BAB 7

Sebenarnya Wijaya Kusuma pun ingin anak anaknya segera menikah. Usia Suryo sudah berumur 26 tahun, dan Sekar setahun lebih muda.

Sekar sebenarnya sudah lama menjalin kasih dengan Mahesa, putra kedua Rakeyang Sanca, namun masih merahasiakannya karena perbedaan status mereka.

Sedangkan Suryo, dia terlalu sibuk olah kanuragan, bahkan sebagian besar harinya dihabiskan untuk berlatih, baik bersama guru gurunya maupun berlatih sendiri.

Untuk saat ini teror iblis sudah tidak ada lagi, kehidupan berjalan normal kembali. Saat orang orang lain bisa bersantai menjalani hari harinya, jauh berbeda dengan Suryo Buwono. Dia masih punya takdir berat yang harus dijemput.

Disebuah mata air kecil di belakang padepokan, tampak Suryo sedang memperhatikan dengan seksama arahan dari Rakeyang Sanca.

"Sudah saatnya anda saya kenalkan dengan dua sahabat saya, mereka berasal dari kerajaan nis-nas, belajarlah sebanyak banyaknya dari mereka" ucap Rakeyang.

"Haahh... Apa itu kerajaan nis-nas, Dimana letak kerajaan itu, Aku bahkan blm prnh mendengarnya sama sekali paman guru" timpal Suryo dengan punuh tanda tanya.

Rakeyang menghela nafas, dia tau kalau Suryo memang kurang pengetahuannya, sejak lahir Suryo hanya berada di padepokan mengolah kanuragan.

"Nis-nas adalah mahkluk setengah manusia dan setengahnya lagi hewan, kedua sahabatku itu bertubuh manusia, satu berkepala garuda dan satunya lagi berkepala badak, ada pula yang kebalikannya, berbadan kuda namun berkepala manusia" Rakeyang mencoba menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh Suryo.

"Haahh... Apakah mereka siluman!" Tanya Suryo keheranan.

"Lantas dimana kerajaan mereka, masih dipulau ini atau kita mesti menyebrang pulau lain" Lanjut Suryo.

"Mereka bukan siluman, takdirlah yang membuat mereka terlahir seperti itu. Dan letak kerajaan mereka bukan di alam kita, kita harus menyebrang ke dimensi ke lima, sebentar lagi aku akan ajarkan kepadamu"

Lagi lagi penjelasan Rakeyang membuat Suryo hampir melongo keheranan.

Rakeyang menyuruh Suryo untuk duduk disebuah batu pipih di dekat mata air. Suryo duduk bersila dalam posisi teratai penuh, pun sama halnya dengan Rakeyang melakukan hal yang sama, mereka  saling berhadap hadapan.

"Anda sudah menguasai cara menyeberang ke alam astral, maka menyeberang ke dimensi kelima tidaklah jauh berbeda, kita hanya butuh lebih fokus lagi, lepaskan semua ego, lepaskan kemelekatan duniawi. Masa lalu dan masa depan tidak ada, yang ada dipikiranmu hanya saat ini, saat anda merasakan waktu berhenti, fokuskan chakra di mata ketiga, disana anda akan melihat sebuah portal ke dimensi kelima.

Energi yang dipakai pun lebih besar dari pada masuk ke alam astral. Rakeyang membimbing Suryo dengan suara lirih dan tetap memejamkan matanya.

Suryo masih dalam posisi teratai penuh, nampak aura dari chakra mulai menebal. Semua titik chakra telah dibuka, Suryo masih mempertahankan ritme nafasnya, 478, menarik nafas selama empat detik, memasukkan nafasnya keperut dan menahannya selama tujuh detik, kemudian menghembuskan nafasnya selama delapan detik.

Saat chakra terfokus pada ajna (mata ketiga)  Suryo melihat sebuah gerbang yang tampak mengeluarkan cahaya.

Rakeyang Sanca yang chakranya terhubung ke Suryo lantas membimbing sukma Suryo untuk memasuki gerbang tersebut, di balik gerbang sudah menunggu Guntur Jalamangkara dan Bayu Giri.

"Selamat datang kembali sahabat!" Guntur menyambut Rakeyang dan Suryo. Suryo tampak terkagum kagum dengan suasana disitu, begitu indah, begitu tenang, dan terasa sekali bertebaran aura aura positif di setiap penjuru.

"Selamat datang di kerajaan nis-nas!" Ucap Bayu Giri sambil menyalami tangan Suryo.

"Terima kasih tuan tuan" balas Suryo sambil membungkuk hormat.

"Seperti yang saya sampaikan tempo hari, aku menitipkan Tuan Muda Suryo Buwono kepada kalian, tolong ajarkan beberapa keahlian kepadanya" ucap Rakeyang kepada Gurtur dan Bayu.

"Kami akan memberikan yang terbaik buat tuan muda Suryo, percayakanlah pada kami" balas Bayu Giri tegas.

Meskipun Suryo sudah mengetahui bahwa dia adalah putra dari Wijaya Kusuma, namun dia merasa sangat tidak nyaman dengan panggilan Tuan.

"Tolong panggil saja saya Suryo, hamba belum pantas dipanggil dengan sebutan tuan" ucap Suryo dengan sopan, bagaimanapun juga kedua makhluk nis-nas tersebut sebentar lagi akan menjadi gurunya.

"Sementara, kalian kembalilah ke alam mu, aku akan meminta ijin kepada rajaku untuk memberi beberapa ilmu kanuragan kepada anda. Aturan kerajaan melarang kami untuk ikut campur urusan manusia, semoga dengan hanya mengajarkan beberapa ilmu kanuragan tidak termasuk pelanggaran" ucap Guntur.

Setelah mengucap terima kasih Rakeyang dan Suryo berpamitan untuk kembali ke raganya masing masing di alam manusia. Setelah mereka kembali keraganya, keduanya mulai membuka mata, dan seketika itu pancaran aura mereka perlahan meredup kemudian hilang.

"Sambil menunggu kabar dari para sahabatku, aku kan mengajarkan jurus pamungkasku, TINJU MATAHARI, anda sudah menyaksikan nya kemarin saat kita menakhlukkan para iblis" ucap Rakeyang.

Suryo sudah melihat bagaimana dahsyatnya tinju matahari, dan tentu saja dia sangat bersemangat untuk mempelajarinya.

"Aku sudah pernah mengajarkan jurus ini pada Mahesa, namun dia tidak berhasil, energi yang sangat besar tersebut justru membuat dia luka parah saat itu, semoga anda berhasil menguasainya" jelas Rakeyang Sanca serius.

Hari yang ditentukan telah tiba, Rakeyang Sanca mulai mengajarkan teknik teknik jurus tinju matahari.

"Energi tinju matahari berasal dari chakra tenggorokan, kemudian dialirkan ke tangan, namun semua chakra lainnya juga harus terbuka, anda hanya harus memfokuskan chakra tenggorokan, saat semua titik chakra terbuka, alirkan semua energinya ke chakra tenggorokan kemudian lanjutkan dengan mengalirkannya ke tangan" jelas Rakeyang sanca sambil mempraktekkan tekniknya.

"Sebenarnya jurus ini memungkinkan untuk di tembakkan lewat mulut, karena memang jurus ini terfokus di chakra tenggorokan, namun resikonya sangat besar, salah sedikit saja bisa menghancurkan kepala kita" lanjut Rakeyang serius.

Saat itu kepalan tangan Rakeyang sudah mengeluarkan cahaya putih menyilaukan, kemudian dia menarik kembali chakranya, sehingga kilauan putih tersebut berangsur hilang.

Suryo mulai mempraktekan tahapan tahapan yang diajarkan, perlahan satu persatu titik chakra nya terbuka.

"Jangan mengulangi kesalahan Mahesa, dia menggunakan chakra jantung, dan justru melukai organ dalamnya"

Rakeyang Sanca memperingatkan dengan nada sedikit tinggi.

Rakeyang dapat merasakan kalau Suryo mengaliri terlalu banyak energi ke chakra jantungnya. Setelah mendapat peringatan tersebut Suryo mengatur fokusnya kembali, semua titik chakra sudah terbuka dan teraliri energi yang seimbang, kemudian memfokuskan ke chakra tenggorokan, semua berjalan lancar, namun ketika Suryo mencoba memindah aliran energinya ke tangan kanannya, Rakeyang menghentikannya.

"Cukup.!!, seimbangkan lagi semua titik chakra"

Rakeyang khawatir, karena energi chakra yang dikeluarkan Suryo melebihi dugaannya, energinya terlalu besar untuk seorang yang baru mempelajari jurus tinju matahari, dia khawatir jika Suryo justru nantinya malah melukai dirinya sendiri. Rakeyang masih trauma dengan kejadian Mahesa.

"Anda sudah melakukannya dengan benar, namun energi yang saya rasakan terlalu besar, saya khawatir anda tidak dapat mengendalikannya" ucap Rakeyang.

Demikan setiap hari Suryo melatih jurus tersebut, namun hal terpenting dari jurus itu adalah pengendalian chakra di semua titik, harus seimbang dan terukur.

Meskipun Suryo cenderung orang yang agak polos, namun karakter bawaan nya agak keras kepala.

Dia melatih sendiri tinju matahari diam diam di dekat air terjun di pinggiran hutan. Semua tahap telah dilalui, kemudian dialirkannya energi ke tangan kanan nya, tampak cahaya putih menyilaukan seperti membentuk bola seukuran kepala manusia dewasa, saat dirasa makin berat tangannya, Suryo menghantamkan tangannya ke sebuah batu kali yang lumayan besar.

"DHUAAAARRR....!!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!