"Saya terima nikah dan kawinnya Moana Jayanegara binti Martin Jayanegara dengan mas kawin tersebut, tunai."
Mike mengucap ijab dengan lantang dan jelas hanya dalam satu kali tarikan nafas, dua saksi berkata sah diikuti tiga orang pekerja villa.
Tidak tanggung-tanggung, sesuai mahar yang disebutkan, Mike memberikan satu set perhiasan emas murni bertabur berlian. Ditambah sepasang cincin kawin bermata intan yang akan mengikat di jari manis keduanya.
Setelah saling bertukar cincin, Moana mencium tangan Mike dan Mike pun membalasnya dengan mengecup kening Moana.
"Selamat untuk kalian berdua."
Penghulu menjabat tangan Mike dan Moana bergantian sebelum akhirnya berpamitan dan meninggalkan villa bersama dua saksi yang datang bersamanya.
Yudi yang merupakan kepala pelayan langsung menyusul dan mengantarkan mereka bertiga ke depan lalu menyelesaikan angka-angka yang harus dibayar.
Setelah menyelesaikan semuanya, Yudi kembali masuk dan menghampiri sepasang pengantin baru itu.
"Selamat untuk Tuan dan Nona, semoga bahagia mengarungi bahtera rumah tangga ini. Saya ikut senang karena sekarang sudah ada bidadari cantik yang akan menjaga Tuan saya, Nona harus sedikit keras pada Tuan, jangan biarkan suami Nona ini menyentuh minuman beralkohol lagi, beliau agak susah dikendalikan." seloroh Yudi menahan tawa.
Mike yang mendengar itu lantas memelototi Yudi dengan gigi bergemeletuk.
Yudi bergidik ngeri dan memilih sedikit menjauh dari Mike. "Tuh kan, belum apa-apa saja sudah melihatku seperti seekor predator liar. Kalau begitu aku pergi dulu, Nona hati-hati ya, siapkan tenaga yang cukup untuk menghadapi singa lapar itu!" Yudi langsung berhamburan sebelum Mike mencekik lehernya sampai mampus.
Moana hanya tersenyum mendengar celetukan pelayan kesayangan suaminya itu lalu memutar leher ke arah Mike yang nampak sangat jengkel. "Sudah, jangan marah lagi!"
"Siapa yang tidak marah kalau dikatai seperti itu?" ketus Mike kesal bukan main.
"Kenapa harus marah? Bukankah yang dikatakan Yudi itu benar?" Moana tertawa kecil dan berdiri tepat di hadapan Mike. "Semua yang dia katakan tadi benar, berhentilah mengkonsumsi minuman keras mulai detik ini!" Moana menangkup tangan di pipi Mike.
"Kenapa? Apa kau takut kehilanganku?" cerca Mike menatap sayu pada Moana lalu menarik pinggangnya mengikis jarak.
"Pertanyaan aneh." Moana menyeringai. "Tentu saja aku takut, kau itu sekarang sudah menjadi suamiku, aku ingin kau hidup lebih lama, mendampingiku hingga menua nanti." desis Moana mengalungkan tangan di tengkuk Mike.
Mike kelihatan salah tingkah, dia tidak menyangka Moana akan berkata seperti itu padanya. "Hmm... Aku janji tidak akan menyentuh minuman laknat itu lagi, tapi kau juga harus berjanji padaku."
"Janji apa?" tanya Moana mengerutkan kening.
"Berjanjilah untuk mencintaiku sepenuh hati, hanya aku saja." pinta Mike dengan suara berat.
"Ya, aku berjanji." angguk Moana.
Mike mendekap Moana erat dan mencium pucuk kepalanya dengan sayang. Lalu pelan-pelan Mike memberikan kecupan-kecupan kecil di leher Moana bahkan menghisapnya seperti ular berbisa.
"Aaakh..."
Moana mende*sah kecil menyadari suaminya yang sudah diluar kendali. "Mike, jangan di sini!" Moana berusaha mendorong bahu Mike, dia takut ada orang yang menonton kegiatan mereka.
Tanpa berkata apa-apa, tubuh Moana tiba-tiba melayang di udara. Mike menggendongnya dan mengesap bibirnya, kaki Mike mulai melangkah menuju anak tangga lalu menaikinya perlahan.
Sesaat setelah pintu kamar terbuka, Mike menurunkan Moana dan mendorongnya hingga tersandar di dinding. Mike menggila dan me****** bibir Moana rakus.
Meski sesak, Moana mencoba mengimbangi permainan Mike. Suara decapan keduanya menyatu menambah kesan romantis di kamar yang kini hanya diterangi lilin-lilin kecil.
Mike memaksa masuk semakin dalam, membelit lidah Moana dan menghisapnya kuat seperti kesetanan.
Perlahan, kebaya putih yang dikenakan Moana jatuh di lantai, diikuti sebuah bra berwarna cream, songket dan segitiga.
Mike juga melepaskan sanggul di kepala Moana, rambut panjang bergelombang milik istrinya itu sontak tergerai, membuat bi*rahi Mike tidak dapat lagi dikendalikan.
Mike menghela nafas berat saat pemandangan indah itu tersingkap lalu meraih dua gundukan kembar Moana dan meremasnya.
Moana hanya terpaku di dinding sembari menggigit bibir, matanya melek merem saat Mike menjilati ujung dadanya bergantian dan menghisapnya seperti bayi kehausan.
"Aaakh..."
Moana tak hentinya mende*sah kala tangan Mike ikut andil memainkan intinya di bawah sana. Kaki Moana tiba-tiba bergetar, dia meraih kepala Mike dan meremas rambut suaminya itu.
Mike yang sudah diambang batas kesadaran kemudian berjongkok dan membuka kaki Moana. Istrinya itu menggeliat kala lidah Mike menari-nari di intinya.
"Aaakh... Mike... Aku suka ini," racau Moana meremas kuat rambut Mike dan menekan kepalanya.
Mike semakin bersemangat dan menjilati kli*toris Moana dengan rakus, menghisapnya lalu menyedot cairan bening yang keluar dari dalam sana.
"Aaakh..."
Moana menjerit seiring getaran tubuhnya yang tidak bisa dikendalikan. Perut Moana kembang kempis dengan punggung sedikit membungkuk menarik rambut Mike kasar.
Mike tersenyum sumringah lalu bangkit dari jongkoknya. Mike menekan Moana ke dinding dan mengesap bibir istrinya itu dengan nafas kian memburu.
Sembari terus melu*mat bibir Moana, Mike melepaskan kancing kemejanya dan membuangnya ke sembarang tempat lalu membuka kancing celana dan melucutinya.
Saat tubuhnya sudah benar-benar polos, Mike membalikkan Moana hingga memunggunginya. Mike memainkan tongkat miliknya yang sudah mengeras seperti batu lalu membasahinya dengan liur.
"Aaakh..."
Moana kembali menjerit saat junior Mike memenuhi intinya. Moana mencengkeram dinding saat Mike mulai bergerak di belakangnya.
"Aaakh... Mike... Kenapa kau jadi liar begini?" gumam Moana dengan suara yang nyaris tak terdengar.
"Kenapa? Apa kau tidak menyukainya?" desis Mike tepat di telinga Moana, Mike terus saja mengayunkan pinggulnya sembari meremas dada Moana.
"Tidak, aku suka." sahut Moana dengan nafas terengah-engah.
Mike kemudian menarik diri dan kembali membalikkan tubuh Moana. Mike menggendongnya dan membawanya ke sofa.
Mike duduk menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, dan meminta Moana berjongkok di atas perutnya.
Moana lagi-lagi menjerit saat junior Mike kembali memasukinya. Mike menuntun pinggang Moana bergerak di atas tubuhnya.
"Aaakh... Mike... Aku tidak tahan lagi,"
Moana menjerit dan menjatuhkan diri di atas tubuh Mike, getaran tubuhnya membuat Mike tersenyum sumringah. "Kau benar-benar gila Mike," desis Moana dengan suara tercekat di tenggorokan.
Lalu Mike menggendong Moana tanpa mencabut tongkat miliknya dan membawa Moana ke ranjang. Mike menjatuhkan Moana di kasur dan mengukungnya.
"Berapa lama lagi Mike? Aku sudah tidak kuat," ucap Moana menatap sayu pada Mike.
Mike mengulas senyum dan mengecup bibir Moana. "Sampai hatimu memberi tempat untukku, bukan sebagai kakak bukan pula sebagai suami, tapi sebagai satu-satunya pria yang kamu cintai."
Setelah membisikkan kata-kata itu di telinga Moana, Mike kembali menerobos liang surga milik istrinya hingga de*sahan keduanya menyatu mengisi kehampaan kamar.
Moana sampai terkencing saking tak kuat menahan serangan Mike yang membabi buta. Tubuhnya menggelinjang dengan kaki gemetaran.
"Aaakh..."
Mike mengerang hebat bersamaan dengan Moana yang menjerit saat keduanya sama-sama mencapai kli*maks.
Mike menjatuhkan diri di atas tubuh Moana. Membiarkan senjatanya menyebarkan peluru di dalam diri Moana.
"Berkembanglah di dalam sana!" batin Mike yang ingin sekali membuntingi Moana. Dia ingin kehidupan rumah tangganya lengkap dengan kehadiran bayi-bayi mungil yang akan memenuhi villanya.
Lalu Mike menarik diri dan berbaring di samping Moana, mendekapnya erat seakan berat untuk melepaskan.
Mike sedih karena waktunya hanya tinggal sedikit, dia tidak sanggup berjauhan dari Moana tapi keadaan memaksanya untuk pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments