena mereka berdua yang membangun perusahaan itu hingga berkembang seperti saat ini.
Mike juga membuat kesepakatan tertulis dengan mereka semua. Jika sesuatu terjadi padanya, maka Moana lah yang akan menggantikan posisinya. Mike juga menyuruh pengacara membuat surat kuasa.
Bukan bermaksud pesimis, tapi Mike harus melakukan ini demi berjaga-jaga.
Tidak ada yang tau apakah pengobatan itu akan berhasil atau tidak, Mike hanya mengikuti kata hati agar Moana mendapatkan haknya sebagai seorang istri.
Kini ruang rapat sudah sepi dan hanya menyisakan Mike bersama Bryan saja. Mike masih ingin bicara dengan sahabatnya itu perihal Moana yang kini sudah menjadi istrinya.
"Aku memberimu tanggung jawab untuk menjaga Moana selama aku tidak ada. Aku percaya padamu dan aku harap kau bisa mengemban tanggung jawab ini dengan baik. Moana istriku, kau harus mengutamakan dia di atas kepentingan mu sendiri!" kata Mike.
"Tunggu sebentar! Bukankah Moana itu adikmu?" Bryan agak terkejut mendengar Mike mengatakan bahwa Moana adalah istrinya.
"Ya, dia memang adikku tapi sekarang dia sudah menjadi istriku." ucap Mike.
"Loh, bagaimana bisa?" Bryan masih tidak percaya dengan semua ini.
"Ya bisa lah, kami tidak memiliki hubungan darah. Lalu apa salahnya jika kami menikah?" jelas Mike.
"Ya ampun, jadi kalian-"
"Hmm... Aku rasa semuanya sudah jelas." potong Mike.
"Iya, aku mengerti." angguk Bryan.
"Satu lagi, jangan biarkan Luis mendekati Moana! Pria itu sepertinya memiliki maksud tersembunyi, aku tidak percaya padanya." imbuh Mike dengan penuh penekanan.
"Kenapa? Apa dia-"
"Dia mengincar Moana, kau tau sendiri 'kan bagaimana busuknya dia?" sela Mike.
"Iya iya, aku paham." angguk Bryan.
"Aku rasa semuanya sudah cukup, sekarang lanjutkan pekerjaanmu! Aku akan pulang, istriku sedang menunggu di villa." Mike bangkit dari duduknya.
"Idih, mentang-mentang pengantin baru." seloroh Bryan menahan tawa.
"Makanya nikah, biar tau rasanya punya istri!" ejek Mike kemudian berlalu pergi begitu saja.
Bryan hanya tersenyum dan garuk-garuk kepala. Boro-boro nikah, pacar saja dia tidak punya.
Di villa, Moana tengah mengemasi pakaian yang akan dibawa Mike esok hari. Tidak terasa air mata Moana tiba-tiba jatuh tanpa dia sadari.
Moana memang belum tau bagaimana perasaannya terhadap Mike, tapi dari lubuk hatinya yang terdalam, dia sangat takut berpisah dengan suaminya itu.
"Aku pulang," seru Mike sesaat setelah membuka pintu kamar.
Moana yang menyadari itu dengan cepat menyeka wajahnya, dia tidak ingin Mike melihatnya menangis.
Sayang Mike tidak sebodoh yang Moana pikirkan, Mike tau Moana tengah bersedih dan mencoba menyembunyikan kesedihannya.
Mike menghampiri Moana dan duduk di sampingnya. "Sudah beres?" tanya Mike seakan tidak tau apa-apa.
"Sudah," angguk Moana lalu menutup resleting koper.
Mike kemudian menarik Moana ke dalam dekapannya. "Mau makan di luar tidak? Jalan-jalan atau kemana gitu?" tawar Mike yang bermaksud menyenangkan hati Moana.
"Tidak mau," geleng Moana, lalu berpindah ke pangkuan Mike.
Moana duduk di atas paha Mike dan mengalungkan tangan di leher suaminya itu. Tatapan Moana nampak sendu, matanya berbinar seakan ingin menangis sekencangnya.
Mike yang menyadari itu langsung mendekap Moana ke pelukannya.
"Maafkan aku, Moa. Aku memang tidak berguna." lirih Mike menitikkan air mata. Bisa-bisanya dia membuat Moana menangis seperti ini.
"Tidak Mike, kamu tidak salah. Seharusnya aku yang lebih mengerti, aku terlalu egois." desis Alana menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku sayang kamu, Mike. Aku ikhlas melepasmu pergi, tapi berjanjilah untuk kembali dalam keadaan yang lebih baik. Aku akan menunggumu, kita akan bahagia sesuai keinginanmu." imbuh Alana, lalu menjauhkan diri dan mencium bibir Mike.
Mike terdiam beberapa saat, dia tidak menyangka Moana akan berucap seperti tadi.
"Moa, kamu-"
"Ya, aku sayang kamu." angguk Moana dan kembali mencium bibir Mike lalu mengesapnya seperti permen.
Mike tidak lantas diam saja, dia bangkit dari duduknya dan menggendong Moana ke kasur.
Keduanya hilang kesadaran dan saling berbagi kehangatan.
"Aku ingin, bawa aku terbang bersamamu!" pinta Moana sembari melepaskan jas yang melekat di tubuh Mike.
Mike tidak dapat menolak, dia pun mengangguk pelan dan mewujudkan keinginan Moana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments