Usai makan malam berlangsung, Martin berpindah ke ruang keluarga. Dia ingin membicarakan maksud ucapan Moana yang tadi sempat tertunda.
Moana dan Mike menyusul sang ayah bersamaan, keduanya duduk bersebelahan di hadapan Martin dengan wajah sedikit gugup.
Setelah berusaha mengatur nafas, Moana akhirnya membuka suara terlebih dahulu. "Ayah, aku ingin menikah dengan pria pilihanku."
Martin sontan terkekeh mendengar ucapan Moana itu. "Hahaha... Pria mana yang mau menikahi wanita manja sepertimu? Lamaran Luis saja sudah membuat Ayah sangat terkejut."
Moana menggertakkan gigi karena kesal mendengar celetukan sang ayah yang malah menertawakan dirinya.
"Moa, menikah itu tidak gampang. Kamu masih terlalu labil untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Ayah saja sudah kewalahan menghadapi sikapmu yang selalu kekanak-kanakan, bagaimana nanti dengan suamimu?" ucap Martin.
Moana diam sejenak menelaah kata-kata Martin barusan lalu kembali mengeluarkan suara. "Semua tergantung pria yang akan menikahi ku." mata Moana seketika tertuju pada Mike yang duduk di sampingnya, Mike hanya diam tanpa menoleh ke arah sang adik.
"Memangnya siapa pria itu? Apa dia tau bagaimana kelakuanmu? Tidak mudah menyatukan diri dengan pria yang belum memahamimu seutuhnya. Ingat, pernikahan bukanlah permainan!" terang Martin menasehati putrinya.
"Yang bilang main-main siapa, Yah? Aku serius, bahkan pria itu sudah sangat mengenal sikapku. Ayah juga tau bagaimana dia, dia sangat mencintaiku dan rela mengorbankan apa saja untukku. Aku sadar tidak bisa lepas darinya, aku ingin menghabiskan sisa umurku bersamanya." ungkap Moana.
"Siapa pria itu?" tanya Martin dengan tatapan mengintimidasi.
"Tanya saja sama putra kesayangan Ayah, dia lebih tau jawabannya." Moana melemparkan pertanyaan itu pada Mike, Mike sontak terkejut dengan rahang menggeram kuat.
"Mike, apa kamu mengenal pria itu?" tanya Martin mengalihkan pandangan ke arah sang putra.
"A-aku..." Mike terdiam sembari menelan liur dengan susah payah. Keningnya mengeluarkan keringat jagung dengan jantung terpompa kencang tak beraturan.
Mike bingung harus menjawab apa. Dia takut kebenaran akan membuat Martin marah pada mereka berdua.
"Mike, kenapa diam saja? Ayah bertanya padamu." sergah Moana meninggikan suara, dia mencubit paha Mike yang membuat pria itu meringis kesakitan, namun lidahnya masih kelu untuk berucap.
Bagaimana jika Martin tidak bisa menerima hubungan mereka? Mike tidak mau menyakiti hati pria yang sudah sangat berjasa di dalam hidupnya. Akan tetapi, Mike juga tidak mau kehilangan Moana.
"Mike, bicaralah!" desak Martin membuyarkan lamunan sang putra.
Mike mengerjap lalu mengusap wajahnya kasar. Sebelum mengatakan yang sebenarnya, dia pun menghela nafas dalam-dalam untuk menetralisir rasa takut di hatinya.
Kemudian Mike beranjak dari sofa, dia menekuk kaki di hadapan Martin dan menjatuhkan kepalanya di lutut sang ayah.
"Mike, apa yang kamu lakukan?" sergah Martin dengan suara meninggi. Dia mengangkat bahu Mike, namun putranya itu tidak mau bangun dari kakinya.
Mike menyentuh kedua lutut Martin dan mendongak dengan mata berkaca-kaca. "Maafkan Mike, Yah. Mike salah," ucap pria berusia dua puluh sembilan tahun itu.
"Apa yang kamu bicarakan? Ayah tidak mengerti," keluh Martin kebingungan.
Martin benar-benar tidak bisa memahami ini. Selama dua puluh satu tahun membesarkan Mike, tidak sekalipun putranya itu melakukan kesalahan padanya. Mike anak yang penurut, Mike tidak pernah berkata kasar apalagi melawannya. Di mata Martin, Mike anak yang baik dan menjadi kebanggaan dalam keluarga.
"Pria itu ada di hadapan Ayah, pria yang tengah berlutut di kaki Ayah." seketika air mata Mike jatuh tanpa dia sadari.
"Maafkan Mike, Yah. Mike sudah mengecewakan Ayah. Mike tidak bermaksud menjadi anak yang pembangkang, Mike tau jasa Ayah sangat besar. Karena Ayah Mike hidup, karena Ayah Mike bisa sukses seperti saat ini. Mike benar-benar minta maaf." imbuh Mike, dia beringsut ke belakang lalu menundukkan kepala di kaki Martin. Mike tidak sungkan mencium kaki sang ayah.
"Mike mencintai Moa, Yah. Mike sangat mencintai putri Ayah." ungkapnya berderai air mata.
Deg...
Martin tersentak kaget mendengar pengakuan Mike, matanya membola, dia tidak menyangka Mike menyimpan rasa itu pada Moana. Martin pikir Mike sudah menganggap Moana seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak tahan melihat Mike menjatuhkan harga diri di kaki sang ayah, Moana pun segera bangkit dari duduknya, dia menekuk kaki di samping Mike dan membantunya bangun. "Kak, cukup!"
Mike tidak lantas mengikuti seruan Moana, dia masih saja menempelkan kepalanya di kaki Martin.
Tiba-tiba deru nafas Mike terdengar tak beraturan, Moana terperanjat, namun Mike berusaha kuat agar tidak tumbang disaat-saat seperti ini.
"Kak..." Moana yang menyadari itu akhirnya memaksa Mike untuk bangun. Moana terhenyak di lantai dan memeluk Mike di dada.
"Cukup Kak, kau tidak salah. Ayo, ikuti aku!" Moana menghirup udara dalam-dalam lalu membuangnya perlahan, Mike pun mengikutinya dengan mata yang sudah memerah menahan sesak yang kian menyiksa.
Tentu saja Martin kehilangan akal melihat pemandangan mencengangkan itu. Dia tidak tau kenapa Mike sesak nafas begitu tiba-tiba.
"Moa, apa yang terjadi dengan Mike?" tanya Martin panik.
Moana tidak langsung menjawab, dia terus saja menuntun Mike agar kembali bernafas dengan normal.
Sesaat setelah jantung Mike stabil, Moana mendekapnya erat sembari mengusap kepala sang kakak perlahan.
"Kak Mike tidak baik-baik saja, Yah. Selama bertahun-tahun dia menyembunyikan penyakitnya dari kita, dia bahkan menyimpan perasaannya seorang diri. Aku pikir selama ini Kak Mike membenciku, tapi semua itu salah besar. Kak Mike mencintaiku terlalu dalam, dia menutup diri agar kita tidak khawatir padanya." Moana menitikkan air mata saat mengatakan itu, dia merasa Martin ikut bersalah akan hal ini.
Jika Martin tidak menyembunyikan kenyataan bahwa mereka bukanlah kakak adik, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Mike tidak perlu menanggung semuanya seorang diri.
"Tidak ada pria sehebat dirinya di dunia ini, hanya dia yang pantas untukku. Dia lah yang selalu menjagaku dengan caranya sendiri." imbuh Moana terisak, Martin hanya diam mendengarkan ucapan sang putri.
Moana teringat kala dirinya merusak laptop milik Martin. Pada saat itu Mike lah yang mengakui kesalahan yang tidak dia lakukan. Akibatnya, Mike dihukum dan dikurung dalam kamar seharian.
Moana juga ingat saat dirinya diganggu oleh teman sekolahnya, Mike juga yang membelanya hingga pulang dalam keadaan babak belur. Lagi-lagi Mike mendapatkan hukuman karena dianggap berandal oleh Martin.
Entah berapa kali Mike mendapatkan hukuman atas semua perbuatan yang dilakukan Moana, tidak terhitung lagi dengan jari. Akan tetapi, Mike tidak pernah mempermasalahkannya, dia rela dan ikhlas agar Moana terhindar dari kemarahan Martin.
Terakhir kali, Mike menyelamatkan Moana dari gangguan preman yang ingin melecehkan dirinya. Lagi-lagi Mike lah yang datang menyelamatkannya.
Apa semua itu tidak cukup untuk membuktikan cinta yang begitu besar di hati Mike?
Mike hanya tidak bisa memperlihatkan rasa cintanya terhadap Moana. Mike sadar posisinya terlalu sulit, dia harus menimbang perasaan Martin yang sudah membesarkannya tanpa pamrih. Memberikan kehidupan yang layak pada anak yatim piatu sepertinya.
"Cukup Moa, jangan bicara lagi!" Mike menaruh jari telunjuknya di bibir Moana, suaranya terdengar bergetar.
"Tidak Mike, Ayah harus tau semuanya. Aku hanya ingin menikah denganmu, aku siap berbagi rasa sakit ini bersamamu." lirih Moana mendekap Mike erat.
Martin menundukkan kepala, dia terdiam tanpa bisa berkata apa-apa.
Benar yang dikatakan Moana barusan, tidak ada yang lebih pantas mendampingi Moana selain putra angkatnya. Dia sudah semakin tua, dia membutuhkan pria seperti Mike untuk menjaga putrinya.
Martin kemudian bangkit dari duduknya, dia meninggalkan Mike dan Moana tanpa bicara sepatah katapun.
Sesampainya di kamar, Martin mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana. Dia menghubungi seseorang dan mencoba berkomunikasi dengannya.
Martin memiliki pertimbangan sendiri setelah menyaksikan kejadian barusan. Dia tidak ingin banyak bicara dan segera mengambil tindakan. Martin tau apa yang harus dia lakukan setelah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
S'y Rtha
Bagus Ceritanya Thor,👍
2023-05-14
1