Hari sudah menjelang malam, beberapa orang datang ke rumah Haruka, sepertinya penduduk lokal, tapi kenapa mereka membawa senjata api yang tersembunyi di pinggang nya. Aku melihat nya dari jendela kamar Haruka yang berada di lantai 2, Aku diam saja dan tidak bertindak walau aku tetap waspada, aku melihat Ayame, Haruka dan Hikari sedang berbincang bincang riang di depan ku dan Hikari tidak bereaksi apa pun, mungkin aku berlebihan karena ketegangan hari ini, tapi tidak ada salah nya tetap waspada. “Sreeg.” Aku mendengar pintu di utama di buka, Shindo keluar dan berbalik, kemudian dia menunduk di depan ossan dan obasan yang mengantarnya keluar kemudian dia pergi bersama orang orang itu. Aku jadi tergelitik ingin tahu,
“Haruka, siapa sebenar nya Shindo kun ?” Tanya ku sambil melihat keluar jendela sambil melipat tangan di dada karena aku berdiri di sebelah jendela dan bersender.
“Oh dia ? dia anak tuan tanah di sini, nama lengkap nya Kyogoku Shindo.” Jawab Haruka.
Kyogoku, ya aku tahu nama itu, keluarga yang bergerak di balik layar menguasai semua daerah di kyushu.
“Hee dia pewaris toh.” Ujar ku.
“Yah begitulah, hampir semua murid di sini adalah anak anak keluarga mereka.” Balas Haruka.
“Hmm begitu ya, kalau begitu siapa papamu ?” Tanya ku pada Haruka.
“Oyaji ? dia salah satu petinggi clan juga dan pelatih mereka untuk karate.” Jawab Haruka.
Sudah kuduga, keluarga Haruka bukan keluarga sembarangan, kalau tidak mana bisa dia seenak nya di tokyo seperti yang dia lakukan sekarang dan tidak takut terlibat dengan kita. Manabu san saja ossan nya kan, berarti mungkin Manabu san juga berasal dari sini. Paling tidak hubungan mereka baik dengan keluarga ku, mungkin.
“Ngomong ngomong papamu tahu siapa kita ?” Tanya Ayame kepada Haruka.
“Tahu lah, itu alasan dia menyuruh Shindo mengetes onii chan mu tadi hehe.” Ujar Haruka menjawab pertanyaan Ayame.
“Hah...tadi berarti di setting dong ?” Tanya ku.
“Hehe maaf, sebab aku memang pernah cerita ke oyaji dan kebetulan yang paling bagus di sini adalah Shindo.” Jawab Haruka.
“Begitu ya ? Tujuan nya apa ?” Tanya ku.
“Tidak ada, hanya ingin tahu saja seperti apa pewaris Odasiga.”
Yah semoga jawaban nya tetap seperti itu tanpa ada embel embel yang lainnya. Tiba tiba pintu kamar di ketuk, Haruka berdiri dan membuka pintu nya. Seorang pemuda berambut cepak yang mungkin berusia sekitar 18 tahun masuk ke dalam.
“Aniki, sudah pulang ? kenapa kesini ?” Tanya Haruka.
“Makan malam sudah siap, ajak teman teman mu sekalian.” Jawab pemuda itu singkat.
Haruka kemudian memperkenalkan Ayame, Hikari dan aku kepada aniki nya. Nama nya adalah Sawatari Ryota, kalau di lihat badan nya dia juga sepertinya karateka juga, hebat, berbeda memang keluarga beladiri.
“Ah ya, cepatlah turun Haru chan.” Ujar nya sambil keluar dan menutup pintu nya kembali.
“Kita makan dulu yu...” Ujar Haruka mengajak kita semua makan.
Akhirnya aku mengikuti nya turun kebawah bersama dengan Ayame dan Hikari. Ossan, obasan dan Ryota san sudah siap duduk di meja makan, Haruka, Ayame, Hiakri dan aku duduk di sebrang mereka.
“Silahkan, maaf ya makanan nya seadanya...” Sapa obasan sambil mengisi mangkuk dengan nasi.
Apanya yang seadanya, di tengah ada sebuah pot berisi sayuran dan potongan potongan daging, rupanya mereka membuat nabe. Aneh memang makan nabe di musim panas, mungkin karena ada tamu atau memang kebiasaan di dekat laut. Selain nabe di meja juga ada nikujaga, tamagoyaki dan sup miso. Kalau ku bilang sih cukup mewah. Setelah mengucap salam, barulah kita makan bersama sama. Selagi makan,
“Jadi Haruka sudah sejauh apa kamu dengan Masamune kun ?” Tanya ossan.
Haruka yang kaget langsung menyemburkan sup miso dari mulut nya dan berteriak kepada ayahnya dengan wajah merah.
“Oyaji......”
“Hahaha...kenapa kaget begitu ?” Balas ossan sambil minum sekaleng bir.
“Dia hanya teman sekelas, kebetulan duduk nya di sebelah ku.” Balas Haruka dengan wajah merah.
“Huh, ekpresi mu berkata lain Haru chan.” Celetuk Ryota singkat sambil menyeruput nabe di mangkuk nya.
“Tapi wajar sih, Masamune kun tampan hehe.” Tambah obasan.
“Okasan....” Teriak Haruka lagi.
“Lalu yang berdua ini siapa ?” Tanya obasan.
Haruka menjelaskan siapa Ayame dan Hikari. Keduanya kemudian memperkenalkan diri kepada semua yang ada di sisi lain meja. Mulailah pertanyaan demi pertanyaan di tanyakan ke keduanya, hanya Ryota yang sepertinya santai dan cuek sambil terus makan pelan pelan. Aku mencoba mengacuhkan pembicaraan di depan ku, sampai ada pertanyaan,
“Jadi Masamune kun pilih yang mana ?” Tanya ossan.
Untung ku belum memasukkan apa apa ke dalam mulut ku jadi tidak menyemburkan apa apa. Ayame, Hikari dan Haruka menoleh menatap ku. Kalau begini ceritanya, di jawab salah tidak dijawab lebih salah, akhirnya aku menjawab,
“Saat ini aku konsentrasi belajar dulu ossan.” Jawab ku.
“Pasti dia bingung karena di hadapkan 3 cewek cantik. Memang sulit memlih nya, sekalian saja ketiga nya, ambil semua.” Celetuk Ryota sambil mengambil lauk dan makan.
“Aniki...” Teriak Haruka.
Ayame dan Hikari hanya menunduk malu dengan wajah merah tanpa berkata apa apa. Semuanya tertawa terbahak bahak, terutama ossan yang sepertinya sudah mulai mabuk karena sudah menghabiskan 2 kaleng bir dan sekarang sedang memegang yang ke 3, berkat celetukan Ryota sehingga jawaban ku tidak terdengar, syukur syukur. Setelah selesai makan, Haruka mengajak kita semua ke pemandian umum di kota, tentu saja kita semua setuju. Kita semua langsung pergi membawa peralatan mandi dan pergi ke pemandian. Letak pemandian tidak terlalu jauh dari rumah Haruka, hanya berbeda beberapa gang saja. Aku masuk ke dalam kamar mandi laki laki dan ketiga nya masuk ke kamar mandi perempuan. Aku membuka pakaian ku dan menaruh barang barang ku di keranjang yang di sediakan, ketika masuk ternyata aku hanya sendirian. Aku membilas badan ku dan membersihkan badan ku. Setelah itu aku berendam, haah rasanya nikmat, air hangat nya pas. Aku bisa mendengar sayup sayup ketiganya sedang berbicara di sebelah.
Selagi enak berendam, tiba tiba pintu di bukan dan seorang pemuda masuk. Tunggu, bukankah dia pasangan yang kulihat di kereta tadi, pikir ku ketika melihat orang di depan ku yang sedang membilas tubuhnya, jelas saja aku ingat, rambut silvernya mudah sekali untuk di kenali. Dia menuju ke bak mandi, aku harus waspada, kalau dia ada di sini, kemungkinan pasangan nya ada di sebelah. Dia langsung masuk ke bak di sisi lain. Santai sekali merebahkan badan seperti itu, meremehkan ku, pikirku ketika melihat pemuda itu. Kalau di lihat, mungkin umur nya sekitar 17 tahunan, baiklah, biasa saja, dia juga tidak menoleh kesini, pikir ku sambil memejam kan mata. Tiba tiba tedengar teriakan dari sebelah, aku membuka mata dan di depan wajah ku sudah ada tusukan tangan mengarah ke wajah ku. Aku mundur dan merebahkan diri ke samping, langsung berguling dan keluar dari bak sambil memasang handuk yang kutaruh di kepala.
“Wow, bisa mengelak dari sudut seperti itu, hebat.” Ujar pria itu karena tusukannya menghantap porselein dan membuat nya retak.
“Siapa kamu ?” Tanya ku.
Aku melirik, karena aku mendengar suara pertarungan di sebelah, aku harap Hikari dan Haruka bisa mengatasi nya untuk melindungi Ayame. Tanpa basa basi lagi, pria itu keluar bak mandi dan langsung menyerangku lagi dengan tusukan tangannya. Aku mengangkat tangan untuk menangkisnya, tapi karena melihat jari tangannya yang hitam, aku memilih menghindar.
“Hehe tampak nya kamu menyadari nya ya, aku hanya perlu satu goresan saja.” Ujar nya sambil mengangkat tangan nya dan memperlihatkan tangan hitam nya.
Situasi tidak menguntungkan, aku tidak memiliki senjata, baiklah yang penting jangan sampai terkena tusukan tangan nya. Pria itu terus menyerang ku, aku hanya bisa menghindari nya, aku mengambil sebuah ember dan menangkis tangan nya. Ketika tangan nya terpental dia menendang ku dengan tendangan lurusnya, aku melompat memutar tubuh ku sebab ternyata kaki nya juga hitam. Gila sekali orang ini, tubuh nya penuh racun. Tiba tiba dia mengambil jarum dari belakang telinga nya dan melemparkan padaku yang masih di udara, dengan handuk ku yang ada di pinggang, aku mengibaskan jarum jarum itu sampai jatuh, aku sudah tidak perduli lagi aku telanjang atau tidak dan sekarang aku jadi tahu, dialah yang melemparkan jarum jarum itu di kereta.
“Hebat tidak ku sangka sesulit ini, padahal kamu masih anak bau kencur.” Ujar nya.
“Hah jangan meremehkan aku.” Balas ku sambil tersenyum.
Dia menyerang lagi, kali ini dengan dua tusukan tangan nya, dengan ember di tangan aku menangkap tangannya dengan menusukkan nya ke ember, dia langsung menendang ku lagi, tapi maaf aku sudah melihat jurus mu barusan. Aku menghilang dan muncul di belakang nya, dia melepaskan satu tangan nya dan menyerang ku di belakang, aku menangkap tangan nya dan membiarkan tusukan nya menggores pipi nya sendiri, kemudian aku bersalto ke dalam bak lagi. Luka goresan di pipinya langsung membiru dan menghitam, dia kena racun nya sendiri.
“A..apa ? kurang ajar....gah.....”
Pria itu langsung jatuh ke tanah dan terlungkup tidak bergerak, dashyat sekali racun itu, wajahnya mulai menghitam dan terlihat badan nya kaku. Aku menghampirnya sambil berjaga jaga.
“Siapa yang mengutus mu ?” Tanya ku.
“Huh...mana mungkin aku mengatakan nya, perntanyaan bodoh...”
Pria itu terlungkup dan tidak bergerak lagi setelah menjawab, aku langsung melangkahi nya untuk keluar dan tidak memeriksa dia masih hidup atau mati, aku lebih khawatir dengan kondisi di sebelah yang sudah tidak ada suara. Ketika keluar, aku melihat Ayame dan Hikari membawa Haruka yang memegang wajah nya. Hati ku langsung kecut karena melihat Haruka berlumuran darah di wajah nya, aku langsung memeriksanya, ternyata wajah nya terluka dari pipi sampai melewati sebelah matanya. Hal pertama yang aku lihat, adalah apakah lukanya beracun atau tidak, ternyata tidak, aku sangat lega, tapi wajah cantik Haruka jadi cacat karena lukanya cukup dalam, tidak mungkin tidak meninggalkan bekas.
“Onii chan tidak apa apa ?” Tanya Hikari.
“Tidak apa apa, Haruka gimana ?” Tanya ku pada Ayame dan Hikari.
Keduanya bercerita kalau ada wanita gila yang jago kungfu bersenjatakan dua bilah pisau. Haruka menjadi seperti itu karena menolong Hikari yang terpeleset dengan menendang wanita itu sampai terpental, tapi dia melemparkan pisaunya dan Haruka terlambat mengelak sehingga wajah nya tergores pisau yang melesat kemudian menancap di porselen sebelah Ayame. Aku menanyakan wanita itu pakai racun atau tidak, Hikari bilang tidak, tapi memang ilmu nya cukup tinggi, Hikari bilang sebenarnya dia bisa menang, tapi karena di kamar mandi yang sedikit licin, jadi seimbang dengan nya. Ayame juga mengiyakan apa yang di katakan Hikari, sebetulnya karena kalah di tempat saja dan karena Hikari terpeleset. Tentu saja, pembunuh selalu mengincar di tempat tempat yang membuat kita lengah dan lemah, tapi kalau musuh menggunakan racun seperti yang ku lawan di sebelah, mungkin Haruka sudah keracunan atau malah mati di tempat seperti yang ada di tempat ku barusan.
“Pokok nya bawa dulu dia keluar dari sini, ayo aku gendong.” Ujar ku sambil berjongkok dan berbalik di depan Haruka supaya dia naik ke punggungku.
“Tidak apa apa, luka ini tidak masalah, mata ku masih bisa di buka.” Balas Haruka yang memaksa berdiri tapi sempoyongan dan kemudian jatuh kedepan.
Aku menangkap nya dengan punggung ku dan langsung menggendong nya. Aku mengajak Ayame dan Hikari lari pulang ke rumah. Ketika keluar aku melihat Ryota masuk ke dalam, dia tidak menengur dan tidak bertanya, pandangan nya lurus kedepan dengan wajah nya yang datar, dia hanya melewati ku masuk ke dalam pemandian, aku tidak tahu apa yang akan di lakukan nya di dalam, keselamatan Haruka nomor satu saat ini. Aku berlari bersama Ayame dan Hikari, masuk ke dalam rumah untuk menemui ossan dan obasan di ruang tengah.
Begitu masuk, ternyata ossan dan obasan sedang menonton berita di televisi, mereka langsung menengok dan menghampiri kita semua. Ossan langsung mengambil Haruka dan obasan mengambil obat obatan.
“Apa yang terjadi ?” Tanya ossan.
Aku menceritakan semua yang terjadi di pemandian, sekalian aku pamit sama ossan dan obasan sebab aku tidak bisa membiarkan mereka dalam bahaya karena menampung aku, Ayame dan Hikari. Tapi Haruka tidak setuju kita pergi dan bilang Ryota akan membereskan nya.
“Berarti benar suami istri yang tadi kesini ya.” Ujar ossan sambil menoleh pada obasan.
“Iya benar, Ryota tadi keluar mengikuti mereka.” Tambah obasan.
Hmm mungkin Ryota ada di pemandian tadi mengikuti mereka karena curiga dengan mereka.
“Kalian jangan kemana mana dulu, di sini saja.” Ujar ossan.
“Jangan khawatir kita terlibat, kita sudah terbiasa dengan hal seperti ini di sini.” Tambah obasan.
“Benar Masa, kalau keluar kalian mau kemana.” Tambah Haruka yang sedang berbaring di sofa.
Aku, Ayame dan Hikari saling menoleh dan melihat satu sama lain, akhirnya kita bertiga menerima tawaran ossan dan obasan. Tak lama kemudian, Ryota kembali dan tersenyum melihat ku.
“Hei, lain kali jangan hanya di buat pingsan ya. Habisi sekalian.” Ujar nya sambil melewati kita dan masuk naik ke atas untuk kembali ke kamar nya.
Loh berarti dia kedalam tadi untuk membunuh orang itu ? berarti yang tadi kena racun itu belum mati. Berbahaya sekali, untung ada Ryota, aku harus berterima kasih padanya. Kemudian ossan memberitahu ku kalau di dojo nya ada dua aliran karate, pertama karate biasa yang di ajari kepada anak anak tadi siang, kedua adalah karate yang khusus untuk membunuh aliran rahasia keluarganya dan yang menguasai itu adalah Ryota, sedangkan Haruka hanya belajar dasarnya. Pantas saja dia tadi tidak ada di dojo dan gaya bertarung Haruka juga tidak seperti karateka pada umum nya. Hebat, aku baru tahu ada karate seperti itu, lebih baik jangan jadikan keluarga musuh. Untuk luka Haruka, obasan mengatakan tidak perlu di bawa kerumah sakit dan di jahit, mereka punya ramuan rahasia yang jika di oleskan bisa menyembuhkan tanpa meninggalkan bekas, hanya saja sekali di oleskan tidak boleh di buka. Tiba tiba ada berita darurat di televisi,
“Saat ini di wilayah kabukicho tokyo sedang terjadi perang tembak menembak antar geng, bagi para penduduk tokyo di sekitar kabukicho di himbau jangan keluar rumah, polisi sedang menuju lokasi untuk menangani nya.”
Aku, Ayame, Hikari yang melihat itu langsung tahu kalau yang perang adalah geng di bawah keluarga kita bertiga dan Kirishima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-07-28
0
mochamad ribut
lanjut
2023-07-28
0