BAB 11

Plaaakkk.....!!!!

Tiba tiba salah seorang murid bertubuh gempal memukul kepala Raka dengan buku tulis yang dilipat.

"heey anak miskin, minggir!! Aku mau duduk dibangku ini, kamu pergi sana!!"

Bentak Agus si murid bertubuh gempal yang sok jagoan itu.

Raka spontan berdiri menatap mata si Agus, ada kemarahan tampak dari sorot matanya.

"kenapa melotot!! Kamu berani sama aku hah..!!! Nanti kita duel di belakang sekolah!!"

Tantang Agus sambil mendorong tubuh Raka.

Belum sempat Raka menjawab, tiba tiba guru wali kelas masuk, sementara Raka aman dari bullyan teman nya.

Akhirnya jam pelajaran usai sudah, Agus dan dua teman nya sudah menunggu Raka di luar.

Sebenarnya Raka memilih untuk tidak menanggapi tantangan Agus, dia sudah mencoba berlari menghindari 3 anak sok jagoan tersebut. Apalah daya 2 orang teman Agus berhasil menangkap tangan Raka, kemudian dibawanya menuju kebun belakang sekolah.

"heeii miskin, jangan kabur kayak banci, ayo kita kelahi!!!"

Bentak Agus dengan sombongnya.

Tak ada pilihan lain bagi Raka, kali ini harus melawan, meskipun dia tau, untuk menang adalah hal yang hampir mustahil.

Agus langsung menyerang Raka, dia mencoba memukul bagian kepala, namun gerakan Agus terlalu lamban, dia kalah gesit dengan Raka yang memiringkan tubuhnya untuk menghindari pukulan.

Sedangkan 2 orang teman Agus hanya menonton, bagi anak anak seusia mereka, menyaksikan teman temannya berkelahi adalah sebuah hiburan menarik.

Saat Agus memukul angin, dengan cerdik Raka menendang kaki lawannya, dan Agus pun tersungkur. Dia segera bangun lagi dan kali ini menyerang membabi buta memukul dengan dua tangannya. Raka berlari menjauh, namun dengan liciknya 2 teman Agus menangkap dan memegangi kedua tangan Raka.

"ayo Gus, kita kroyok anak miskin ini!!"

Teriak Gatot sambil masih memegangi tangan Raka. Agus tersenyum jahat sambil memukul mukulkan tinjunya di telapak tangan satunya.

Gagak Rimang yang sedari tadi memperhatikan, terpancing emosinya karena melihat Raka dikeroyok 3 anak sekaligus.

Gagak segera merubah wujudnya menjadi manusia dan hendak melesat turun dari atas pohon, namun urung dilakukan.

"Jangan!! Biarkan dulu, kita lihat sampai mana kekuatannya, kalau sudah mendesak baru kau bantu!"

Tiba tiba Guntur melarang Gagak lewat telepatinya.

"Baik guru"

Balas Gagak Rimang, dan kemudian dia berubah menjadi seekor burung gagak lagi.

Tangan kanan dipegang oleh Gatot, dan tangan kirinya di pegang oleh Samsul, kini Agus akan leluasa menghajar Raka.

Agus mengambil ancang ancang untuk memukul, namun lagi lagi Agus terlalu lamban, kaki kanan Raka menendang ******** Agus dengan telak.

"aaarrrrggghhh...!!!"

Agus berteriak kesakitan sambil berguling guling di tanah karena tak kuasa menahan rasa ngilu yang menjalar ke sekitar perut.

Gatot dan Samsul pun reflek melepaskan tangan Raka, mereka fokus menolong Agus yang tampak berguling guling sambil menangis kesakitan.

Raka tidak perduli lagi, selagi ada kesempatan, dia berlari pulang secepatnya.

Dari atas pepohonan, Gagak Rimang tersenyum kecil dan kemudian terbang mengikuti Raka.

Keesokan harinya Raka sangat takut berangkat kesekolah, dia khawatir jika geng Agus akan membalas dendam dan mengeroyoknya lagi.

Setelah sampai di sekolahan, dia merasa lega karena tak melihat Agus, justru Agus lah yang tidak berangkat ke sekolah entah apa alasannya.

Di hari hari berikut nya, Agus tidak pernah lagi membully Raka, bahkan bertegur sapa pun tidak. Mungkin Agus sudah terlanjur malu, sudah keroyokan kalah pula.

Hari demi hari berjalan seperti biasanya, dan Raka semakin menjadi anak yang lebih pendiam, sering kali jika diajak bicara dia hanya menjawab dengan kode gerakan tubuh. Namun justru sering mengajak bicara seekor burung gagak yang sekarang sudah jinak. Bahkan setiap dia makan apapun selalu disisihkan sedikit untuk diberikan kepada burung gagak itu.

Gagak Rimang sebetulnya sudah memohon ijin agar dia diperbolehkan menampakkan wujud aslinya, namun Guntur melarangnya.

Belum saatnya, Raka masih terlalu muda, waktu itu dia baru kelas 6 SD.

Disuatu malam, Raka kembali mendapat mimpi aneh dan menyeramkan, di tempat yang sangat asing dia diburu oleh makhluk makhluk berwujud mengerikan, dan saat terbangun dari mimpinya Raka seperti anak yang sedang meriang.

Badannya demam tinggi selama beberapa hari.

Dan kejadian tersebut sering terjadi berulang ulang.

Tak hanya mimpi mimpi aneh, penampakan makhluk halus pun semakin sering dia lihat.

Namun bedanya, sekarang ada Gagak Rimang burung jadi jadian berilmu tinggi. Para makhluk halus benar benar menjaga jarak dengan Raka.

Mereka menyaksikan sendiri sesosok genderuwo yang mencoba menculik Raka saat masih kecil, hangus terbakar hanya dengan sebuah tembakan sinar merah dari mata Gagak Rimang.

Singkat cerita, kini Raka sudah masuk di bangku SMP, masih sama seperti Raka yang dulu, pendiam, suka menyendiri, dan menjadi bahan bullyan. Hinaan, cacian, tak jarang pukulan dari teman temannya adalah makanan sehari hari.

Yang berbeda, Raka sekarang lebih bisa mengendalikan emosinya, atau lebih tepatnya emosinya sudah hampir mati.

Pada umumnya anak anak setelah khitan, badan nya akan bertumbuh lebih cepat, namun tidak dengan Raka, sesudah khitan pun badan nya tetap saja lebih kecil dari teman teman seumuran nya.

"aku bingung harus memulainya dari mana, anak ini benar benar jauh diluar dugaanku..."

Ucap Guntur Jalamangkara kepada Suryo Buwono yang tampak sedang memikirkan sesuatu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!