Keesokan harinya, aku menemui baasan karena banyak hal yang ingin di bicarakan, pertama aku ceritakan kondisi yang terjadi di tokyo sebelum kita berada di saga kepada baasan, benar dugaan ku, baasan tidak mengetahui nya, tapi walau begitu, aku masih belum percaya 100% kepada baasan karena dia berniat menikahkan Shizuka chan ke Shindo kun yang merupakan pewaris sah Kyogoku untuk mempererat dan menyatukan dua keluarga. Ternyata hal ini yang membuat Shizuka chan lari dan baru di temukan kemarin. Pantas saja Shindo kun berwajah merah ketika melihat Ayame di rumah Haruka, aku mengerti alasan nya.
Tapi tiba tiba seorang ajudan baasan masuk ke dalam dan membawa sepucuk surat dari Kyogoku yang isinya adalah salinan surat tantangan Kotogaki kepada Kyogoku atas siapa yang berhak mempersunting Shizuka chan. Hee segitunya ya, tapi memang sih, siapa yang bisa mempersunting Shizuka chan dan menjadi menantu Fujikata, akan memegang kekuasaan karena ternyata Fujikata menguasai prefektur saga sampai nagasaki. Wow, keren juga baasan, pikir ku. Di tambah lagi dengan adanya surat itu, aku semakin tidak berani bilang kalau Kotogaki bekerja sama dengan Kirishima untuk mengincar ku dan Ayame.
Masalah nya baasan minta aku hadir sebagai perwakilan dari Odasiga, waduh, ini bisa menimbulkan masalah besar. Urusan dengan Kirishima di tokyo masih belum tahu sudah selesai atau belum, di tambah ikut campur urusan di sini. Aku berpikir keras, bagaimana cara menghindari masalah ini,
“Baasan, memang nya dari Kotogaki mengajukan juga ingin meminang Shizuka chan ?” Tanya ku.
“Aku tidak pernah menerima permintaan dari mereka langsung, ini masalah di tubuh Kyogoku. Aku sendiri bingung, buat apa mereka mengirimkan surat ini ?” Tanya baasan.
“Mungkin Kyogoku yang pernah mengajukan permintaan kepada baasan minta dukungan basaan.” Jawab ku singkat.
“Hah ngapain aku ikut campur urusan keluarga orang lain, masalah mereka ya masalah mereka.”
“Tapi baasan, apa tidak ingin tanya perasaan Shizuka chan gimana mengenai hal ini ?” Tanya ku.
“Kamu Masamune kun, bilang soal perasaan ? tidak salah dengar ? si tua bangka sudah mendidik mu dengan baik rupanya, menjadi bajingan.” Ujar baasan marah.
Ups benar juga, baru kemarin aku menyakiti Ayame dan menggantung Hikari selama ini. Wajarlah dia beranggapan begitu, tapi hey baasan, aku baru 15 tahun loh, walau otak ku 40 tahun. Masih wajar kan kalau aku salah hehe. Lagian kita semua di sini bajingan kan, jadi jangan lah kita saling mengatai bajingan satu sama lain, pikir ku yang tidak mungkin aku utarakan, bisa di tembak di tempat aku.
“Maaf baasan, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan ini semua jadi pelajaran bagiku.” Jawab ku dengan merendah.
“Ya, aku bisa maklum kamu masih muda, masih bergairah, aku paham sekali, tapi untuk dunia kita, tidak bisa hanya dengan mengandalkan perasaan, tentunya jisan mu mengajari seperti itu kan.” Balasnya.
“Benar baasan, jisan juga mengajari hal yang sama, tapi kali saja Shizuka chan punya pilihan lain yang menguntungkan bagi baasan.” Balas ku iseng.
“Haaah Shizuka masih mau bermain main, sedangkan Keiko harus orang yang lebih kuat atau minimal sama dengan nya. Bikin kepala baasan pusing, punya cucu yang keras kepala seperti mereka.”
Lah si baasan malah curhat, gimana cara ku menanggapi nya coba, tapi kalau orang yang lebih kuat sih ada di itoshima, sepertinya belum punya pasangan juga dan sepertinya mereka seumur. Apa di jodohkan saja ya hehe.
“Oh jadi Keiko san maunya yang lebih kuat, aku kenal sih di itoshima, keluarga Sawatari.” Gumam ku mancing mancing.
“Hmm Sawatari, keluarga otot itu ? bukankah mereka masuk ke dalam anggota Kyogoku juga ?” Tanya baasan.
“Yang aku tahu sih seperti itu.” Jawab ku.
“Mereka keluarga kecil, walau memang berperan penting di sana. Baasan sih terserah Keiko saja, sebab baasan tidak bisa mengatur dia.”
“Wah kalau gitu boleh aku bantu ?” Tanya ku pada baasan.
“Terserah kamu, lalu apa yang kamu mau bicarakan sebenarnya.” Balas baasan.
Aku langsung saja memberi tahu baasan, kalau aku sedang mencari orang bernama Enmado Youko di fukuoka dan aku tidak tahu harus mencarinya kemana. Alasan nya karena jisan minta aku mencari dia, tapi karena aku tidak mengerti wilayah wilayah kyushu dan tidak mau memancing sesuatu yang tidak perlu di fukuoka, aku minta bantuan baasan untuk mencari nya dan mengatakan dimana tempatnya. Baasan mengatakan hal itu mudah dan dia akan mengutus orang untuk mencari nya. Setelah mendapat jawaban baasan, aku pamit untuk keluar dan aku bilang akan mencoba apa yang aku utarakan tadi. Baasan hanya tersenyum dan mengibaskan tangannya menyuruh ku keluar. Hehe orang terkejam yang terkenal di seluruh kyushu di masa depan tersenyum padaku yang tadinya hanya pegawai kantoran lecek.
Begitu keluar, aku langsung menuju ruang tengah dan membuka buku tebal bernama yellow pages untuk mencari nama Sawatari. Karena yang terdaftar hanya nama nama di kota saga saja, aku pergi keluar rumah dan pergi ke toko buku untuk mencari yellow pages kota itoshima. Setelah mencoba beberapa toko buku, akhirnya aku menemukan nya, tapi, rupanya aku di ikuti, sepertinya dia melihat ku ketika aku membuka buka buku di ruang tengah dan curiga. Aku tahu kok siapa yang mengikuti ku, jelas yang mengikuti aku bukan Hikari sebab Hikari sama sekali tidak bisa di rasakan keberadaan nya, juga bukan Ayame yang selalu terasa keberadaan nya dan bukan ahli bela diri. Aku berjalan santai dan masuk ke dalam telepon umum, aku mencari nama Sawatari di buku itu dan menemukan nya. Langsung aku mengangkat telepon dan menelpon rumah Haruka,
“Halo.” Pas, yang mengangkat Ryota.
“Halo aniki ?” Sapa ku.
“Masa kun, dimana kamu ?” Tanya Ryota berbisik.
Aku menjelaskan kepada Ryota dimana posisi ku dan aku minta dia kesini secepatnya tanpa memberitahu siapa siapa. Aku memberikan alamat cafe yang ada di depan kotak telepon umum yang sedang ku pakai dan aku akan menunggu di situ. Ryota menyanggupi nya dan akan berangkat sekarang. Sebenarnya ada yang ingin aku tes, aku tidak tahu siapa yang membocorkan keberadaan ku, Ayame dan Hikari di kabin, dugaan ku yang terkuat adalah Ryota. Aku berani mengambil resiko karena ada seseorang yang mengikuti ku sejak keluar rumah tadi dan aku sedang berada di wilayah baasan. Jadi kalau Ryota memang pelaku nya dan pengkhianatnya aku dan orang yang mengikuti ku ini bisa menghabisinya. Tapi kalau bukan, aku ada rencana lain. Aku mengangkat nama Sawatari di depan baasan karena hal ini sebenarnya. Aku tahu kok perjalanan dari itoshima ke saga hanya memakan waktu 1 jam 20 menit kalau santai.
Setelah menutup telepon nya, dengan santai aku menyebrang jalan dan masuk ke dalam cafe sambil menunggu. Orang yang mengikuti ku duduk di kursi yang ada di pinggir jalan, biarkan sajalah, pakai jaket segala dan menutupi wajah pakai masker, apa tidak panas ya, sekarang kan lagi musim panas. Ternyata aku hanya menunggu selama 1 jam dan Ryota muncul menggunakan motor, tapi ada seorang lagi yang di boncengnya dan dia adalah Haruka. Padahal sudah kubilang sendiri saja, payah juga nih aniki pikir ku, tapi ketika membuka helm, aku melihat di wajah Haruka sudah hampir tidak ada bekas luka waktu itu. Haruka memberikan helm nya pada Ryota dan langsung masuk ke dalam cafe memeluk ku.
“Masa, kupikir kamu sudah mati, aku kaget melihat kabin itu hancur.” Ujar Haruka.
“Tahu tidak siapa yang memberi tahu aku ada di sana ?” Tanya ku langsung saja pada Haruka, sebab aku pikir Haruka masih bisa ku atasi, kalau Ryota lain lagi.
Tapi di luar dugaan Haruka malah langsung berbisik di telingaku kalau yang mengatakan nya adalah Shindo kun, tapi dia tidak tahu menahu tentang ku, Ayame dan Hikari, dia hanya tahu kalau kita bertiga sedang berlibur di sana dan yang menanyakan kepada Shindo kun adalah orang yang dianggap oleh Shindo kun sebagai rival nya, bernama Kotogaki Motoya. Ryota duduk di sebelah Haruka yang masih memeluk ku. Aku melirik keluar, sepertinya orang yang mengikuti ku dan duduk di depan itu geram melihat nya. Baiklah, karena sudah tahu siapa yang membocorkan ku di kabin, aku akan mengurusi nya nanti. Tapi yang utama sekarang adalah,
“Aniki, bisa tolong bantu aku lawan orang di depan itu ? dari tadi dia mengikuti ku.” Ujar ku sambil melirik ke orang yang mengikuti ku.
“Hmm wanita yang duduk di depan itu, dia kuat.” Balas Ryota sambil melihat keluar.
Langsung saja, aku mengajak mereka keluar cafe dan berjalan kaki masuk ke gang di sebelah cafe. Orang itu mengintip dari ujung gang, tapi dia langsung masuk ke dalam gang karena aku, Ryota dan Haruka menghilang. Aku sendiri kaget, karena Ryota bisa mengimbangi ku ke atap dengan membawa Haruka. Benar dugaan ku, mungkin Ryota lebih kuat dari ku, dan tidak salah juga orang yang mengintip itu ku libatkan kalau harus melawan nya. Ketika orang itu kebingungan, kita bertiga turun di belakangnya.
“Mencari ku ?” Tanya ku.
Orang itu langsung melompat ke belakang dan berniat melarikan diri, tapi Ryota lebih cepat, dia sudah di belakang orang itu. Langsung saja orang itu mencabut pisau nya dan melawan Ryota di depan nya. Ryota hanya berdiri tegak dan menghindari tusukan dan sabetan nya dengan sempurna walau bertubuh besar, kemudian dia menggetok leher orang itu.
“Hei, dia tidak ada maksud membunuh.” Teriak Ryota.
“Hehe memang tidak...maaf nee san.” Balas ku.
“Hah nee san.” Teriak Haruka.
“Adu duh, kamu....mau ngapain kamu melakukan hal yang mencurigakan seperti ini, bicara apa kamu sama baasan tadi ?” Tanya Keiko sambil memegang lehernya yang di getok Ryota.
Barulah aku memperkenalkan Ryota dan Haruka kepada Keiko, tujuan ku hanya ingin mengabari mereka kalau aku baik baik saja, tapi karena tidak tahu nomor telepon nya, aku ke toko buku mencari buku daftar telepon di itoshima. Aku menjelaskan nya kepada Keiko seperti itu, barulah dia mengerti walau dia sepertinya masih mencurigai ku. Tapi pancingan ku berhasil, Keiko mengajak Ryota bertanding sekali lagi dengan langsung berhadapan dengan persiapan.
Akhirnya Keiko mengajak kita semua kembali ke rumah nya, sebab di rumah nya ada dojo. Begitu sampai, aku langsung memanggil Ayame dan Hikari untuk bertemu kembali dengan Haruka. Keduanya senang sekali dan langsung ketiganya berpelukan. Setelah itu, Ayame dan Hikari bercerita pengalaman nya dan juga hubungan nya dengan ku. Haruka tertawa dengan terbahak bahak mendengarnya, lalu dia berjalan ke arah ku dan memukul perut ku, alasannya untuk menghukum ku yang menggantung Hikari, tapi sesudah itu dia kembali seperti biasa dan kita semua bercanda kembali. Aku sama sekali tidak mau melihat ke dalam dojo, biar saja mereka saling bicara. Para pengawal saja tidak ada yang berani masuk ke dalam haha. Entah seperti apa suasana di dalam, aku tidak perduli.
Tiba tiba Haruka masuk ke dalam dan membuka pintunya lebar lebar, ternyata bukan nya bertanding, malah Keiko di ajari oleh Ryota. Lalu Ryota memanggil ku dan ingin mencoba ku, sejujurnya aku juga penasaran, jadi aku mengiyakan nya. Setelah memberi hormat, kita berdua langsung maju saling serang, ternyata benar, Ryota kuat, dengan mudah nya dia menangkis serangan ku dan balasannya bukan main main, tangan ku sampai sakit menangkis nya. Tapi walau karate nya adalah karate keras yang bisa membunuh, tetap saja tidak bisa melawan kalau di serang secara tiba tiba dari belakang. “Siyuup.” Aku menghilang dan muncul di bawah nya, langsung saja aku meninju ke arah dagunya, tapi memang Ryota hebat, dia berhasil menghindari nya walau dagu nya tertepis tinju ku dan membuat nya mundur.
“Aku kalah, hebat...” Ujar Ryota.
“Lah belum kan aniki ?” Tanya ku.
“Hahaha kalau di teruskan aku kalah, keseimbangan ku hilang barusan, kamu bisa langsung menghabisi ku.”
“Hehe paham ya aniki.” Balas ku.
Tiba tiba Keiko berdiri di tengah kita berdua dan dia meminta tanding dengan ku. Loh kok malah jadi begini, gagal dong, aaaah aku menang ya barusan, dasar bodoh. Percuma dong semua yang kulakukan ini, pikir ku. Tanpa basa basi, Keiko langsung menyerang ku, aku masih bingung, aku harus mengalah atau harus menang, tapi sekalian sajalah, akhirnya aku balas melawan dan tidak selama melawan Ryota tadi, aku sudah berhasil mengalahkan nya. Setelah menang, tiba tiba ada tekanan besar di belakang ku, aku menoleh dan melihat anak dusun itu sedang tersenyum senyum. Yah tahu dong bagaimana kelanjutan nya, tidak pakai hormat atau salam, Hikari langsung menyerang ku. Aku melihat Shizuka mengintip dan Ayame memperkenalkan nya pada Haruka. Akhirnya malam itu, setelah minta ijin kepada baasan, Haruka dan Ryota di perbolehkan menginap sehari. Hikari menyelinap ke kamar ku dan bercerita kalau Shizuka bertanya tanya soal Ryota kepada Ayame dan Haruka sebelum semuanya tidur. Syukurlah semua nya berhasil pikir ku, sebab mau Keiko atau Shizuka yang berminat pada Ryota sama saja dan tidak ada yang bisa mengalahkan Ryota kan hehe. Win win lagi, pikir ku.
“Wah begitu ya.” Balas ku kepada Hikari yang tiduran di atas ku.
“Iya onii chan.....eh Ma kun hehe.”
“Sudah ku bilang kan jangan panggil aku onii chan lagi, sudah kamu kembali saja sana.” Ujar ku.
“Hehe...sudah lama Ma kun....” Balas Hikari dengan wajah begitulah.
“Ini di rumah orang, tidak sopan.”
“Sopan kalau sekali...hehe...dah ah, jangan ngomong mulu.”
Dan di mulai lah ronde pertama pertempuran yang lain dengan Hikari. Dua hari setelah nya, baasan memberikan alamat orang bernama Enmado Youko di fukuoka. Aku, Ayame dan Hikari bersiap siap kembali ke fukuoka dan aku menolak di antar oleh baasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-07-28
0
mochamad ribut
lanjut
2023-07-28
0