BAB 17

Tak terasa hari sudah berganti, waktu latihan perdana pun tiba. Selepas magrib, Raka ijin kepada orang tuanya berdalih ke rumah teman nya, pun kedua orang tuanya pun senang, akhirnya Raka sudah mulai berteman seperti anak anak pada umumnya.

Namun itu hanya alasan, Raka menuju sebuah kebun agak jauh dari rumah untuk menemui Gagak Rimang sesuai kesepakatan kemarin.

"Apakah kau sudah siap kawan!"

Sambut Gagak setelah beberapa saat menunggu Raka. Dan raka mengangguk tanpa ragu.

"pegang tangan ku kuat kuat, dan pejamkan matamu, kita berlatih di tempat yang lebih baik"

Gagak Rimang membaca mantra, dan lalu melesat keatas bersama Raka, hanya sekedipan mata mereka hilang dari pandangan, mereka sudah berpindah ke alam lain.

"kita sudah sampai, buka matamu perlahan"

Perintah Gagak.

"dimana kita....mengapa disini terang benderang seperti siang.."

Setelah membuka matanya, Raka terkejut sekaligus kagum dengan tempat tersebut. Semuanya tampak hijau menyejukakan mata, dan ditempat itu seperti tidak ada malam, semua terang benderang.

"selamat datang cucuku, kamu berada di alam tempat kami tinggal, mirip dengan mimpimu bukan!"

Tiba tiba Suryo dan Guntur sudah berada dibelakang Raka.

Raka langsung berbalik dan menyalami tangan kakek buyut nya sambil mencium punggung telapak tangannya.

"benarkah anda kakek buyut ku, apakah aku tidak sedang bermimpi lagi"

Raka tampak sangat bingung dengan segala situasi ini, dia masih terkagum kagum dengan setiap sudut tempat itu, kepalanya memutar melihat segala penjuru. Suryo pun hanya tersenyum kecil.

"jangan kawatir, nanti suatu saat akan aku ceritakan semuanya padamu, sekarang mulailah berlatih, mulai sekarang Gagak Rimang adalah gurumu, dan ingat aku selalu mengawasimu"

Kemudian Suryo dan Guntur berpamitan pergi entah kemana, mereka berdua menghilang begitu saja.

"latihan awal kita adalah membentuk kekuatan fisikmu, tapi jangan kawatir, aku sudah tau dimana batas kekuatanmu, aku tidak akan menyiksamu"

Benar benar tugas yang tidak mudah bagi Gagak Rimang untuk membentuk fisik dan mental Raka, mungkin akan butuh waktu yang sangat panjang.

"baik paman guru, saya siap!"

Jawab Raka yang sekarang memanggilnya guru.

Latihan pertama hanya berjalan sebentar, sekitar satu jam, hanya sekedar pemanasan melemaskan otot otot.

Setelah dirasa cukup, Gagak membawa kembali Raka ke alam manusia. Raka pun segera pulang kerumah, namun alangkah terkejut nya dia sesampainya di dalam rumah.

"loohhh, katanya mau ke rumah teman, kok ga jadi"

Tanya ibu Raka yang masih ditempat yang sama saat dia berpamitan tadi. Raka pun mendongak melihat jam dinding usang, hanya selang 5 menit sejak kepergiannya.

"anu..bu..perutku malah mules, pengen ke belakang"

Otak Raka segera mencari alasan agar ibunya tidak bertanya lebih. Dan dia segera berlari masuk kamar mandi. Tentu saja dia tidak buang air, namun hanya bengong seakan tidak percaya dengan yang baru saja terjadi.

Dia merasa sudah cukup lama berada di tempat latihan, namun ketika pulang, seakan waktu berhenti. Semua benar benar di luar nalar nya.

"nduukk, kakek sama nenek kok tiba tiba pengen ziarah di makam orang tuamu, besok kami berangkat pagi pagi, takut pulangnya kemalaman, kamu mau ikut ga nduk"

Ucap kakek Intan yang tiba tiba duduk disebelah nya.

"aku ikut kek, aku juga kangen banget sama ayah dan ibu"

Intan menutup bukunya dan tampak air mata menggenang di sudut matanya. Kemudian dia pamit kepada kakek neneknya untuk beristirahat.

Di dalam kamarnya, dia memeluk erat erat sebuah foto. Disitu ada ayah dan ibu yang sedang menggendong Intan kecil yang sangat lucu. Di dalam foto tersebut tampak mereka bertiga tertawa bahagia.

Namun saat ini bukan bahagia yang dirasakan Intan, namun kesedihan yang teramat dalam ditinggal orang orang yang paling disayangi disaat usianya yang masih belia. Dadanya naik turun menahan tangisnya agar tak bersuara, air mata Intan seakan mengalir tiada habisnya. Sampai pada akhirnya ia tertidur.

"sahabatku, tampaknya gadis kecil itu memiliki tautan takdir dengan cucuku"

Ucap Suryo datar kepada Guntur.

"akupun merasa demikian, pertemuan mereka bukanlah kebetulan semata"

Jawab Guntur sambil menghela nafas.

Sementara itu saat di kamar mandi Raka merasakan dadanya tiba tiba sesak, seperti ada rasa sedih yang sangat mendalam. Namun dia sama sekali tidak mengerti, sedih karena apa, dan bagaimana bisa dia merasakan kesedihan yang tiba tiba.

Terpopuler

Comments

Waspray Aja

Waspray Aja

buat raka jadi orang yang arif dan bijaksana thor, berbudi pekerti luhur, dan taat kepada tuhannya..👍

2023-06-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!