Aku keluar dari kisi kisi dan mengikuti para gangster itu yang menuju ke tempat parkir di basement. Aku mengendap ngendap mengikuti nya, kenapa aku tidak langsung menyelamatkan gadis itu, sebab aku masih ragu ragu kalau gadis itu adalah Ayame dan kalau Ayame keluar menyusul ku, tidak mungkin Hikari tidak ikut, untuk mengatasi gang yang bisa nya keroyokan ini, Hikari tidak perlu bersusah payah, kecuali dia sudah di bunuh duluan. Aku membuang jauh jauh pikiran ku, ossan 40 tahun tidak boleh berpikir negatif sebab tidak akan berhenti kalau berpikir negatif dan makin kemana mana. Mereka mebawa gadis itu kesebuah mobil mewah yang berada di tempat parkir, kaca jendela di buka, aku langsung mengarahkan kacamata ku yang bisa berfungsi juga sebagai teropong untuk melihat siapa di dalam mobil itu. Ternyata yang berada di dalam adalah seorang wanita tua yang memakai pakaian tradisional, dia sepertinya berbicara dengan gadis yang di hadapkan padanya. Aku mencoba membaca gerakan bibirnya.
“Pu..lang, Shizuka san.......jangan mempermalukan kami.”
Hah Shizuka ? siapa ? gadis itu ? berarti bukan Ayame, tapi kenapa wajah nya mirip Ayame. Karena penasaran aku melompat ke pipa pipa besar yang ada di langit langit tempat parkir. Aku jongkok tepat di atas mereka, terlihat gadis itu berontak dan sepertinya dia tidak mau pulang. Selagi enak enak menonton pertunjukan di bawah ku, tiba tiba ada sebuah bola kecil melesar ke arah ku. Bola itu meledak dan mengeluarkan asap yang banyak, untung saja aku pakai kacamata dan melihat seorang wanita yang sepertinya duduk di sebelah baasan itu keluar dan melemparkan nya, tiba tiba dia menghilang dan sudah ada di depan ku, langsung menyerang dengan menyabetkan pisau ke wajah ku. Aku langsung menhindari nya dengan menjatuhkan tubuh ku kebelakang dan menopang nya dengan dua kaki, sehingga pisau nya lewat tepat di depan wajah ku.
“Tu..tunggu....” Teriak ku yang sudah kembali tegak sambil menjulurkan tangan.
Dia tidak mendengar ku dan melanjut nya serangan nya. Aduh, cantik cantik gila, pikirku. Akhirnya kita bertarung di atas pipa dengan saling adu pukulan. Aku melompat ke bawah dan ke tempat parkir, sekalian sajalah nongol pikirku, toh aku pakai pakaian ku jadi tidak ada yang mengenali ku. Begitu mendarat di bawah, langsung saja para pengawal, gangster dan apapun itu, menodongkan senjatanya pada ku dan mengepung ku. Aku mengangkat tangan ku, tanda menyerah, karena aku tidak berniat melawan.
“Siapa kamu, buka topeng mu.” Teriak wanita yang turun itu.
“Maaf aku tidak bisa buka topeng ku.” Balas ku.
“Mau apa kamu ke sini, siapa yang menyuruhmu ?” Tanya wanita itu.
“Ah, maaf aku pikir gadis itu adalah kenalan ku, tapi aku salah orang, maaf ya.” Jawab ku santai.
“Aku tidak percaya, bersiap lah....” Wanita itu langsung memasang kuda kuda menyerang.
“Tunggu....” Teriak baasan yang turun dari mobil, ternyata benar, dia memakai yukata dan membawa sebuah tongkat.
Dengan di tuntun oleh seorang perawat, dia berjalan mendekati ku dan berdiri di samping wanita yang sudah siap menyerang ku.
“Siapa kamu, kenapa ikut campur urusan keluarga Fujikata ?” Tanya nya.
Eh, Fujikata ? oh begitu rupanya, jisan pernah sedikit menyinggung nya waktu dia bercerita padaku, kalau dia mengikat saudara dengan pemimpin keluarga Fujikata di kyushu, hanya saja dia tidak cerita dimana nya. Jujur saja, situasi ini sangat tidak menguntungkan. Tapi karena aku tidak ingin memperkeruh kesalah pahaman ini, aku membuka topeng ku dan memperlihatkan wajah ku.
“Maaf, aku tidak bermaksud apa apa, aku hanya salah mengira saja, nama ku Odasiga Masamune.” Ujar ku sambil mengangkat tangan.
“Odasiga ? kamu ? oh, kamu anak yang waktu itu di pemakaman. Aku ingat.” Balas baasan.
Hah apa dia datang ya waktu pemakaman orang tua ku dulu, aku lupa dan tidak ingat karena saat itu, aku memang tidak memperhatikan apa apa. Baasan mengangkat tangan nya supaya semua menurunkan senjata nya. Wanita di depan ku juga melepas kuda kuda nya. Baasan berjalan mendekat ke arah ku sambil di tuntun perawat dan di dampingi wanita gila tadi.
“Gimana kabar si tua Takeuchi ? sehat ?” Tanya baasan sambil menengadah melihat wajah ku dan tersenyum.
“Um...terakhir dia masih sehat, walau sudah melemah, maaf baasan, tapi baasan siapa ya ?” Tanya ku.
“Heh dasar, kamu jangan kurang ajar sama baasan ya.” Teriak wanita stress barusan.
“Kamu tidak sopan Kei chan, kamu tahu tidak siapa dia ?” Tanya baasan sambil menoleh kepada wanita yang di panggil nya Kei itu.
“Maaf baasan, tapi dia....” Balas Kei.
“Tidak apa apa, Kei chan, terakhir ketemu baasan dia masih kecil dan sedang di pemakaman. Nama ku Fujikata Akiho, aku dan jisan mu bersaudara, dulu kita pernah bertemu, tapi kamu sepertinya lupa.” Baasan menoleh pada ku.
“Maaf baasan, aku tidak bermasud seperti itu.” Ujar ku menunduk, kemudian aku menjelaskan kalau aku sedang belanja dan melihat Shizuka yang kupikir di tangkap orang jahat hehe. Walau kita semua jahat sih di sini.
“Huh...beruntung....” Wanita di panggil Kei itu memalingkan wajah nya.
“Um..dia siapa baasan ?” Tanya ku sambil menunjuk wanita yang di panggil Kei di sebelah nya.
“Dia Keiko, cucuku yang pertama, sedangkan yang kamu ikuti tadi Shizuka, cucu kedua ku, oh ya, Ayame chan gimana ? dia sehat ?” Tanya baasan.
Nih baasan tidak dengar berita apa ? atau memang belum sampai ke sini beritanya. Masa bodohlah, aku tidak boleh salah jawab, pikir ku.
“Dia sehat dan baik baik saja.” Jawab ku.
“Syukurlah....” Balas baasan, di sini aku menyadari ketika melihat raut wajah nya, seperti seorang nenek yang senang mendengar kabar cucunya baik baik saja.
Aku tidak ingin berlama lama di sana dan aku jelas tidak ingin ikut campur urusan keluarga mereka, walau aku melihat, gadis yang di panggil Shizuka di belakang itu yang memiliki wajah mirip Ayame melihat ku terus tanpa berkedip. Setelah ku perhatikan, ternyata wajah Keiko juga sedikit mirip Ayame walau terlihat sudah lebih dewasa. Ada apa ini ? aku sama sekali tidak mengerti, tapi pikiran ku saat itu, aku harus pergi.
“Baiklah baasan, aku pergi dulu.” Aku menunduk penuh hormat di hadapan baasan.
“Hei, jangan seenak nya mau pergi begitu saja.” Teriak Keiko.
Halah wanita stress ini benar benar membuatku naik pitam, sudah kujelaskan semuanya sampai aku juga sudah membuka topeng ku, masih saja mengancam ku. Tapi baasan malah tertawa,
“Hahaha, baru kali ini Keiko tertarik kepada laki laki, bagaimana Masamune kun, mau ikut kami makan bersama ?” Tanya baasan.
“Hah baasan, bukan nya aku tertarik padanya, mana boleh dia ikut campur masalah keluarga kita huh.” Keiko membuang wajah nya sambil melipat tangan nya di dada.
Tiba tiba perempuan di belakang yang mirip Ayame dan di panggil Shizuka itu lari dan langsung merangkul tangan ku.
“Masamune kun kan, tolong bawa aku pergi dari sini.” Ujar nya.
“Shizuka...” Teriak baasan.
Apa lagi nih, aku bakal bener bener terlibat kalau begini caranya, dan tidak pakai lama, di leher ku sudah ada pisau melintang, tiba tiba saja Keiko sudah di belakang ku, aku tidak melihat kapan dia pindah ke belakang ku, karena sedang di dekap oleh Ayame gadungan di depan ku.
“Coba saja kalau berani pergi....” Bisik Keiko di telinga ku.
Wah ternyata dia wangi, aku berpikir apa sih, bagaimana ini. Selagi mencari cara untuk lolos dari kejadian ini. Aku mendengar ada yang datang,
“Onii chan ?”
Geh, Hikari, dia menyusul ku dan mengajak Ayame lagi, kenapa juga dia bisa tahu aku ada di sini.
“Hikari ? kenapa kamu kesini ? mundur.....” Teriak ku.
“Aku mencium bau mu onii chan....dan bau mu ada di sini.”
Hah, memang kamu apa ? anjing pelacak ? bagaimana mungkin coba, dia pasti mengikuti ku diam diam dan melihat aku dalam bahaya dia mengajak Ayame ke sini. Kepala ku makin pusing, gimana sekarang. Tapi Ayame malah maju dan menghampiri baasan.
“Baasan ?” Tanya Ayame.
“Oh Ayame chan, kamu di sini juga.” Ujar baasan dengan wajah ceria.
“Iya, karena Masa kun tidak pulang pulang juga, aku menyusul ke mall yang dekat dengan apartemen kita bersama Hikari chan.” Balas Ayame.
“Hahaha begitu rupanya, maaf ya, aku menahan dia di sini. Sudah lah Kei chan, lepaskan dia.” Balas baasan lagi.
“Eh Keiko onee san ?” Tanya Ayame sambil menengok.
“Ya, apa kabar...” Jawab Keiko.
Heee mereka sudah saling kenal, bilang dong, aku tidak perlu jadi seperti ini kan, pikirku, lalu kenapa juga aku tidak di lepas, kanan di dekap Shizuka, kiri di dekap Hikari, belakang di rangkul Keiko, situasi apa ini.
“Anoo...boleh lepaskan aku ?” Tanya ku perlahan.
Langsung saja ketiga nya melepaskan aku, lega rasanya, tapi kenapa wajah nya pada merah nih, kecuali Hikari yang lain sendiri karena cemberut dan manyun. Akhirnya, baasan mengajak kita semua masuk ke dalam mobil dan mengajak makan di restoran favorit nya. Di perjalanan, baasan terus bercerita tentang hubungan nya dengan jisan. Ternyata, aku baru tahu hal yang membuat ku bertanya tanya kenapa Ayame dan Shizuka mirip dan membuat ku sedikit shock. Ternyata Ayame dan Shizuka adalah saudara kembar dari keluarga Fujikata, karena rasa persaudaraan dengan jisan begitu kuat, Ayame di titipkan ke jisan dan cucu jisan yang asli yaitu Keiko di titipkan ke baasan. Rumit amat nih hubungan keluarga, bikin kepala ku pusing, tapi kalau di lihat lagi, Ayame dan Shizuka memang seperti pinang di belah dua, walau sifat keduanya berbeda, Ayame kan pendiam, sedangkan Shizuka sebalik nya.
“Jadi tahu kan, aku sebenarnya adalah calon istri mu.” Ujar Keiko sambil meletak kan tangan di dada.
Hah, bicara apa kamu wanita stress, siapa calon istri siapa, sembarangan saja bicara. Pandangan mata Ayame, Shizuka dan Hikari langsung menatap ke Keiko.
“Aku saja, kalau sama Masamune nii san aku mau, daripada sama Kyogoku Shindo, aku milih kabur.” Teriak Shizuka.
“Tidak boleh, aku sudah menjadi adik nya, lagipula Keiko nee san umur nya beda 3 tahun kan dari kita.” Tambah Ayame.
Akhirnya ketiganya saling berdebat dan beradu argumen, hanya Hikari saja yang diam dan menggandeng ku, tapi kemudian baasan bertanya,
“Kalau gadis kecil di sebelah mu siapa Masamune kun ?” Tanya baasan.
“Oh dia...”
“Aku istri nya yang sah....” Teriak Shizuka memotong ucapan ku yang belum selesai dan tentu saja ketiga gadis yang lain menoleh padanya.
Wajah Hikari terlihat bangga dan semakin mendekap lengan ku. Aku melihat baasan menggelengkan kepala walau tersenyum.
“Apa maksudmu kamu istrinya ?” Tanya Keiko.
“Iya jelaskan, jangan main main soal ini.” Tambah Shizuka.
“Aku juga sebenarnya penasaran sih, waktu itu juga kamu bilang begitu.” Tambah Ayame.
Jreeeng, tanpa menunda lagi, Hikari menjelaskan semua yang terjadi di desa di depan semuanya dengan wajah bangga dan tidak bisa di cegah karena dia melawan upaya pencegahan ku dengan menutup mulut ku. Pandangan siap membunuh dari baasan, Keiko, Ayame dan Shizuka langsung mengarah kepada ku.
“Haha...maaf ?” Ujar ku pasrah.
Dan di mulailah celoteh mereka tentang norma norma, hubungan pria wanita dan lainnya di depan ku sampai kita sampai ke restoran, berlanjut sampai selesai makan dan kembali ke rumah baasan karena kita semua di ajak kesana, maklum, jaman itu masih kolot haha. Akhirnya baasan minta aku bertanggung jawab atau dia akan melaporkan semuanya ke jisan, aku menyanggupi nya dan karena belum boleh menikah, aku menjadikan Hikari sebagai tunangan ku, setelah itu, Keiko dan Shizuka memandangku dengan sebelah mata, Ayame mendadak dingin kepada ku dan tidak mau bertemu dengan ku. Tapi malam itu, Hikari menemui Ayame secara pribadi dan meminta maaf kepadanya bahkan Hikari minta Ayame membunuh nya karena sudah lancang dengan memberi nya pistol, hal ini membuat Ayame luluh sedikit dan akhirnya Ayame menemui ku, walau mengatakan dia masih melihat ku karena melihat Hikari. Sesudah minta maaf kepada Ayame, Hikari juga meminta maaf pada ku dan mengatakan kepada ku kalau dia akan menghilang karena menyakiti ku secara tidak dia sadari, dia mengatakan kalau dia rela kubunuh dan kulenyapkan.
Aku malah memeluk nya dengan erat, karena bagiku Hikari itu tidak tergantikan, terus terang saja, di kehidupan masa lalu ku, aku baru pernah merasa jatuh cinta itu di umurku yang sudah beranjak 22 tahun kepada istri ku Touka dan aku menyerahkan semuanya kepada istri yang akhirnya mengkhianati ku. Saat ini, perasaan ku pada Hikari, sama seperti Touka waktu itu dan aku yakin sekali Hikari tidak akan mengkhianati ku, tapi yang jadi masalah di sini, aku sudah terlanjur berjanji akan menjaga Ayame yang aku sendiri tidak tahu perasaan ku pada nya, di titik inilah akhirnya aku menyadari kalau aku mencintai Hikari dan ingin bersama dengan nya selamanya. Aku anak tunggal di kehidupan lalu dan tidak mempunyai saudara, aku tidak mengerti perasaan sayang ku adalah perasaan sayang kepada saudara atau cinta pertama terhadap Ayame. Tapi aku tidak boleh membiarkan hal ini semakin berlarut. Aku harus memperjelas semuanya, akhirnya aku mengambil keputusan.
Hikari memeluk ku dan menangis sambil memohon maaf secara terus menerus, dia melakukan itu karena dia kesal melihat aku di perebutkan seperti tadi sedangkan dirinya tidak bisa apa apa karena dia tahu dirinya bukan siapa siapa dan tidak pantas berada di samping ku, tapi dia tidak bisa melawan keinginan nya walau harus mati sekalipun. Aku sangat mengerti perasaan Hikari, akhirnya aku mengajak nya menghadapi Ayame bersama sama, aku mengetuk kamar Ayame dan masuk ke dalam. Ayame tidak mau melihat ku sama sekali, aku terpaksa berlutut di depan nya,
“Maafkan aku Ayame chan, aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi saat ini aku menyadari nya, aku mencintai Hikari. Jadi kalau memang aku dan Hikari harus pergi, aku rela. Semua ini akan aku kembalikan dan aku akan menemui jisan untuk minta maaf.” Ujar ku sambil memberikan buku tabungan, kartu kredit dan uang di dompet ku. Ayame melirik melihat ku.
“Tidak perlu sampai seperti itu kan ?” Balas Ayame.
“Maksudnya ?” Tanya ku bingung.
“Jujur saja Masa kun atau onii chan, aku sendiri bingung mengenai perasaan ku sendiri, benar kamu ganteng, keren, dewasa, berpikir jauh ke depan dan aku bisa mempercayakan hidup ku padamu, tapi itu semua karena kamu saudara ku, jadi aku sendiri tidak tahu apa perasaan ku, aku hanya takut kamu jauh dari ku dan melupakan ku.” Jawab Ayame sambil menangis.
“Kalau itu, aku bisa berjanji di depan mu, tidak akan aku meninggalkan mu, aku menganggap mu adik ku dan seperti yang jisan katakan, kita bersaudara, aku akan menjaga mu seperti seorang saudara, seorang kakak, jadi kamu tidak perlu khawatir aku akan melupakan mu.” Balas ku.
Ayame langsung menoleh melihat ku setelah mendengar penjelasan ku, dia juga melihat Hikari yang diam saja dengan kepala tertunduk di sebelah ku.
“Janji onii chan ? walau kamu sama Hikari chan kamu tidak melupakan ku ?” Tanya Ayame.
“Aku janji, kita akan bersama selamanya, sebagai adik kakak, iya kan Hikari chan.” Jawab ku sambil menoleh kepada Hikari.
“I..iya onee san.” Jawab Hikari perlahan sambil menunduk.
Ayame langsung memeluk Hikari yang kemudian menangis tersedu sedu. Sejujurnya ketika Hikari berkata demikian di mobil tadi, aku takut baasan, Keiko dan lainnya marah kemudian membunuh Hikari, sebenarnya aku sudah siap saat itu, kalau memang itu terjadi, aku berniat akan lari bersama Hikari dan melepaskan semuanya. Untunglah semuanya menjadi terang benderang dan hubungan ku dengan Hikari sudah resmi dan di setujui Ayame.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-07-28
0
mochamad ribut
lanjut
2023-07-28
0