Siapa sebenarnya Tuan Brown?

Aylin bergegas menghilangkan auranya dan mengikuti Maria dalam diam, Maria yang tak menyadari seseorang mengikutinya pun dengan santainya memasuki sebuah tempat yang berada di ujung desa. Sedikit memasuki hutan, akhirnya Maria berhenti didepan sebuah rumah kecil. Melihat kekiri dan ke kanan, ia pun melangkah masuk kedalam setelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya.

Sedangkan Aylin yang kini berada diatas pohon, menatap tajam ke dalam rumah tersebut. Terlihat beberapa orang yang dikenalnya, bahkan menipu dia dan keluarganya.

Terlihat 4 orang duduk melingkar di sebuah meja bundar, termasuk Maria. Sepertinya Maria menyampaikan tentang pertemuannya dengan pria tadi, dan membahas sedikit tentang rencana mereka.

Sesekali gelak tawa terdengar dari dalam rumah tersebut.

"Wah sepertinya kalian sangat bahagia." Ucap Aylin datar, dengan pandangan mata yang tak beralih dari rumah tersebut.

"Apa aku harus memulai permainannya atau menunggu kalian yang memulai?" Lanjutnya lagi.

"Lebih baik biar mereka saja yang memulainya, aku akan menikmati pertunjukan itu." Ia pun menghilang dengan cepat, dan muncul kembali didalam kamar penginapannya.

Merasa tak ada yang perlu dilakukan lagi, ia memutuskan untuk tidur saja. Sembari membuang waktu, pikirnya.

.

Lukas yang berjalan mengelilingi desa yang lumayan luas itu, sesekali bersenandung kecil. Tampaknya ia begitu bahagia, bisa berada diluar hutan setelah sekian lama. Karna sangat berbahaya baginya dulu, jika harus keluar hutan tanpa tuannya.

Saat tengah asik menikmati pemandangan desa, ia melihat beberapa kelompok orang yang bergerak mencurigakan. Tampaknya ia mengenal orang-orang itu, walaupun mereka tidak mengenakan seragam seperti waktu dihutan.

Ya orang-orang yang dilihat Lukas adalah kawanan ksatria yang memburu hewan dihutan tempatnya.

"Apa yang mereka lakukan disini?" Pikirnya, ia pun memutuskan untuk mengikuti mereka diam-diam.

Tentu ia harus berhati-hati, jika mereka bisa menangkap pimpinan hewan yang kuat di hutannya. Tidak menutup kemungkinan mereka bisa merasakan kehadirannya, walaupun ia berada di level yang berbeda dengan para hewan. Apalagi hewan kuat yang tidak memiliki kemampuan berubah, sepertinya.

Kawanan itu terus memasuki sebuah bar yang ada disana, tampak mereka sesekali bercengkrama.

Setelah beberapa saat, mereka sudah mulai sedikit mabuk dan meracau.

Lukas yang mendengarnya pun segera menajamkan Indra pendengarannya.

"Tuan muda dari keluarga Brown, membuatku kesal saja!" Racun seorang berbadan kurus dengan kumis diwajahnya.

"Yahhh, aku juga! Jika saja dia tidak memberikan uang yang banyak, pasti sudah ku habisi!" Sahut seorang temannya.

"Aku juga ingin menghabisi nya, tapi uangnya sangat banyak ha ha ha." Seru orang disebelahnya.

"Mengapa dia sangat terobsesi dengan hewan-hewan yang ada dihutan itu! Apakah dia memiliki kelainan? Kita ini pembunuh bayaran bukan penangkap hewan!" Keluh sikurus.

"Benar! Sepertinya dia memiliki kelainan, mungkin karna uangnya terlalu banyak hahahahaha." Tawa mereka bersama.

"Keluarga Brown itu benar-benar memuakkan! Mentang-mentang mereka salah satu orang berkuasa di ibukota, seenaknya saja mengganti profesi kita." Sambung seorang lagi.

"Sudahlah, lebih baik kita nikmati saja. Lumayan juga, dia memberi bayaran besar hahaha."

Mereka pun melanjutkan obrolannya tentang hal-hal tidak penting lainnya.

Merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup, Lukas segera pergi dari sana. Ia pun berjalan dengan santai, agar tidak menarik perhatian orang-orang.

"Aku harus menyampaikannya pada Nona." Ucapnya pelan.

Begitu hampir sampai dipenginapan, ia kembali melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Ia pun menajamkan penglihatannya agar tak salah seorang.

Dan benar saja, di sebuah jalan kecil. Ia melihat beberapa pria sedang menarik-narik rekan perjalanannya, siapa lagi kalau bukan Zevania.

"Lepaskan aku!" Pekik Zevania, tapi tak ade satu pun yang mendengarnya.

"Hahaha, ikut saja bersama kami. Dan kau akan merasakan surga hahahaha." Sahut seorang pria pendek bergigi tonggos.

"Aku tidak Sudi, dasar tonggos!" Hina Zevania tak merasa takut.

Sedangkan pria itu mulai merasakan amarah, wajahnya yang jelek menjadi semakin jelek dan merah karna marah.

"Berani sekali kau, dasar wanita tidak tau di untung. Cepat seret dia." Ucap pria tonggos itu marah.

"Baik tuan." Balas anak buahnya, segera menyeret Zevania memasuki gang semakin dalam.

"Hentikan brengsek! Arghhh dasar pria-pria rendahan!" Cerca Zevania.

Sampai di ujung gang kecil, mereka melemparkan tubuh Zevania ke sudut gang. Gang buntu itu menjadi tempat pilihan bagi mereka.

"Hahaha nikmatilah permainannya nona." Ucap pria tonggos itu

Beberapa anak buahnya segera memegangi kaki serta tangan Zevania, karna Zevania terus meronta-ronta. Tentu saja, siapa yang mau menyerahkan diri dengan suka rela?

"Dasar menjijikkan! Lepaskan aku! Atau kau akan menyesal!" Ancam Zevania.

"Hahahaha mungkin aku akan menyesal jika tidak mencicipimu nona manis." Balas pria tonggos itu, sembari menahan liurnya yang hampir tumpah karna melihat wanita didepannya.

Ia pun maju untuk memulai aksinya, sedangkan Zevania semakin meronta-ronta.

Dalam hatinya berharap ada seseorang datang menolongnya.

Tepat saat tangan pria tonggos hampir menyentuh area sensitif Zevania, ia mendapat sebuah serangan tepat dikepalanya dari belakang.

"ARGHHH!"

Ia pun tersungkur dengan kepala yang menghadap ke tanah.

"Berani sekali kau!" Ucap seorang anak buah si tonggos keras.

Beberapa dari mereka melepaskan pegangannya pada Zevania, bergerak membantu tuannya.

"Bajingan! Siapa kau! Berani sekali mengganggu kegiatanku!" Ucap si tonggos begitu dia bisa berdiri dengan benar.

Zevania melihat adegan itu pun bernafas lega, untunglah Lukas datang tepat waktu. Jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya, membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

Lukas hanya diam tidak berniat menanggapi ucapan si tonggos, ia bergerak maju ke arah Zevania.

Namun baru saja ia melangkah, si tonggos sudah menyuruh anak buahnya untuk menyerang.

"Apa kalian bodoh! Cepat serang dia!" Pekiknya kesal, dengan anak buahnya yang lelet.

Mereka pun maju bersama menyerang Lukas, tentu saja Lukas dengan mudah melumpuhkan mereka. Karna level kekuatannya saja berbeda.

Setelah beberapa anak buah si tonggos ia kalahkan, ia merasa ada seseorang yang ingin menyerangnya dari belakang.

"Lukas awas dibelakang mu!!" Pekik Zevania melihat Lukas yang diserang.

Lukas pun segera membalikkan tubuhnya, dan menikam orang tersebut dengan senjatanya sendiri. Ia pun meregang nyawa setelahnya.

Zevania akhirnya bernafas lega.

Ia segera menghampiri Lukas, dan berlindung dibelakangnya.

Si tonggos yang menyaksikan anak buahnya dihabisi dengan cepat, tak mampu menyembunyikan ketakutannya. Giginya yang maju mengeluarkan suara tak nyaman saat ia ketakutan.

Tapi bukannya minta maaf, ia justru mengeluarkan sebuah pedang kecil yang bergantung di pinggangnya.

"Benari sekali kau menghabisi anak buahnya! Hyaaaaa!" Pekiknya seraya melayangkan serangan ke arah Lukas.

Tapi tentu saja Lukas dapat menghindar dengan mudah.

Berkali-kali ia menyerang tapi tak satupun serangannya mengenai Lukas, bahkan menggores sedikit pun tidak.

"Mengapa kau terus menghindar! Apakah kau takut? Hahahaha rasakan ini!" Ucap si tonggos dengan kepercayaan diri yang telah kembali, karna Lukas tidak membalas serangannya.

Lukas terus menghindar hdari serangan si tonggos yang membabi-buta.

"Apa si tonggos ini tidak pernah berlatih pedang? Gerakannya buruk sekali hahaha." Batin Lukas.

"Baiklah, aku ingin beristirahat." Lanjutnya.

Ia pun segera membalikkan serangan si tonggos, dan memelintir tangannya hingga terdengar bunyi tulang yang patah.

"Arghhhh tanganku!! Lepaskan aku... Lepaskan sialan!" Teriak si tonggos kesakitan.

Sementara si tonggos meronta-ronta kesakitan, Lukas mengalihkan tatapan ke arah Zevania.

"Apa kau mau memberinya pelajaran?" Tanya Lukas.

Zevania yang sejak tadi menyaksikan itu, segera menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja, di cebol ini sudah berani melecehkan ku!" Ucap Zevania kesal.

Ia pun segera menghampiri si tonggos yang sedang meronta meminta dilepaskan Lukas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!