Luna Orfeo

Aylin pun memasuki ruang kepala sekolah,

"Permisi pak!?" Ucapnya pelan.

Kepala sekolah yang terlihat sedang merapikan kemejanya pun terkejut dengan kedatangan Aylin.

"Eh..iya? Ada perlu apa?" Tanyanya sambil menetralkan wajahnya yang terkejut.

Aylin yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik orang tua didepannya ini pun tersenyum kecil.

"Saya mau mengambil surat kelulusan dan ijazah lebih dulu pak, karna saya harus keluar kota. Disini saya seorang diri, setelah kepergian orang tua saya. Jadi saya diminta segera menghampiri keluarga yang ada diluar kota." Ucap Aylin datar.

"Ah iya, bapak turut berdukacita atas kepergian orang tua kamu." Ucap pak Yono sang kepala sekolah dengan empati.

"Iya pak, terimakasih."

"Untuk surat kelulusan dan ijazah, mungkin kamu bisa mengambilnya nanti. Atau bisa dikirimkan saja ke alamat keluarga kamu diluar kota. Karna tidak bisa dipercepat, sementara ujian baru selesai beberapa hari yang lalu." Jelas pak Yono.

Aylin yang mendengarnya pun menghela nafas berat.

"Baik pak, terimakasih." Ujar Aylin kemudian pergi dari ruangan yang penuh dengan aroma menjijikan itu.

Untung saja aku bisa menahan diri agar tidak memuntahkan sesuatu disana. Pikirnya.

Ia pun kembali ke kelas, untuk mengambil tasnya agar bisa segera pulang.

"Aroma ditempat ini sangat membuatku pusing, tidak adakah manusia yang hatinya baik disini?" Gumam Aylin disepanjang lorong sekolah.

Selesai mengambil tasnya, Aylin ingin segera pergi keluar dari sekolah. Tapi baru saja ia hendak melangkah keluar kelas, seorang gadis menjijikkan sudah ada didepannya.

"Mengapa gadis ini senang sekali mengganggu kenyamanan hidupku?" Pikirnya.

"Eits! Mau kemana Lo? Cepet banget mau pulang? Apa jangan-jangan Lo mau ketemu sama om-om ya?" Ujar Maria keras, sengaja menaikkan nada bicaranya

Aylin yang mendengarnya pun memutar bola matanya malas.

"Awas." Ucap Aylin datar.

"Siapa Lo nyuruh-nyuruh gue?!" Ucap Maria songong.

"Awas." Ucap Aylin lagi. Namun dihiraukan oleh, Maria.

Aylin yang melihat jejak kemerahan ditubuh Maria pun, memiliki sebuah ide.

"Gue gak mau! Urusan kita belum selesai ya murahan!" Ucap Maria nyaring.

Aylin pun tersenyum kecil, sembari memberikan sihir ilusi pada Maria. Dimana Maria beranggapan bahwa dirinya sedang melakukan hubungan badan dengan seorang pria tampan, hingga ia tak sadar bahwa dirinya sedang membuka kancing kemeja sekolahnya satu persatu.

Para siswa yang melihat aksi gila Maria pun tak tinggal diam, mereka segera mengeluarkan handphone untuk merekam aksi gila Maria.

Sedangkan Aylin yang berada dihadapan Maria, memandang gadis dihadapannya datar.

Ia tak perlu menjelaskan siapa sebenarnya yang murahan, orang-orang pasti bisa melihat bercak kemerahan yang ada hampir diseluruh tubuh Maria.

Begitu Maria membuka kancing terakhir di bajunya, Aylin menarik sihirnya. Maria pun tersadar dan merasa linglung.

Begitu menyadari kemejanya sudah terbuka sepenuhnya, ia segera melarikan diri dengan perasaan malu tak tertahan.

"Beruntung sekarang sudah menjelang kelulusan, jika masih bersekolah bagaimana kau menanggung malu seperti itu?" Ucap Aylin dalam hati.

Mereka yang menyaksikan kejadian tadi menjadi begitu heboh, apalagi saat Maria melarikan diri. Sebagian dari mereka tentu saja tidak menyukai Maria, karena sifatnya yang gemar mencari masalah.

Aylin segera pergi dari sana dan pergi dari sekolahnya.

Disepanjang jalan ia memikirkan tentang Maria, Maria Ileana Orfeo. Gadis itu sudah mengusiknya sejak dibangku SMP, entah bagaimana caranya mereka malah bertemu kembali disekolah kelanjutannya.

Aylin tidak mungkin melupakan perbuatan menjijikkan yang pernah dilakukan oleh Maria, saat gadis itu merundungnya. Selama ini Aylin berpikir bahwa Maria hanya tidak suka pada penampilan seperti yang lainnya.

Tapi setelah ingatannya kembali dan juga ketika ia mendengar percakapan dibelakang sekolah tadi. Ia pun mengerti apa tujuan Maria sebenarnya.

Aylin memikirkan lagi percakapan antara Liam dan Luna. Ya gadis penghianat itu adalah Luna, ia benar-benar tak habis pikir. Ternyata hidupnya dikelilingi oleh penghianat.

Luna Ileana Orfeo, Kakak dari Maria. Sejak dulu Luna selalu terlihat baik padanya, ternyata juga bagian dari rencana mereka. Agar Aylin terkecoh dengan kebaikan Luna, sehingga bisa mempercayai Luna. Walaupun sebenarnya Luna juga penjahatnya.

"Benar-benar keluarga yang menjijikkan." Gumam Aylin.

Aylin rasa kejadian tadi tidak seberapa dibanding perbuatan Maria padanya selama ini.

Ia pun mengenyahkan keluarga Orfeo dari pikirannya.

Sampai didepan rumah Liam, ia melihat rumah itu tampak sepi. Sepertinya mereka sudah pergi.

Aylin pun tersenyum sinis dan melanjutkan langkahnya menuju rumah.

Tepat didepan pintu masuk rumahnya, ia melihat sebuah kunci. Jelas ia tau dari siapa kunci itu. Ia pun mengambilnya dan masuk kedalam rumah.

Saat sudah berada didalam rumahnya, Aylin memasang sebuah pertahanan diseluruh rumahnya. Agar tidak ada yang bisa memasuki rumahnya atau pun melihat keadaan di dalam rumah. Ia juga memasang dinding penghalang transparan diluar rumahnya, untuk mendeteksi jika ada yang berniat buruk datang ke rumahnya.

Ia merebahkan tubuhnya sejenak, sebelum ia meninggalkan dunia ini sore nanti. Tentu saja ia tidak bisa menunda apapun lagi. Para penghianat itu sudah mulai bergerak, seperti yang didengarnya tadi. Mungkin purnama yang dimaksud mereka adalah purnama yang akan terjadi 2 bulan lagi.

"Ayah, bunda. Lagi apa ya sekarang?" Pikirnya sendu.

***

Hari sudah mulai sore, Aylin membuka matanya perlahan. Ia bangun membersihkan diri, dan mengganti pakaiannya. Agar sesuai dengan keadaan disana.

Tapi sebelum pergi, Aylin mengirim sebuah sihir pada rumah yang ada di sebrang rumahnya.

Draco yang sedang sibuk dengan kegiatannya seketika memekik kesakitan, ia merasa kepala seperti akan pecah. Hingga beberapa saat ia tak sadarkan diri.

Aylin yang melihatnya dari kejauhan pun tersenyum kecil, ternyata kekuatannya masih berfungsi dengan baik.

Ia pun menuju ke dalam sebuah ruangan rahasia dikamar orang tuanya, sampai didalam ruangan. Aylin segera memasukkan kunci cahaya pada sebuah pintu berwarna putih dengan mengalirkan sedikit kekuatannya.

Sebuah cahaya putih perak kemudian menyinari seluruh sisi pintu tersebut. Menunggu beberapa saat hingga cahaya tersebut menghilang, Aylin pun melangkahkan kakinya kedalam pintu.

Seketika keadaan sekitarnya berubah, ia kini berada di dalam sebuah ruangan yang terlihat sudah lama tidak di datangi.

Melihat sekelilingnya, Aylin kemudian menutup itu. Tak lupa ia juga membawa kembali kunci cahaya bersamanya.

Aylin jelas mengetahui dimana dirinya berada, ia tiba ditempat dimana orang tuanya membesarkannya. Yaitu rumah mereka dulu.

Seluruh ruangan tertutupi oleh debu yang tebal, menunjukkan bahwa rumah tersebut tidak pernah didatangi oleh siapapun.

Ia pun mulai membersihkan seluruh permukaan rumah dengan kekuatannya, agar mempersingkat waktu. Tak lama kemudian, ia sudah selesai.

Mendudukkan dirinya disebuah kursi, pikiran Aylin kembali pada masa lalu.

Suasana rumah yang dulu hangat penuh canda tawa, sekarang sama seperti rumahnya dibumi. Hampa dan kosong.

Tak ingin bersedih terlalu lama, Aylin pun kemudian mengubah tampilannya.

Ia mengubah rambutnya yang berwarna putih perak, menjadi berwarna hitam pekat. Matanya pun tak luput dari perhatiannya, ia juga mengubah warna matanya menjadi merah darah.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Dengan begini tidak akan ada yang bisa mengenali dirinya.

Ia pun berpindah tempat ke tengah hutan, tak jauh dari rumahnya. Ya, rumah lama Aylin terletak didalam hutan. Mungkin karna dirinya, jadi orang tuanya memilih tinggal di hutan daripada ditengah kota atau pun desa.

Aylin menyadari kekuatannya bertambah kuat saat ia tiba disini, ia pun berniat menguji kekuatannya sebelum memulai rencananya. Bertindak gegabah tidak akan menimbulkan hasil yang baik.

Ia menyusuri hutan semakin dalam, mencari beberapa monster yang mungkin bisa ia lawan.

"Mengapa hutan ini sunyi sekali? Bukanlah dulu, banyak sekali monster yang berkeliaran?" Ucap Aylin heran. Karena sejak satu jam yang lalu, ia tak menemukan satu pun monster. Bahkan ia tak merasakan hawa keberadaan monster dihutan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!