"Tuan Muda Suryo muridku, waktunya hampir tiba, kuatkan dirimu, sudah saatnya anda selesaikan takdir anda"
ucap Rakeyang Sanca tanpa berbasa basi.
"Apakah maksud paman guru, raja iblis akan segera menuntut balas kematian anak nya"
Suryo memastikan perkataan gurunya, walaupun sebenarnya dia sudah tahu arah pembicaraan gurunya.
Rakeyang Sanca hanya mengangguk pelan.
"Waktuku tak banyak, Guntur dan Giri akan berjuang bersamamu, semoga Sang Pencipta senantiasa melindungimu"
Rakeyang Sanca kembali berbicara.
Tak lama kemudian Rakeyang pamit pergi ke alam moksa nya, sementara Guntur dan Giri tetap disitu, sebentar lagi mereka akan mendampingi Suryo Buwono menyongsong kedatangan raja iblis di pulau itu beserta seluruh anak buahnya.
"Tuan Guntur dan tuan Giri, sebuah kehormatan bagi hamba untuk bisa bertempur bersama anda"
Ucap Suryo sambil membungkukkan badan hormat.
Kemudian Suryo menghadap ke istana raja untuk memberi tahu berita yang dibawa Rakeyang Sanca.
Suryo menceritakan secara detail semua perkataan dan pesan dari Rakeyang Sanca.
Wijaya kemudian memanggil Aryo beserta para guru kanuragan lainnya, ketua pasukan elite kerajaan, dan tentu saja Nini Sayuti.
Setelah mendengarkan saran saran dari semuanya, mereka sepakat untuk tidak mengambil resiko menunggu kedatangan para pasukan iblis.
Suryo dan yang lain nya lah yang akan mendatangi para iblis tersebut terlebih dahulu.
Dan hari yang disepakati telah tiba, Suryo beserta dua makhluk pendampingnya akan berangkat ke medan pertempuran, sementara pasukan pilihan lainnya berjaga di lingkungan istana, mengantisipasi jika para iblis akan membuat kekacauan di lingkungan istana.
Dengan kesaktian yang sudah semakin tinggi, Suryo, Guntur dan Giri melesat ke udara kemudian hilang begitu saja.
Hanya sekedipan mata, mereka bertiga sudah berada di alam lain, alam tempat para iblis.
Sekilas hampir sama dengan alam kita, hanya saja seolah olah semua disana berwarna suram, bahkan pohon pohon di sana daun nya berwarna coklat kehitaman.
Para iblis saling berteriak bersahut sahutan menyambut kedatangan mereka bertiga, tampaknya para iblis juga sudah mengetahui bahwa Suryo akan datang.
-FLASHBACK OFF-
Kembali ke medan pertempuran Suryo Buwono, Guntur dan Giri, melawan pasukan iblis.
"Dimana manusia bedebah yang sudah menewaskan anak ku...!!!"
Raja iblis berteriak menggelegar sambil menembak kan bola bola api tanpa jeda ke arah Suryo.
Guntur melompat ke depan Suryo mencoba menangkis tembakan bola bola api tersebut dengan perisai sakti nya.
Meskipun bola api tidak mampu menembus perisai milik Guntur, namun sudah cukup untuk membuat Guntur terdorong ke belakang.
Melihat situasi kurang menguntungkan, Suryo mengambil resiko, dia teringat akan perkataan Rakeyang bahwa jurus tinju matahari bisa di tembak kan melalui mulut.
Suryo menghentak kan kakinya kemudian melompat ke udara, di tembak kan nya bola bola putih menyilaukan dari mulutnya, hanya seukuran bola tenis, namun banyak, ratusan dilepaskan.
Dhuuaaarrrr....!!!!! Slaaaahhh.... booooommm......!!!!!
Sebagian bola dari Suryo dan iblis berbenturan menimbulkan dentuman yang memekakkan rungu disertai getaran yang dahsyat.
Iblis iblis yang masih berada disitu banyak yang tewas mengenaskan akibat gelombang energi tumbukan bola bola api dan matahari tersebut.
Salah satu bola matahari menghantam perut si raja iblis, tampak dimulutnya mengeluarkan cairah hitam pekat. Namun sepertinya bukan hal yang serius untuknya, badannya masih berdiri tegap, dan aura hitam pekat nya juga masih sangat kuat.
Sementara Suryo tampak kepayahan setelah nekad menggunakan jurus tinju matahari dari mulutnya, dada dan tenggorokan nya serasa terbakar hebat, seteguk darah merah juga keluar dari mulutnya.
Tak jauh beda Guntur dan Giri juga sudah terkuras tenaganya.
"Haaahaaahaaaa..... kalian makhluk lemah, akan ku binasakan kalian...!!!!"
Raja iblis tertawa mengejek, kemudian dia bersiap siap mengeluarkan bola api nya lagi.
Sebenarnya kekuatan raja iblis juga sudah banyak terkuras, namun kondisinya jauh lebih baik dari Suryo dan kawan nya.
Sesaat sebelum mengeluarkan bola api hitam nya, raja iblis dikejutkan oleh kedatangan se ekor burung phoenik yang berkobar kobar.
Burung tersebut hinggap di bahu Guntur. Makhluk berkepala garuda dan Bayu Giri nampak tersenyum penuh harapan, mereka tahu benar bahwa kedatangan burung phoenik tersebut tersebut adalah kabar baik.
"Aku di utus baginda raja untuk menyerahkan ini padamu, kalian tetap lah hidup, sampai jumpa lagi kawan"
Ucap burung phoenik tersebut sambil memberikan kantong kecil dari kain sutra berwarna ke emasan, kemudian melesat kembali di ketinggian dan hilang begitu saja dari pandangan.
"Terima kasih baginda raja..."
Gumam Guntur lirih.
Guntur membuka kantong kain tersebut, ada tiga butir pil berbentuk kelereng berwarna ungu nila.
"Kalian makan lah pil ini masing masing satu"
Perintah Guntur kepada Giri dan Suryo.
Dengan segera mereka menelan pil tersebut, dan setelah pil melewati tenggorokan energi mereka mereka pulih seperti sedia kala, bahkan lebih kuat.
"Pil apakah ini, tubuh ku serasa lebih kuat setelah menelannya"
Suryo bertanya sambil mengeluarkan aura chakra nya yang sekarang tampak semakin besar.
"Ini pil ajaib dari raja kami, namun efek nya tidak begitu lama, kita harus segera menuntaskan pertarungan ini"
Jawab Bayu Giri bersemangat.
"SEKARANG SAAT NYAA.....!!!"
Guntur berteriak lantang kemudian melesat ke arah raja iblis, tombak bermata trisula mengeluarkan kilatan kilatan petir yang menyilaukan.
Giri pun melesat dibelakang Guntur dengan dua pedang sakti ditangan nya, sedangkan Suryo melesat melayang seakan terbang dari sisi kanan dengan tinju mataharinya.
Fokus raja iblis benar benar terpecah, menghadapi tiga serangan mematikan dari arah berbeda.
Tidak ada cara lain, secepat kilat raja iblis mengembangkan sayapnya melesat ke atas sambil kedua tangan nya menembak kan bola bola api ke segala arah, berharap salah satu bola nya mengenai Suryo dan kawan kawan nya.
Guntur dengan mudah menepis bola bola api hitam itu dengan perisainya.
Kemudian di hunuskan tombak trisula ke arah tubuh raja iblis, kilatan petir jutaan volt menyambar dengan kecepatan diluar nalar.
Claaappp....dhuaaaarrrrr......!!!!!
Suara petir menggelegar menghantam raja iblis, meskipun sudah mengelak sekuat tenaga, petir tersebut masih mengenai sayap bagian kanan, dan mau tidak mau si raja iblis kembali memijak kan kaki nya ke tanah.
Slaaashhh....sreeetttt......
Begitu kaki nya menyentuh tanah, Bayu Giri secepat kilat membabat kaki si iblis, dia mencoba menghalau serangan Giri dengan menyabetkan ekor runcingnya.
Tebasan Bayu Giri pun berpindah ke ekor iblis, putus sudah separo ekornya terkena tebasan pedang sakti Giri.
Raja iblis mengerang kesakitan dan menembak kan bola api secara membabi buta ke arah Guntur dan Giri.
"MUSNAAAAH LAH....!!!!"
Suryo dari atas melesat turun dengan bola api putih sangat menyilaukan dan kali ini ukuran nya hampir setengah badan Suryo.
Raja iblis secara reflek mendongak ke atas dan menembak kan bola api hitam pekat dari mulutnya. Namun itu sia sia, raja iblis sudah sangat terlambat menyadarinya.
Saat bola api hitam pekat baru saja keluar dari mulutnya, tinju matahari yang saat ini berlipat lipat kekuatannya mendorong kembali bola api hitam tersebut ke dalam tenggorokan si raja iblis, ditambah energi dari tinju matahari yang benar benar diluar nalar seketika itu juga menghancurkan kepala raja iblis menjadi serpihan debu hitam, bahkan sama sekali tak terdengar jeritan kesakitan dari raja iblis.
Tubuh raja iblis langsung ambruk tanpa kepala.
Jleebb.....
Suryo mendarat tepat diatas tubuh raja iblis dengan tangan kirinya menancapkan keris emas ke jantung raja iblis.
Tubuh raja iblis berubah seperti pasir hitam yang runtuh sedikit demi sedikit, kemudian sebagian terbang tertiup angin.
"Strategi kita berhasil, terima kasih guru, sebuah kehormatan bisa bertempur bersama anda"
Ucap Suryo kepada Guntur dan Giri sambil mengatur nafasnya.
"Dengan senang hati tuan muda Suryo,
sudah lama kami tidak merasakan pertempuran, mari kita kembali"
Jawab Guntur disertai anggukan Giri.
Kemudian mereka bertiga pulang, namun di depan portal gaib mereka menemukan beberapa prajurit yang tampak kebingungan.
"Kami diutus baginda raja Wijaya Kusuma untuk membantu anda melawan para iblis, tapi kami seperti ter segel di sini, maaf kan kami"
Ucap pemimpin pasukan membungkuk hormat.
Kemudian Suryo melepas segel tersebut dan membawa mereka semua pulang ke padepokan.
"Yang Muliaa, mereka berhasil... mereka sudah kembali ke padepokan!!"
Teriak Nini Sayuti memecah keheningan di ruang istana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments