BAB 20

"Gimana ini mbah, saya sudah bayar mahal lho, tapi kenapa gadis itu belum mati juga mbah..!"

Ucah seseorang dengan dandanan rapi.

"Nyonya jangan khawatir, sepanjang karir perdukunan saya, belum ada satu pun target yang lolos dari santet saya, kemarin hanya ada sedikit gangguan, nanti malam akan saya kirim lagi santet yang lebih kuat!"

Balas seorang kakek bertubuh gempal yang mengaku dirinya adalah dukun santet paling sakti di tanah jawa tengah.

Perempuan separuh baya itu pun berpamitan dengan wajah kecewa nya.

"Sialaaan...siapa yang berani beraninya memusnahkan santetku.!!"

Gerutu si dukun sambil mencoba menerawang kerumah mbah Dharmo.

"Sepertinya nanti malam aku akan ke rumah gadis kecil itu lagi, entah kenapa aku sangat yakin dia akan mendapat kiriman santet lagi"

Ucap Suryo setelah bangun dari meditasinya.

"Aku ikut, kita lihat seberapa kuatnya santet dukun rendahan itu"

Balas Guntur dengan nada yang sangat meremehkan santet rendahan itu. Suryo pun hanya mengangguk tanda menyetujuinya.

Sebelum tengah malam mereka sudah tiba di kediaman Intan. Mereka bertengger di atas genteng, Suryo tidak mau ceroboh lagi seperti sebelumnya, hingga tanpa sengaja Intan bisa melihat wujudnya.

Sementara itu Raka yang sudah selesai jadwal latihannya segera pulang. Namun menjelang tengah malam tiba tiba hawa terasa gerah, dia pun keluar dari rumah untuk sekedar mendinginkan tubuhnya.

Saat sedang duduk di pinggiran kali kecil samping rumahnya, tiba tiba dia dikagetkan dengan 2 benda mirip meteor yang jatuh mengarah ke rumah Intan. Cahaya nya tidak terlalu besar, namun sudah cukup mencolok di tengah gelapnya malam. Spontan Raka pun berlari ke arah jatuhnya benda itu, dia mengira bahwa itu adalah meteor, dan bila jatuh di sebuah rumah, pasti akan berefek fatal juga kepada penghuninya.

"Hanya 2 banaspati yang datang, harusnya kita cukup mengutus Gagak Rimang"

Ucap Guntur sambil terkekeh karena yang didapatinya hanya banaspati yang bagi dia dan Suryo sama sekali bukan ancaman. Suryo pun hanya tersenyum seakan membenarkan perkataan Guntur.

Suryo mengangkat kedua tangannya, dengan kesaktiannya kedua banaspati tersebut seperti tersedot menuju kedua tangan Suryo.

Arrrrgggghhh....

Banaspati yang sebelumnya bersuara bak dengungan ribuan tawon tiba tiba menjerit seperti menahan sakit yang tak terkira. Lalu tak terdengar lagi suara apapun seiring kedua makhluk santet tersebut hancur menjadi serpihan debu.

Tangan Suryo meremas kedua banaspati tersebut layaknya dia menghancurkan dua potong roti, teramat mudah baginya.

"Lebih baik kita buat kubah pelindung, aku sangat yakin bahwa manusia keji itu tidak akan berhenti sampai disini"

Ucap Suryo sambil merentangkan kedua tangan nya, setelah kubah gaib selesai dibuat, Guntur melakukan hal yang sama untuk melapisinya sekaligus menyamarkan kubah yang dibuat oleh Suryo agar tidak terlihat oleh siapapun. Dengan demikian Intan dan kakek neneknya akan aman selama mereka berada di dalam rumah.

Raka yang tadi berlari langkahnya terhenti tepat di depan rumah Intan, dia sangat yakin bahwa meteor itu jatuh tepat disini. Namun dia melihat semuanya baik baik saja, kekhawatirannya sirna, akhirnya dia kembali pulang.

Braaakkkk.....!!

Dukun santet begitu murka kedua banaspatinya hancur dengan sangat mudah. Nampan sesajen, tungku kecil untuk membakar kemenyan di lemparkannya ke dinding.

"Sesakti apakah penghuni rumah itu, bahkan 2 banaspati ku kalah dengan mudah.!"

Dukun santet itu terus saja mengumpat karena sudah 2 kali santetnya gagal.

Tunggulah nanti malam jum'at kliwon, akan kukerahkan semua kesaktianku....!!

Si dukun berteriak teriak seperti kesetanan sambil membanting banting apapun yang ada di situ.

Sebenarnya jika dukun itu memilih untuk menyerah, maka tidak akan ada masalah lagi bagi dia. Suryo dan Guntur enggan mengurusi dukun santet rendahan macam dia.

Namun ego nya yang sangat tinggi karena merasa dialah dukun paling sakti, maka dia akan mencoba segala cara untuk membunuh si target.

"terima kasih sudah melindungi putri kami tuan...."

Ucap arwah orang tua Intan kepada Suryo dan Guntur. Dan mereka berdua hanya tersenyum lalu hilang begitu saja.

Dan kedua arwah penasaran tersebut pun ikut menghilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!