Saat ini Ava sedang duduk di teras rumah. Ava baru menyadari jika halaman rumah ini begitu luas sekali mirip seperti lapangan sepang bola, terdapat pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Netra Ava mengamati dua orang lelaki yang kini sedang menyapu halaman rumah, terlihatlah pekerjaan mereka berdua yang begitu rapi sehingga membuat halaman rumah ini bersih tanpa ada satu daun yang berserakan.
Terdengar suara langkah kaki seseorang yang menghampiri Ava di teras rumah, Ava menatap ke arah perempuan paruh baya yang kini ada di hadapannya.
“Nama saya Ani, saya adalah pelayan yang khusus untuk melayani semua kebutuhan Nona Ava,” kata perempuan paruh baya itu.
“Tapi sekarang saya tidak sedang memerlukan sesuatu,” jawab Ava.
“Tadi saya tidak sengaja mendengar jika Tuan Ansell mengatakan kalau Nona Ava baru saja jatuh dan karena alasan itulah beliau mengendong Nona Ava sampai ke meja makan, bagaimana jika saya panggilkan dokter keluarga ini untuk memeriksa kaki Nona Ava?” tanya Ani.
“Aku baik-baik saja, tidak perlu memangil Dokter,” jawab Ava. “Jangan memanggil aku dengan sebutan Nona, karena aku sama seperti kalian,” kata Ava polos.
Ani mengulas senyuman manis melihat begitu sederhana majikannya ini. Nona Ava sudah menikah dengan Tuan Ansell, tetapi bisa-bisanya wanita ini mengatakan jika ia sama seperti pelayan lainnya. Kira-kira seperti itulah yang sekarang sedang berada di dalam pikiran Ani.
“Ani, aku tidak sedang bercanda, jadi kau jangan menertawakan aku,” kata Ava.
“Anda adalah Nona kami, jadi mana mungkin kami berani menyamakan Nona Ava dengan kami,” jawab Ani jujur.
Ava mulai terpikirkan satu rencana sekarang, mungkin inilah waktunya ia mengetahui semuanya tentang pernikahan dadakan yang seakan sudah disiapkan jauh-jauh hari.
“Kalau kau menganggap aku adalah majikan kau, maka bisakah jika kau menjawab pertanyaanku?” tanya Ava.
“Tentu saja apapun itu Nona, asalkan bukan sesuatu yang bersikap pribadi tentunya dan yang tidak sepantasnya saya ungkapkan,” jawab Ani. Ava langsung mencebikkan bibirnya setelah mengetahui jawaban Ani barusan. Wanita ini benar-benar sangat teliti sekali dan ia tak mudah untuk dikelabui, Ava terlalu menempelkannya.
“Apakah Tuan Ansell dan juga Tuan Sam sering bertengkar?” tanya Ava.
“Hal itu memang sudah biasa terjadi setiap mereka bertemu,” jawab Ani jujur karena menurutnya pertanyaan ini bukan bersikap rahasia jadi tak perlu untuk ia sembunyikan. “Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya mulai dari sekarang Nona Ava mulai membiasakan diri dengan memanggil Tuan Sam dengan sebutan Papa karena itulah yang beliau inginkan, maaf jika saya lancang mengatakan ini tapi saya hanya ingin mengingatkan Anda tentang apa yang Tuan katakan tadi.” Ani membungkukkan sedikit tubuhnya di hadapan Ava sebagai permintaan maaf sebab ia sudah lancang memberikan nasehat tanpa diminta oleh Nona mudanya itu.
“Tidak perlu merasa sungkan seperti itu karena aku hanya orang biasa, aku juga dulu menjadi pelayan di rumahku sendiri setelah Papaku menikah dengan wanita lain.” Ava mulai menceritakan semuanya pada Ani tentang semua penderitaan yang selama ini ia rasakan.
Ani tak pernah menduga jika Nona mudahnya ternyata memiliki kehidupan yang malang sebelum menikah dengan Tuan Ansell.
Di tempat lain.
“Mama harus cari cara supaya Emma bisa mengantikan posisi Ava menjadi istri Tuan Ansell, lelaki itu tampan sekali dan ia juga kaya raya, uang dua milyar ini tak akan ada apa-apanya dengan kekayaan Tuan Ansell. Aku ingin memilikinya.” Emma mendaratkan pantatnya di sofa yang sama dengan Maria, wajahnya nampak masam.
Maria yang begitu menyayangi putrinya segera mengusap lembut rambut Emma yang nampak berantakan karena sejak dari tadi wanita itu terus saja mondar mandir ketika berbicara.
“Sayang, andaikan saja waktu itu Mama tahu jika Tuan Sam sedang mencari wanita untuk ia jadikan menantu dan bukan untuk ia ajak bercinta, maka sudah bisa dipastikan kalau Mama akan menawarkan kamu dan bukan gadis sialan itu,” jelas Maria mencoba untuk membujuk sang putri agar tidak terus merasa emosi. Sungguh Maria menyesali akan keputusannya.
“Ini semua adalah salah Mama, andaikan saja Mama menyelidiki semuanya lebih dahulu maka ini tak akan pernah terjadi,” kata Emma sembari menepis tangan Maria. Emma beranjak berdiri dari posisi duduknya kemudian menatap sang Mama, “Pokoknya, Emma ingin bersama dengan Tuan Ansell.”
***
“Kau baru saja menikah kemarin, tapi sekarang malah sudah ada di club malam, apakah wanita yang kamu nikahi sudah tidak gadis lagi, kau merasa kecewa dan begitu malas pulang ke rumah?” tanya Mark pada Ansell.
Sedikit info. Mark sudah berteman lama dengan Ansell. Mark mengetahui dengan sangat jelas betapa Ansell mencintai kekasihnya bahkan Mark juga membantu Ansell untuk mencari keberadaan bar-bara tetapi wanita itu seakan menghilang di telan bumi setelah memutuskan cinta Ansel di hari H pernikahan mereka.
“Papaku tak akan pernah salah memilih seorang gadis. Dia masih bersegel ketika aku sentuh, tapi ada yang aneh dengan dirinya,” kata Ansell jujur. Ia tak pernah menyembunyikan sesuatu dari Mark, bahkan tak heran jika sampai masalah pribadinya saja Mark tahu semuanya.
“Aneh seperti apa misalnya?” tanya Mark yang mulai merasa penasaran.
“Bukankah kau tahu jika Papaku membelinya seharga dua miliar, tapi entah mengapa aku melihatnya tak membawa uang itu. Bahkan baju yang wanita itu bawa dari rumahnya juga nampak lusuh semua hingga Papa meminta pelayan rumah kami untuk langsung membuangnya. Dia terlihat bukan seperti perempuan murahan, tapi yang pasti aku tahu, wanita itu menikah denganku karena uang saja,” cerita Ansell pada Mark dengan panjang lebar.
Mark terdiam sesaat mencoba untuk mencerna setiap kata yang terlontar dari bibir sahabatnya. “Seharusnya kau mencari tahu semuanya, menurutku dia wanita baik-baik. Di negara kita ini akan sangat susah mencari gadis yang masih bersegel di usia yang sama dengan istri kamu itu, aku tak ingin kau menyesal, tak semua wanita itu mirip seperti bar-bara,” kata Mark mencoba membandingkan istri sahabatnya dengan mantan kekasih sahabatnya itu.
“Mark, jangan pernah katakan hal buruk tentang Bar-bara karena aku tak menyukainya, bagiku tak ada wanita cantik dan juga baik selain Bar-bara di mataku,” kata Ansell yang memang sudah dibutakan oleh cinta.
“Semoga waktu bisa membuka kebenaran tentang siapa Bar-bara.” Mark mengambil wiski yang ada di hadapannya kemudian meminumnya dalam satu kali tegukan, Mark mencium wanita cantik yang sejak dari tadi sudah menemaninya siap menghabiskan malam bersama. “Perlukah aku carikan wanita untuk kau malam ini?” tanya Mark sembari melirik ke arah Ansell.
“Tidak perlu aku mau pulang.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
andiva putri
ansell dibutakan oleh cinta tu
2023-08-10
0