BAB 14

Setelah berhenti menangis, Intan pun bangkit dan hendak pulang tanpa berpamitan.

"Aku antar sampai rumah"

Raka pun ikut bangkit dan berjalan mengantar Intan tanpa persetujuan. Dan Intan pun hanya diam masih dengan ekpresi sedihnya.

"Jadi kamu tinggal dengan siapa disini"

Tanya Raka tanpa menoleh.

"Kakek nenek"

Jawab intan singkat padat dan datar.

"Makasih kendurinya, aku pulang"

Setelah memastikan Intan sampai de depan rumah kakek nenek nya, Raka langsung pulang begitu saja. Pun demikian pula dengan Intan, hanya mengangguk pelan kemudian masuk ke rumah.

Malam harinya Suryo Buwono dan Guntur mendatanginya kembali dalam mimpi.

Kali ini Raka dibawa kesebuah tempat yang sangat indah, hamparan rumput yang hijau, pepohonan rindang yang menyejuk kan, dan suara suara binatang alam yang begitu menenangkan.

"kemarilah nak, aku akan mengajarkan bagaimana melindungi dirimu dan orang orang terdekatmu"

Suryo Buwono yang sebelumnya sudah membuka semua titik chakra, kini memberikan ilmu bagaimana mengolah tenaga dalam nya.

Di dalam mimpinya, Raka hanya mengikuti setiap instruksi dari kakek buyutnya tanpa berkata sedikitpun. Seolah olah tubuh Raka sepenuhnya dikendalikan oleh kekuatan pikiran dari Suryo Buwono.

"Untuk saat ini cukup, nanti kalau sudah saat nya, aku akan menemui mu lagi!"

Sedetik kemudian sukma Raka dikembalikan ke raganya, dan dia tersentak dari tidurnya.

Setelah itu, Raka tidak bisa tidur lagi karena memikirkan mimpi yang terasa begitu nyata.

Setelah cukup lama mencoba untuk tidur kembali, akhirnya dia pun terlelap, namun rasanya baru sekejap saja, orang tuanya sudah membangunkan nya untuk siap siap ke sekolah lagi.

Raka sekarang sudah agak berbeda, perlakuannya kepada Intan sudah tidak terlalu dingin. Entah mengapa, dalam hati Raka merasa bahwa dia harus melindungi Intan.

"Heyy Intan, bawa apa kamu, sini buat aku, aku lapar!"

Bentak salah satu siswa kelas 3 yang sok jago sambil merebut begitu saja bekal makanan intan di tas kecilnya. Intan sampai terjatuh karena mempertahankan tas bekalnya.

Kreeeekkk....!!!

Raka secepat kilat memegang tangan Rudi dan memelintirnya, padahal tubuh Rudi jauh lebih besar dari Raka.

"Lepaskan.! Dan jangan kasar sama wanita!!"

Bentak Raka dengan menambah kekuatan pelintirannya. Tak urung Rudi melepaskan tas Intan sambil menatap penuh amarah. Dan intan pun hanya melongo melihat Raka yang tiba tiba berani melawan, tidak seperti biasanya, dia selalu diam saat mendapat bullyan.

"Awas kamu.!!!"

Ancam Rudi kemudian berlalu begitu saja menuju gerbang sekolahan.

"Kamu pulang saja Ka, nanti aku bilangin ke bi guru kamu ijin tidak berangkat, aku takut nya Rudi dan teman temannya bakal mukulin kamu sepulang sekolah"

Ucap Intan khawatir.

"Kalau aku pulang, besok juga akan sama saja, pasti mereka mukulin aku, kalau tidak besok ya pasti lusa, apa bedanya"

Jawab Raka pasrah namun masih dengan nada dingin nya. Di dalam benak nya pun bertanya tanya, dari mana dia mendapat kekuatan tersebut.

Tanpa sepengetahuan Raka, Intan mememui wali kelas nya, dia menceritakan kejadian tadi pagi, dia meminta saat waktu pulang sekolah nanti paling tidak berjaga jaga di depan gerbang sekolah agar Raka aman dari Rudi dan geng nya, dan ibu guru pun menyetujuinya.

Waktu pulang pun tiba, seseuai janji wali kelas, dia mengantar Raka dan Intan sampai depan gerbang, kemudian tampak Rudi dan kawan kawan nya juga keluar, namun mereka pulang ke arah yang berbeda. Guru wali kelas itupun menunggu beberapa saat sampai mereka tidak terlihat lagi.

Namun siapa sangka, Rudi dan kawan kawan nya mengambil jalan berputar untuk mencegat Raka.

"Hei bocah miskin, kamu mau jadi jagoan ya disekolah!! Kita lihat seberapa jagoan nya kamu!!"

Rudi meletak kan tasnya begitu saja kemudian memberi kode kepada empat orang geng nya untuk mengeroyok Raka.

Dan Raka hanya memberi kode kepada Intan untuk segera pulang terlebih dahulu.

Intan ketakutan, dia menangis, tak tahu harus berbuat apa, dia masih anak anak, rasanya ingin ikut membantu tapi pasti percuma saja.

"PULANG SANA CEPAT...!!!"

Bentak Raka kepada Intan, dia tidak ingin Intan menyaksikan dirinya bakal dihajar habis habisan oleh geng Rudi. Mendapat bentakan dari Raka, Intan pun berlari pulang sambil menangis.

Aaarrggghhh.....!!!!

Tiba tiba kepala Raka merasakan pening yang sangat hebat. Mendengar Raka berteriak kesakitan, Rudi menunda serangan nya.

Dipikiran Raka seperti muncul gerakan gerakan aneh yang sangat mirip dengan mimpinya semalam, dan itu hanya berlangsung beberapa detik.

Tiba tiba saja Raka berubah, tidak ada lagi sorot mata ketakutan, berganti sorot mata yang penuh keberanian mengintimidasi.

"Silahkan kalau mau pukuli aku sekarang!"

Kata kata Raka memang tersengar pasrah dengan apa yang akan terjadi, namun entah mengapa justru itu sedikit menciutkan nyali Rudi dan kawan kawan.

Dasar bocah miskiin....!!!!

Rudi mengumpat sambil melayangkan pukulan mengarah ke muka Raka, dan tanpa aba aba kawan kawan Rudi ikut menyerang dari samping.

Buugghhh.....dhuaaakk....

Sebelum pukulan Rudi sampai di wajah Raka, secepat kilat dia memiringkan tubuhnya sambil menghantam tulang rusuk Rudi, kemudian kakinya berputar menghantam pipi kawan Rudi, mereka berduapun jatuh sambil mengerang kesakitan menahan untuk tidak menangis.

3 anak lagi terpancing emosi dan menyerang Raka secara bersamaan.

Namun dengan gesitnya Raka menghindari setiap serangan kemudian melancarkan serangan balik bak seorang ahli bela diri.

Geng Rudi benar benar kena mental, mereka berlalu meninggalkan Raka dengan menyisakan rasa sakit.

Raka pun hanya terpaku, dia tidak percaya dirinya bisa melakukan semua ini. Setelah beberapa saat dia kembali pada kesadaran penuhnya, dia berjalan cepat menuju rumah.

Tak disangka Intan ternyata menunggu Raka di samping kali kecil tempat Raka biasa melamun. Tampak rona bahagia sekaligus tak percaya melihat Raka pulang dalam keadaan baik baik saja.

"Kamu kerjaan nya nangis terus, disuruh pulang malah nongkrong disini"

Ucap Raka menyebalkan.

Intan hanya tersenyum sambil mengusap air matanya kemudian pulang.

"ternyata anda tidak salah pilih, dia anak yang berbakat"

Ucap Guntur kepada Suryo setelah mendapat laporan dari Gagak Rimang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!