Apalah Aku Mencintainya

Ava begitu terkejut sekali ketika mengetahui jikalau Mark sudah berada di hadapannya pun segera mengambil langkah mundur, tidak disangka tubuhnya tertabrak dengan Tuan Ansell dan hal itu membuat jantung Ava berdetak tidak karuan.

"Apakah kau mencari keberadaan ku, cantik?" tanya Mark sembari mengorbitkan satu matanya pada istri sahabatnya itu.

Ansell yang melihat Mark mencoba untuk menggoda istrinya segera menarik tangan Ava kemudian membiarkan wanita itu berada di balik punggungnya. Sikap Ansell yang seperti ini mirip sekali seperti lelaki yang sedang merasa cemburu ketika istrinya digoda oleh orang lain.

Mark menghilangkan kedua tangannya di dada lalu menarik salah satu alisnya ke atas dengan sorot mata menetap ke arah sahabatnya. Mark sedang mencoba untuk menyelidiki sesuatu yang berubah dari Ansell.

"Kau lihat apa! Cepat keluar dari ruanganku karena hari ini aku tidak menerima tamu!" perintah Ansell pada sahabatnya.

Ava mencoba untuk mengintip dari balik lengan kekar Tuan Ansell, tapi sebelum hal itu terjadi tangan Ansell langsung mendorong kepala Ava hingga kembali bersembunyi di balik punggungnya.

"Sebenarnya Kenapa dengannya? aku hanya ingin melihat ekspresi lelaki itu tetapi tidak boleh," batin Ava menggerutu kesal melihat sikap Tuan Ansell sekarang.

Mark bukannya melangkah keluar dari ruangan ini tetapi lelaki itu justru melangkah menuju sofa lalu duduk di sana. Dengan begitu santai Mark mengangkat satu kakinya bertumpu pada lutut kemudian tersenyum ke arah Ansell yang saat ini sedang menatapnya setajam pisau dapur yang baru saja diasah oleh sang empunya.

"Sedang apa kalian berdua berdiri di sana? Cepatlah duduk di sampingku dan kita makan siang bersama karena aku sudah lapar." Mark dengan tidak tahu malu memerintah sang empunya ruangan ini, bahkan dia juga berlaga seperti pemilik tempat ini. Beginilah sikap sahabat yang sudah los doll dan tidak memiliki kontrol lagi.

Ansell mendesahkan nafasnya di udara ketika melihat sikap sahabatnya itu titik mengusir Mark dari tempat ini adalah tindakan yang sungguh sia-sia sekali karena lelaki itu justru akan melakukan sebaliknya. Ansell memutar tubuhnya ke arah Ava dan kini kedua manik mata itu saling menatap satu sama lain.

"Apakah kau sudah makan siang?" tanya Ansell pada Ava.

"Mana mungkin aku sempat makan siang, jika aku makan siang terlebih dahulu maka aku akan terlambat mengantarkan makan siangmu," jawab Ava dengan polosnya.

Tuan Ansell sudah siap membuka mulutnya dan meminta sang istri untuk pulang, tetapi perut Ava tiba-tiba berbunyi membuat niat awal Tuan Ansell terurungkan karena merasa kasihan pada sang istri yang rela menahan rasa lapar hanya Untuk mengantarkan makan siangnya tepat waktu.

"Ayo kita makan siang bersama," pinta Tuan Ansell sembari menggandeng tangan Ava kemudian membawanya ke sofa.

"Apakah tidak masalah jikalau aku makan bersama dengan kalian?" tanya Ava sembari berbisik di dekat suaminya.

Tuan Ansell mendekatkan bibirnya kemudian balas berbisik di dekat sang istri sembari berkata, "perlukah aku tunjukkan padamu kehebatanku di atas ranjang sehingga kau tidak aku berikan istirahat 1 menit pun nanti malam."

mendengarkan ucapan dari sang suami sekujur tubuh Ava mulai bergetar, bahkan keringat dingin juga sampai memenuhi keningnya. Iya menjawab ucapan suaminya dengan menggelengkan kepala.

"Dasar lelaki mesum yang ia ingat hanya adegan di atas ranjang saja dan tidak ada yang lain," batin Ava kesal sendiri.

"Apakah kau yang membuat makan siang ini sendirian, Cantik?" tanya Mark sembari mengedipkan salah satu matanya kepada Ava untuk yang kali kedua.

Ava langsung menggedikkan kedua bahunya merasa geli melihat sikap Mark yang seperti ini. "Saya tidak membuatnya sendiri, tetapi dibantu para koki rumah," jawab Ava jujur. Ava bicara dengan kepala yang tertunduk karena tidak ingin bersikap dengan Mark.

Ansell mengeraskan rahangnya ketika melihat sikap sahabat sialannya ini yang terus saja mencoba untuk menggoda istrinya. "Namanya Ava, kau jangan suka mengganti nama orang lain Mark," maki Ansell dengan nada suara setengah tertahan di tenggorokan.

"Kau tak usah merasa cemburu Ansell, aku hanya bercanda saja dan aku tidak akan merebut istrimu kecuali kau yang melepaskannya sendiri maka aku dengan sukarela akan menariknya ke dalam dekapanku," kata Mark dengan wajah yang terlihat begitu menjengkelkan sekali.

Ansell mengarahkan kakinya untuk menendang kaki sahabatnya itu, tetapi dengan sigap Mark langsung mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Membuat kaki Ansell menendang angin di bawah sana.

"Ayo kita makan sekarang," ajak Ava. Ia bisa mati kelaparan jika sampai menunggu kedua sahabat itu selesai berkelahi.

Selang beberapa waktu kemudian.

Mereka bertiga sudah selesai makan dan Ava juga sudah membereskan semua peralatan makan yang sempat mereka bertiga gunakan. Mark terus saja menatap ke arah istri sahabatnya itu, Mark merasa kagum sekali karena apa masih begitu muda ia juga cantik namun memiliki sikap keibuan, Ansell sungguh sangat beruntung sekali karena memiliki istri yang seperti itu.

"Jika kau terus menatap ke arahnya seperti itu maka akan Aku pastikan kedua bola matamu itu akan keluar dari tempatnya, Mark!" Ancam Ansell dengan tatapan setajam busur panah.

Mark menatap ke arah sahabatnya dengan menarik salah satu senyuman di bibirnya. "Aku ingin mencari wanita sepertinya untuk kujadikan pendamping hidup," jawab Mark jujur. "jika suatu saat Bar-bara kembali dan kau melepaskan istrimu, maka aku akan langsung menariknya ke dalam pelaminan," sambung Mark lagi kali ini wajahnya nampak serius.

"Aku tak akan pernah melepaskannya." Setelah bicara Ansell langsung terdiam. Lelaki itu merasa bingung sendiri kenapa iya bisa berbicara seperti itu bahkan kata-kata tersebut meluncur keluar begitu saja dari bibirnya tanpa ia sempat sadari. Benarkah jika dirinya mulai mencintai Ava?

Suara pintu kamar mandi terdengar terbuka hal itu menghentikan percakapan Kedua lelaki tersebut. Ava melangkah mendekati Ansell dengan wajah datar tanpa seulas senyum sama sekali.

"Tuan Ansell, saya akan pulang sekarang," pamit Ava.

Mark langsung beranjak berdiri dari posisi duduknya Entah mengapa ia ingin menggodaan Ansell dengan berpura-pura mengantarkan Ava pulang.

"Kebetulan sekali aku hendak pulang, bagaimana jika aku saja yang mengantarkanmu ke kediaman Almero?" tanya Mark pada Ava. Lelaki itu melirik ke arah sahabatnya dengan menerbitkan salah satu matanya.

Ava begitu terkejut sekali mendengar penawaran dari sahabat suaminya itu. Ava menatap ke arah Tuan Ansell terlebih dahulu sebelum menjawab, Tuan Ansell nampak diam saja menatapnya dengan wajah datar. Ava juga tidak punya uang, sedangkan supir yang mengantarnya sudah kembali kekediaman Almero setelah mengantarnya tadi.

"Baiklah kalau begitu," jawab Ava dengan memaksakan senyuman di bibirnya.

Terpopuler

Comments

May Yadi

May Yadi

aahh ansel kebakaran kumis 🤣🤣🤣 maju terus mark aku mendukung 😜😜😜

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!