Tuan Brown?

"Tapi mengapa tuan selalu menyuruh kita menangkap hewan-hewan itu dalam keadaan hidup?" Tanya seorang diantara mereka.

"Mana aku tau, mungkin untuk dipelihara." Jawab seorang lagi disebelahnya.

"Apakah tuan Brown punya kebun binatang?" Tanya seorang sembari menikmati makanannya.

"Dasar bodoh! Mengapa tak kau tanyakan saja pada tuan!" Kesal seorang disebelahnya dengan pertanyaan bodoh dari rekannya.

Mereka pun bercakap-cakap dengan sesama mereka.

Lukas yang sejak tadi berada diatas sebuah pohon rindang, tepat diatas para ksatria itu beristirahat.

Mendengarkan setiap kata yang mereka lemparkan dengan seksama, bagaimana pun ia harus menyelamatkan teman-temannya.

"Lepaskan aku! Lepaskan!" Dari arah timur terlihat seorang berpakaian sama dengan mereka sedang menyeret gadis dengan paksa.

Gadis itu terus meronta meminta dilepaskan.

"Hahaha Piter kau memang sangat hebat hahaha." Gelak tawa pun terdengar diantara para ksatria aneh itu.

Nampak mereka memang sudah menantikan kehadiran teman mereka itu.

"Dimana kau mendapatkan gadis ini?" Tanya si botak, terlihat matanya berbinar-binar melihat gadis yang dibawa oleh rekannya.

"Aku menemukannya di desa dekat sini hahaha, kita akan berpesta." Jawab orang yg membawa gadis itu.

"Lepaskan aku sialan! Berani sekali kalian membuat masalah di wilayah ku!" Pekik sang gadis.

"Hahaha lihatlah gadis itu, benar-benar menggoda." Ucap salah satu diantara ksatria

Kemudian si botak dan sicungkring mengambil alih gadis itu, ia pun memukul bagian tengkuk sang gadis. Hingga gadis itu tidak mampu melawan lagi, energinya seperti hilang begitu saja.

"Hahahaha." Tawa mereka.

"Letakkan dia disini." Pinta seorang berbadan paling besar diantara mereka

Mereka pun mulai mengerumuni gadis itu seperti semut yang mengerumuni gula.

Lukas yang melihatnya hendak menolong, tapi terhenti begitu dia menyadari kehadiran Aylin disebelahnya.

"Nona." Ucap Lukas hormat.

"Apa yang terjadi?" Tanya Aylin.

Lukas pun menjelaskan semua yg dia lihat dan dengar sejak tadi.

Aylin kemudian melihat ke arah gadis yang berada ditengah-tengah para ksatria itu.

"Biarkan saja dia." Ucap Aylin pelan.

"Tapi nona.." Sahut Lukas terpotong oleh ucapan Aylin.

"Gadis itu salah satu penghianat yang menyebabkan kejadian dulu, ia bahkan mengikutiku sampai ke dunia lain." Potong Aylin.

Tatapannya menatap tajam ke arah gadis yang sedang digerayangi itu.

"Mari pergi." Ajak Aylin.

Lukas yang mendengar penjelasan Aylin pun tiba-tiba hilang rasa kasihannya.

"Baik nona." Mereka pun menghilang dari sana.

"Lepaskan aku bajingan." Ucap gadis itu lemah. Ia tak mampu melakukan pergerakan apapun.

Sedangkan tubuhnya sedang digerayangi para ksatria yang menangkapnya.

"Lihat aja, aku akan membalas kalian." Ucapnya marah.

"Hahaha lihat lah gadis itu, ia begitu menikmati permainan kita." Ucap si botak.

Hingga pagi menjelang, mereka terus bergiliran menyantap gadis penghianat itu.

"Hahahaha dasar wanita tidak tau malu, dia bahkan terus mengeluarkan suara seksi sepanjang malam hahahaha." Ucap seorang ksatria saat gilirannya selesai.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka dan meninggalkan sang gadis penghianat begitu saja ditengah hutan.

***

Aylin dan rombongannya sudah melanjutkan perjalanan sebelum terang, agar tidak bertemu para ksatria hina itu.

Ia pun tersenyum kecil membayangkan gadis penghianat itu sedang menderita, mungkin saat ini ia sedang berjalan kearah desa tanpa pakaian atau bisa saja dia terlihat bahagia. Penghianat menjijikkan itu benar-benar membuatnya muak.

"Itu belum bagian dari pembalasanku, penghianat." Ucap Aylin dalam hati.

Saat hari menjelang siang, mereka pun sampai didesa terdekat. Mungkin desa tempat penghianat itu ditangkap.

Mereka memasuki desa, terlihat ramai.

"Kita makan dulu." Ajak Aylin dan memasuki sebuah tempat makan.

"Wahh desa ini lumayan ramai, daripada desaku." Ucap Zevania begitu mendudukkan dirinya.

"Benar, sangat ramai." Sahut Lukas.

Mereka pun makan dengan tenang, sementara Aylin sesekali melihat sekitarnya.

Begitu mereka selesai menyantap makanannya, dari arah luar restoran terdengar keributan.

Terdengar keributan dari arah luar restoran tepat ketika Aylin dan teman-temannya selesai menyantap makanan mereka.

Zevania yang merasa penasaran pun memaksa Aylin dan Lukas untuk melihat kondisi diluar.

"Ayolahhhh, siapa tau kita dapat informasi penting kan?!!" Bujuk Zevania, berusaha mengajak kedua rekan perjalanannya melihat keributan.

Aylin menghela nafas berat.

Ia pun mengangguk dan menuruti kemauan Zevania.

"Yes! Ayok kita keluar." Ucap Zevania senang sembari menarik tangan Aylin dan Lukas.

Keduanya hanya pasrah mengikuti Zevania yang menarik mereka. Sebenarnya Aylin sudah tau apa yang terjadi, tentu saja kedatangan gadis menyedihkan itu. Siapa yang tidak akan heboh melihat kondisinya yang mengenaskan?

Akhirnya mereka sampai dikerumunin, Zevania membelah kerumunan agar memberinya jalan. Mereka pun sampai dibarisan depan.

Betapa terkejutnya Zevania melihat seorang gadis berpakaian compang-camping tengah terduduk dijalan, dengan bekas kemerahan hampir disekujur tubuhnya. Termasuk bekas percintaan dan bekas pukulan yang membiru, tak lupa dengan wajah pucat lesu dan rambut yang acak-acakan.

Orang-orang disekitarnya berbisik-bisik dengan jelas, mempertanyakan apa yang terjadi pada gadis itu.

"Kasihan sekali, apa yang terjadi padanya?"

"Bukankah gadis itu mirip seperti nona Luna Ileana Orfeo?" Ucap seorang gadis berbadan gempal.

"Ahh iya, kau benar! Pantas saja terasa familiar." Sahut ibu-ibu disebelahnya.

Mereka yang menyaksikan itu pun, menjadi semakin ribut. Apalagi saat menyadari gadis yang berada ditengah mereka itu adalah putri dari pejabat desa yang mereka diami.

Tidak ada yang berniat menolong atau pun mendekat, semua orang hanya melihat dan membicarakannya.

"Aku rasa itu karma baginya, gadis itu kan sangat jahat!" Ucap seorang gadis berkulit putih yang sering menjadi bahan siksaan Luna.

"Kau benar! Dia bahkan tidak segan menyiksa orang-orang yg menurutnya mengganggu! Dasar gadis jahat!" Sahut orang lain.

"Ya benar!"

"Dia bahkan pernah menyuruh seorang pria memperkosa adik sepupuku! Hingga adik sepupuku bunuh diri! Benar-benar wanita biadab!" Cerca seorang pemuda dewasa.

Kerumunan yang awalnya kasihan, kini penuh dengan cacian serta makian.

Hanya karna orang tuanya seorang pejabat desa, Luna tidak segan melukai orang lain. Bahkan jika itu termasuk membunuh dan merusak harga diri seseorang.

Aylin yang menyaksikan itu tersenyum kecil, ia benar-benar muak melihat ular seperti Luna.

"Sebenarnya kapan dia kembali kemari? Apakah dia bersama keluarganya?" Pikir Aylin.

Tak lama kemudian beberapa prajurit kediaman Luna, datang membubarkan kerumunan.

"SEMUANYA MENYINGKIR, TUAN ORFEO AKAN TIBA!" Ucap seorang prajurit nyaring.

Tuan Orfeo yang merupakan ayah dari Luna pun, sampai ditengah kerumunan.

Ia tampak khawatir melihat keadaan putri sulungnya itu, tatapannya tampak begitu marah.

"Putriku, siapa yang melakukan ini padamu?" Tanya tuan Orfeo.

Luna yang mendengar suara ayahnya, segera memeluk sang ayah. Kemudian menangis, tapi tak menghilangkan kejahatannya sedikit pun.

"Ayah balasan dendamku pada mereka!" Ucap Luna keras, tatapannya yg tadi kosong. Kini terlihat penuh akan dendam dan kemarahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!