Simbol Bulan

"Aw!" Rintih Aylin memegangi kepalanya yang terasa sakit selama ingatan itu muncul.

"Apa itu? Mengapa ingatan tu muncul dikepala ku?" Tanya Aylin semakin bingung dengan yang sedang terjadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa gadis itu selalu muncul di mimpiku, bahkan sekarang tiba-tiba ada ingatan tentangnya?" Gumam Aylin, masih memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Aylin pun memilih merebahkan tubuhnya di sofa, sembari mengingat-ingat mimpinya belakangan ini. Ia mulai menyadari, gadis itu selalu muncul dengan latar dan tempat yang berbeda. Seperti ia ikut dibawa dalam beberapa kejadian, tapi ia sendiri bahkan tidak mengenal gadis itu.

Bagaimana bisa sang gadis beramput perak itu muncul dalam mimpinya? Benar-benar membuatnya pusing.

"Apa mungkin itu memang cuma mimpi? Tapi bagaimana dengan ingatan tadi? Rasanya seperti nyata!" Ucapnya masih bertanya-tanya.

Sedangkan dilain tempat, seorang pria berambut hitam legam tengah menatap ke arah rumah Aylin bersama rekannya.

"Apakah dia sudah melihatnya?" Tanya pria berambut hitam itu pada rekannya.

"Sudah, tuan." Jawab sang rekan dengan sopan.

Pria itu menatap kembali kediaman Aylin, dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Aku harap kau bisa kembali secepatnya." Lirihnya pelan, hampir tak terdengar oleh rekannya.

"Kita kembali sekarang!" Ucapnya tegas.

Mereka pun menghilang dari sana, seirama dengan hembusan angin.

Aylin yang sedang berusaha meredakan sakit kepalannya, tiba-tiba saja teringat pada ucapan bundanya beberapa bulan lalu.

"Nanti kalau tiba-tiba Aylin dapat mimpi aneh, kasih tau bunda atau ayah ya?" ucap sang bunda disela-sela pembicaraan mereka tentang kegiatan sekolah Aylin.

"Mimpi aneh yang gimana bun?" Tanya Aylin bingung akan ucapan sang bunda.

"Mimpi yang berulang atau mimpi yang menurut kamu aneh sayang." Ujar Karina pelan, sembari mengelus lembut rambut putri semata wayangnya.

"Emangnya kenapa bun? Kan cuma mimpi." Tanya Aylin lagi.

"Pokoknya kamu kasi tau bunda sama ayah, nanti bunda jelasin kenapa." Balas Karina.

"Siap kepala negara!" Canda Aylin sambil membuat gerakan hormat.

"Hahaha Ada-ada aja." Karina mengecup kepala putrinya gemas.

Mereka pun melanjutkan perbincangan sebelumnya.

Saat mengingat hal itu, Aylin mulai mengingat kembali mimpi-mimpi yang pernah dialaminya satu per satu. Ia mengurutkan kejadian-kejadian itu secara urut, mungkin saja ada petunjuk tentang gadis itu. Dan mengapa ciri fisik mereka terlihat sama persis.

Bukannya mendapat petunjuk, Aylin malah merasa kepalanya semakin pening saat ia mencoba mengingat mimpinnya.

"ARGHHHH." Pekiknya kesakitan.

Kepalanya terasa seperti ditusuk dengan ribuan pisau secara bersamaan.

Ia merintih hingga tubuhnya terjatuh kelantai. Hingga ia mendapat sebuah visualisasi seperti ingatan lagi. Namun, kali ini secara komplex. Sampai membuatnya tak sadarkan diri.

Dalam ingatannya, Aylin mendapatkan seluruh perjalanan hidupnya. Baik dikehidupannya yang sekarang mau pun kehidupan pertamanya.

Identitasnya sebagai Gadis berambut putih perak yang hadir dalam mimpinya pun ia dapatkan, ia bahkan berkahi dengan berkat Bulan dan alam semesta. Yang tidak ia ketahui pada kehidupan pertamanya, kini muncul dalam ingatannya.

Dalam ketidaksadaran dirinya, perlahan muncul sebuah simbol berbentuk bulan sabit berwarna putih diantara kedua alisnya. Simbol itu pun mulai memancarkan sebuah sinar terang, selama beberapa saat. Dan Aylin secara perlahan tersadar.

Tepat saat Aylin membuka matanya, Simbol bulan itu pun memudar hingga warnanya menyatu dengan kulit Aylin.

Saat sadar sepenuhnya, Aylin mulai menangis dan merintih penuh dengan penyesalan. Seandainya ia bisa mengingat semuanya lebih cepat, Karina dan Hendra tidak perlu mengorbankan nyawa mereka untuk menyelamatkannya.

Ia Merasa begitu tidak bergunna sekarang, saat ini ia bahkan tidak tau apa yang harus dilakukannya.

Aylin pun membulatkan tekadnya untuk sebuah pembalasan dendam, baik itu untuk hidupnya yang dulu atau saat ini.

Ia pun meraih buku kuno yang tadi didapatkan serta liontinnya. Dengan ingatan dari kehidupan pertamanya, Aylin kini dapat memahami isi dari buku itu. Perlahan ia membuat buku tersebut dan menelusuri setiap baris katanya. Agar ia segera mengetahui cara agar kekuatannya bisa kembali dan ia bisa membalaskan semua rasa sakitnya.

Pasti ada sebuah jalan yang bisa membawanya kembali ke tempat kelahirannya.

Lama ia membaca buku tersebut dengan sangat fokus, ia pun sampai pada halaman yang terdapat gambar liontin yang mirip dengan liontinnya sekarang. Kata demi kata mulai ia baca dengan perlahan.

Ternyata liontin ini adalah kalung yang diberikan oleh seseorang yang misterius padanya dulu, disana dijelaskan liontin tersebut dapat membawanya kembali apabila ia dapat menemukan kunci cahaya.

Aylin pun menghela nafas kasar, saat membaca tentang kunci cahaya yang dimaksud. Ia pun pergi kekamar orang tuanya, mungkin saja mereka memiliki kunci itu. Karena mereka membawanya kemari saat melarikan diri.

Ia mencari ke berbagai sudut dikamar Karina dan Hendra, tapi tak menemukan apapun yang bisa menjadi petunjuk keberadaan kunci itu.

Ia merebahkan tubuhnya karena merasa lelah, Aylin pun memutuskan untuk beristirahat karena sekarang sudah malam. Ia akan memikirkannya besok saja.

***

Hari pun mulai terik, saat Aylin terbangun dari tidurnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, merasa ada sesuatu yang terlihat berbeda dari wajahnya.

Ia mendekat ke arah cermin dan memperhatikan wajahnya dengan seksama. Begitu menyadari ada sebuah simbol di keningnya, ia pun melotot tak percaya. Sejak kapan ada simbol itu di keningnya, yang lebih ia pikirkan sekarang adalah cara menyembunyikan simbol bulan itu.

Mungkin saja secara sial ia bertemu dengan orang lain yang mengincarnya, ia bahkan belum bisa membangkitkan kekuatannya sekarang. Sudah pasti nyawanya akan hilang, jika itu terjadi.

Mengapa banyak sekali hal yang membuatnya frustasi? Pikir Aylin kesal.

Ia pun membersihkan diri dan mengganti baju. Hingga tiba-tiba tanpa sadar ia menerbangkan gelas saat ingin mengambilnya, Aylin merasa terkejut bahkan hampir menjatuhkan gelas itu.

"Huft. Hampir saja!" Ucapnya lega begitu bisa menangkap gelas itu.

"Sepertinya ada sedikit kekuatan yang bisa aku kendalikan." Ucapnya lagi, sembari menggerakkan sebuah kursi tanpa menyentuhnya.

Kini ia semakin yakin, bahwa ia adalah gadis bulan dalam mimpinya.

Ia bahkan bisa mengendalikan benda mati atau hidup dengan pikirannya.

Ding dong

Suara bell mengejutkan Aylin yang sedang sibuk dengan pikirannya.

Ia pun melangkah dengan wajah datar menuju pintu utama.

Pintu pun terbuka memperlihatkan Liam dengan kedua tangannya membawa sebuah rantang, yang mungkin berisi makanan dari Eliza ibunya.

"Aku bawa makanan dari mama, katanya kamu pasti ga makan kalau ga ada yang nemenin sekarang." Ucap Liam panjang, seakan menjawab pertanyaan Aylin atas kedatangannya.

Aylin hanya mengangguk dan masuk kedalam rumah, diikuti Liam dibelakangnya dengan santai.

Ia mulai menyalin isi rantang tersebut dan menyusunnya dimeja makan, agar bisa di santap bersama.

"Kamu udah gapapa, Ay?" Tanya Liam tiba-tiba.

Aylin yang sibuk dengan kegiatannya menoleh dan tersenyum kecil pada Liam.

"Gapapa." Jawabnya singkat.

"Jangan sedih terus ya, " Gumam Liam pelan, namun terdengar oleh Aylin.

Aylin pun tersenyum tipis, menyadari dirinya tidak sendiri. Masih ada Liam dan keluarganya yang peduli padanya.

Aylin pun mengingat bahwa Eliza dan Zyan, orang tua Liam adalah sahabat orang tuanya sejak dulu. Mungkin saja, orang tuanya menitipkan kunci cahaya pada mereka.

"Mungkin aku harus tanya sama tante Eliza." Ucapnya pelan.

Liam yang merasa Aylin berbicara sesuatu pun bertanya.

"Kamu ngomong apa barusan?" Tanya Liam.

"Ga ada, perasaan kamu aja." Ucap Aylin datar.

Mereka pun menyantap makan siang bersama.

***

"Ay, kayaknya ada yang berubah deh sama muka kamu?" Ucap Liam tiba-tiba, begitu mereka sudah duduk diruang tamu.

"Apa?" Ucap Aylin datar, berusaha menutupi rasa kagetnya.

Mungkinkah Liam menyadari simbol dikeningnya, walaupun simbol itu terlihat samar?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!