Chapter 6

Aku berjalan santai sambil menguap, karena memang aku sebenarnya ngantuk. Haruka dan Ayame kelihatan di depan ku. Mereka turun tangga menuju ke bawah, setelah itu mereka keluar dari gedung sekolah. Mau kemana mereka pikirku, tapi aku sudah bisa menduga kemana nya, seperti yang aku bilang sebelum nya, anak anak di sekolah ini tidak kreatif dan bagi sensei spot itu tidak pernah di jambangi murid, jadilah blind spot bagi para begundal dan yankee yang berbuat seenak nya di sekolah. Dengan santai aku keluar dan berjalan menuju gedung belakang sekolah. Tinggal ku cari dimana nya, ketika sampai aku medengar suara ribut ribut di belakang gedung, ngintip saja lah jangan keluar, aku melihat Ayame dan Haruka sedang berdebat dengan beberapa senpai yang sepertinya sedang menjaga bangunan gudang tak terpakai di belakang nya. Aku pikir di gudang belakang itu pasti ada yang di jaga, aku iseng memutar dan menyelinap lewat belakang. Hmm di dalam ada orang sedang berbicara. Aku melompat dan melihat ke dalam dari jendela di atas. Wow ternyata Sayaka chan ada di dalam dan sedang di setubuhi oleh ikemen tadi di tambah dua orang lainnya secara bergantian.

Sifat jahil ku keluar, aku melemparkan bom asap yang memang selalu ku bawa di balik ikat pinggang, ku dalam gudang kosong itu. “Bum.” Asap langsung memenuhi ruangan, terdengar suara beberapa orang batuk dan pintu di buka. Tentu saja sampai depan sudah urusan nya Haruka, aku menendang dinding pembatas kemudian  melompat ke atas gudang dan mengintip dari atas. Haruka saja cukup untuk mengatasi lima senpai dan ikemen itu. Aku melihat kamera poket yang di bawa ikemen di tangan nya terlepas dan jatuh. Aku melemparkan sebuah shuriken ke kamera itu dan menghancurkan nya. Dia pasti mengancam Sayaka chan dengan foto foto yang di ambil nya untuk terus memerasnya dan bersedia melakukan apapun supaya tidak di sebarkan, modus seperti itu sudah bosan dan sering kulihat. Setelah aku memastikan Haruka selesai menghabisi semuanya, aku melompat berlari meniti dinding tembok pembatas untuk kembali ke kelas.

Tak lama kemudian, aku melihat dari balik lemari loker, Haruka sedang memapah Sayaka masuk dan Ayame membawa kamera poket yang ada shuriken ku hehe. Yang aku hancurkan kan kamera nya, filmnya mudah mudahan selamat. Maklum saja, di jaman itu belum ada kamera digital dan smartphone, jadi semua masih manual. Aku melihat Haruka dan Ayame membawa Sayaka ke ruang staff untuk bertemu sensei. Setelah itu aku kembali ke kelas sambil berpura pura mengeringkan tangan menggunakan sapu tangan. Aku kembali duduk di tempat ku, tanpa berkedip aku memperhatikan keadaan di luar kelas, menunggu Ayame kembali. Sepertinya mereka bakal lama, yah mau bagaimana lagi, jelas jelas yang terjadi barusan itu adalah tindak kejahatan. Istirahat makan siang selesai, Haruka dan Sayaka belum kembali ke kelas, aku menduga Ayame juga pasti belum kembali.

Tiba tiba beberapa mobil polisi masuk ke dalam gerbang, semua teman sekelas langsung bergerak ke jendela karena mendengar sirene polisi, tapi Helen sensei tidak bergeming dan hanya duduk tenang di mejanya. Sama seperti Helen sensei, aku pun duduk tenang di meja ku sambil sedikit sedikit melirik ke luar sebab Haruka belum kembali,

“Masa kun, lihat, itu ikemen yang masuk ke sini kan tadi siang ?” Tanya Jinta sambil menunjuk keluar jendela.

Aku melihat ke bawah, benar, ikemen dan para kroni nya di giring oleh polisi, tapi selain itu aku melihat Sayaka juga di giring. Hei, apa yang kamu lakukan Ayame ? kenapa juga dia ikut ikutan bersama polisi. Aku langung berdiri dan melangkah keluar dari kelas, aku tahu mata sensei melihat ku walau dia sedang membereskan berkasnya. Di luar, karena ada peraturan tidak boleh lari di lorong, aku berjalan perlahan.  Aku di ikuti, tidak mungkin salah, bukan hanya 1 orang, ada seorang lagi yang mengikuti orang di belakang ku. Aku berbelok menuruni tangga, tapi aku tidak turun, dengan sedikit menendang dinding, aku melompat ke tangga naik ke atas dan bersembuyi di balik sisi tangga, aku mengintip melihat siapa yang mengikuti ku. “Sring.” Sebuah pisau berada di belakang ku dari belakang. Hoo rupanya dia tahu aku menipunya dengan ber pura pura turun. Dari parfum nya, aku tahu siapa yang ada di belakang ku.

“Ada apa sensei, kenapa mengikuti aku ?” Tanya ku langsung saja.

“Tidak ada maksud, sst diam.” Ujar sensei sambil menunjuk ke bawah.

Ternyata ada seorang murid teman sekelasku yang mengikuti ku dan aku tidak tahu namanya. Tapi tunggu, dia murid  ? tidak tampak seperti anak berumur 15 tahun atau 16 tahun, tampak seperti anak kuliah berumur 20 atau 21 tahun. Aku bertanya kepada sensei menggunakan kode jadi yang ku letakkan di telapak tangan, sensei menjawab kalau nama murid itu adalah Kirishima Isami dan bukan murid, melainkan orang yang menyamar menjadi murid. Isami terlihat kebingungan mencari sensei dan aku yang menghilang. Dia melihat sekeliling dan berbalik kembali ke kelas. Aku menanyakan siapa sensei sebenarnya, jawaban nya sangat singkat yaitu teman. Setelah itu dia minta aku turun dan menyusul Ayame. Aku langsung melompat ke lantai 1 dan mengganti sepatu, aku berlari keluar gedung, Manabu san sudah menunggu di sana, aku naik ke dalam mobil.

“Manabu san, ke kantor polisi.” Ujar ku.

“Ok bocchan.” Jawab Manabu san.

“Dan tolong selidiki siapa Kirishima Isami.” Tambah ku.

“Hah Kirishima ? itu nama pesaing kita bocchan.” Jawab Manabu san.

“Hmm, tau siapa Isami, Manabu san ?” Tanya ku lagi.

“Aku tidak tahu, aku akan coba cari tahu, mereka selalu cari perkara dengan kita.” Balas ku.

“Aku serahkan pada mu ya Manabu san.”

“Siap bocchan.”

***

Aku mengamati kantor polisi dari kejauhan, Ayame sedang memeluk Sayaka bersama dengan Haruka keluar dari kantor polisi. Mereka menuntuk Sayaka, masuk ke dalam sebuah cafe. Aku minta Manabu san menunggu di mobil dan aku meminjam jaket panjang juga topi nya, kemudian aku berjalan menuju cafe itu. Dari jendela aku melihat ketiganya sedang duduk di dalam, aku masuk dan duduk di belakang mereka sambil mendengar pembicaraan mereka.

“Jadi orang itu bernama Kirishima Suzuki ?” Tanya Haruka.

Eh orang mana ? si ikemen ? atau siapa ? aku mendengarkan dengan seksama sampai mengerti maksudnya.

“Iya dia cucu ke tiga penguasa daerah ginza, dia mengancam ku akan menyebarkan foto ku ketika aku sedang berkerja di cafe daerah ginza. Sebab peraturan sekolah kan tidak boleh berkerja, tapi mau gimana lagi, adik ku ada 3 orang, papa mama ku bercerai, keduanya entah dimana, mereka hanya mengirimkan uang, tapi kurang. Aku sudah di tekan oleh nya sejak kelas 3 smp. Kalau sampai aku dikeluarkan dari sekolah bisa gawat, akhirnya aku hanya bisa menuruti nya.”  Jawab Sayaka.

Ok, berarti rumor tentang Sayaka adalah malaikan yang berpindah pindah dari satu om ke om lain adalah bohong, dia berkerja jujur di sebuah cafe sampai malam. Tapi, lagi lagi Kirishima. Menarik, mungkin mereka juga yang membunuh orang tua ku dan mengancam nyawa Ayame chan. Kalau si ikemen itu di tangkap, pasti tidak akan lama lagi bebas, keluarganya kuat. Lagipula tenang saja Sayaka chan, di masa depan kamu itu artis film yang cukup terkenal walau awal nya bintang av, itu kalau di kehidupan ku sebelum nya, tapi kalau kejadian ini dia alami juga sebelum nya berarti aman.

“Tenang saja, aku akan minta bantuan jisan buat mengatasi ini, atau aku akan bilang sama Masa onii chan. Tenang saja ya Sayaka chan.” Ujar Ayame.

Astaga Ayame, mulutnya kenapa loncer seperti itu, memberi janji janji yang sulit, tapi aku mengerti, dia belum tahu siapa Kirishima dan terbawa emosi. Tapi aku tidak bisa berpaling dari hal ini, kalau sensei mengatakan dia teman walau aku masih percaya padanya hanya 70%, aku harus menyelidiki Kirishima, terutama siswa tua itu. Di kehidupan ku sebelum nya, Nabeyoshi lah yang menguasai bisnis peninggalan Odasiga, tapi taring jisan sudah menancap di sana akibat kesalahan Todo. Sekarang Kirishima muncul, berarti yang mengendalikan Nabeyoshi kemungkinan adalah Kirishima.

“Sekarang kamu sudah bisa tenang kan Sayaka chan, ngomong ngomong rumah mu dimana ?” Tanya Haruka.

“Rumah ku di dekat sekolah.” Jawab Sayaka sambil menunduk dengan rambut acak acakan.

“Aku antar kamu pulang, aku dan Ayame dekat.” Balas Haruka berusaha menenangkan Sayaka.

Sayaka tidak menjawab, dia hanya mengangguk. Kemudian seorang pelayan membawakan minuman mereka. Pelayan itu menoleh kepada ku yang memang hanya duduk tidak memesan apa apa. Sebelum pelayan itu ke tempatku, aku sudah berdiri dan cepat cepat keluar cafe. Aku kembali ke tempat Manabu san menunggu. Tak lama kemudian, ketiganya keluar, aku dan Manabu san mengikuti mereka dari belakang menggunakan mobil. Ketiganya melewati jalan memutar ke perumahan di belakang sekolah, ternyata benar, rumah Sayaka benar benar rumah tua yang sudah banyak bagian yang rusak dan tidak terawat. Aku melihat ketiga masuk ke dalam, aku minta Manabu san mematikan mesin mobil nya dan jangan merokok. Benar saja, tiga orang pengendara motor datang ke rumah Sayaka dan parkir di depan rumah nya.

“Manabu san, tunggu sini.....” Aku membuka pintu mobil.

“Tenang saja bocchan, ada Harukan chan, dia ban hitam karate.”

“Aku tahu, aku hanya jaga jaga saja.”

“Baik, hati hati bocchan, jangan memaksakan diri.”

Aku keluar dan menutup pintu mobil dengan perlahan, aku melihat ketiga orang itu sudah masuk ke dalam rumah Sayaka. Aku berlari dan langsung melompat ke atas pagar, kemudian melompat ke balkon di lantai dua, aku hanya berharap balkon reot itu tidak rubuh begitu ku injak, aku membuka jendela perlahan dan masuk ke dalam rumah. Wah ternyata aku tiba di kamar dan ada seorang anak yang mungkin baru berusia 5 tahun sedang tidur. Dengan perlahan aku melewati nya dan keluar dari kamar, aku mendengar suara di bawah,

“Sudah jangan banyak bicara, bos bilang kami harus membawa mu kembali.” Teriak seorang pria pengendara motor itu sambil menendang meja.

“Hah langkahi dulu mayat ku. Sini maju.” Teriak Haruka.

Tiba tiba di belakang ku terdengar suara teriak. “Kyaaa...” Seorang anak kecil yang kira kira berusia 5 tahun yang sedang tidur terbangun. Lalu dari kamar keluar dua anak perempuan yang berusia sekitar 8 dan 10 tahun. Waduh runyam nih, ketiganya melihat ku. Ketika kedua anak perempuan itu ingin berteriak, aku langsung berlari ke belakang mereka dan menutup mulut mereka.

“Diam dulu ya, onii chan mau menyelamatkan onee chan kalian, kalian mengerti kan ?” Tanya ku.

Kedua anak itu mengangguk, tubuh mereka gemetar, jelaslah ada orang mencurigakan sedang menutup mulut mereka. Di bawah terdengar suara,

“Hmm baiklah, aku ke atas dan mengambil adik adik mu.” Terdengar langkah orang berjalan di bawah.

“Tidak...tidak....jangan sakiti mereka...tolong, aku akan ikut.” Teriak Sayaka.

Pria itu sepertinya tidak memperdulikan teriakan Sayaka. Dia sudah melangkah menaiki tangga. Aku melepaskan kedua anak itu dan memberi tanda kepada mereka supaya diam. Keduanya yang sedang memeluk adik nya yang terkecil mengangguk. Aku bersembunyi di balik sofa, pria itu naik dan di depan nya ada tiga anak kecil sedang ketakutan. Aku langsung keluar dan berada di belakang nya, aku menangkap leher nya memutar kepalanya sampai pingsan dengan cepat. Para anak kecil itu melongo. Aku sengaja menurunkan tubuh pria itu ke tangga sehingga tubuh nya langsung meluncur turun.

“Aniki....” Teriak kedua orang pria lainnya yang sepertinya langsung menghampiri pria itu karena terdengar langkah kaki nya.

Seorang pria naik berlari ke atas, dan kembali dia hanya melihat tiga orang anak kecil sedang melongo. Ketika dia lengah dan mendekat ke anak anak itu, aku menendang kaki nya dan ketika dia jatuh ke depan, aku sudah di bawahnya dan mengacungkan tinju ku sehingga kena dagu nya dengan kencang, membuat nya pingsan. Kembali  aku turunkan tubuh nya ke tangga dan langsung meluncur ke bawah. Melihat kedua temannya bertumpuk di bawah tangga dalam keadaan pingsan, pria terakhir langsung berniat lari keluar rumah. Aku mencari sesuatu untuk di lempar dan kebetulan aku menemukan sebuah asbak dari kaca tebal. Aku melemparkan asbak itu dan pas kena tengkuk nya, pria itu langsung nyungsep dan pingsan. Aku mengintip dan melihat Sayaka, Haruka, Ayame menoleh ke atas. Sayaka berlari menaiki tangga.

“Onii chan pergi dulu ya.” Aku mengelus kepala ketiga anak itu dan masuk kembali ke kamar untuk keluar melalui balkon. Tapi akhirnya aku sembunyi dulu di kamar sebab takut balkon yang reot itu bunyi ketika aku keluar. Aku mengintip keluar kamar, Sayaka yang naik melihat ketiga adik nya melongo menoleh ke kamar.

“Onee chan ?” Ujar ketiganya.

Sayaka langsung memeluk ketiganya sambil menangis dan meminta maaf. Haruka dan Ayame menyusul  naik ke atas dan melihat Sayaka yang sedang memeluk ketiga adik nya yang masih juga melongo karena tidak percaya. Akhirnya Sayaka bertanya pada adik adik nya.

“Kalian yang melakukan itu ?” Tanya nya sambil menunjuk ke bawah.

Ketiganya menggelengkan kepala dan menoleh kembali ke kamar. Anak yang paling kecil malah menunjuk ke arah kamar. Waduh mati aku, aku harus sembunyi, aku mengintip sebentar dan melihat Haruka sedang berjalan ke arah kamar. Aku langsung masuk lemari di kamar yang cukup sempit, “Sreeg.” Pintu kamar di buka, Haruka masuk dan memeriksa kondisi kamar, dia melihat jendela yang terbuka lebar dan dia kembali keluar kamar.

“Sudah keluar lewat jendela.” Suara Haruka terdengar berbicara dengan Sayaka dan Ayame.

Aku kembali keluar dan mengintip kembali. Haruka mengajak Sayaka dan ketiga adik nya pulang ke apartemen nya dan mengunci rumah nya. Sayaka menunduk berterima kasih pada Haruka. Setelah itu, aku langsung keluar jendela, berjalan pelan pelan di balkon dan langsung salto turun ke jalan. Begitu mendarat aku langsung lari ke mobil dan masuk ke dalam.

“Manabu san, kita pulang....”

“Ok bocchan.”

Aku langsung pulang bersama Manabu san naik mobil. Aku lebih dulu sampai di apartemen di banding mereka. Aku berganti pakaian dan duduk santai di sofa. Kira kira 2 jam kemudian, terdengar suara ribut di depan apartemen, aku berpura pura keluar, Haruka sudah sampai membawa Sayaka dan ketiga adik nya untuk menginap di apartemen nya. Ayame langsung menghampiri ku dan berbisik,

“Makasih ya onii chan keren...hehehe.”

“Eh, maksud mu apa ?”

“Ada deh hehe.”

Ketika ku tanya lagi, Ayame bercerita kalau ketiga adik Sayaka mengatakan yang memukul orang orang itu bukan mereka tapi ada onii chan keren yang melakukan nya. Dasar bocah tidak bisa jaga rahasia, tapi syukurlah semuanya baik baik saja. Sekarang tinggal tunggu hasil penyelidikan Manabu san, soal Kirishima Isamu.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2023-07-27

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2023-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!