Ranum merasa heran ketika melihat resepsionis hanya memberi satu kunci pada Agam.
''Dimana kamarmu?'' tanya Ranum.
''Tidak ada. Sebenarnya hanya tersisa satu kamar untuk malam ini. Jika kita tidak beristirahat di sini, akan sangat berbahaya, apa lagi di luar sedang ada badai yang cukup kencang.''
''Kamu beristirahatlah di dalam dan tidak usah mengkhawatirkan aku. Aku bisa tidur dimana saja, di mobil juga bisa.'' jawab Agam dengan senyumnya.
''Jangan!''
Agam pun menautkan kedua alisnya.
''Nanti badanmu bisa sakit kalau tidur di mobil.'' cegah Ranum.
''Emm.. Kamu bisa tidur di sini dan aku saja yang akan tidur di mobil.'' ucap Ranum.
''Oh tidak! Tidak! Mana mungkin aku membiarkanmu tidur di mobil. Itu tidak benar.'' sahut Agam.
''Kalau begitu kita bisa berbagi kamar. Ada satu kasur dan satu sofa di sini. Aku bisa tidur di sofa itu.'' ucap Ranum setelah mengamati sekilas kamar hotelnya.
''Tuan putri harus tidur dengan nyaman. Biar aku saja yang tidur di sofa.'' jawab Agam.
Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Ranum pun menurut pada Agam. Setelah membersihkan diri, ia segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ranum berusaha untuk memejamkan matanya, namun usahanya ternyata sia-sia.
Semakin malam, gemericik air hujan yang jatuh terdengar semakin nyaring. Berpadu dengan guntur dan kilatan kilat yang saling bersahutan.
''Hei.. apa kamu sudah tidur?'' tanya Agam melihat Ranum yang terus saja bergerak di ranjangnya.
''Aku tidak bisa tidur.'' jawab Ranum.
''Padahal ini sudah sangat larut, tapi kenapa mataku tiba-tiba saja seperti bernyawa kembali ya?'' ucap Ranum.
''Sama.'' jawab Agam.
Duarrr!
Suara guntur terdengar dahsyat. Dan tiba-tiba saja keadaan berubah menjadi gelap.
''Aaaaa!'' teriak Ranum ketakutan.
Agam segera beranjak dari tidurnya dan melompat ke atas ranjang.
''Tenanglah. Ada aku di sini.'' Agam segera membawa Ranum ke dalam pelukannya.
''Listriknya mati, mungkin sebentar lagi juga akan segera nyala lagi. Jadi, tenanglah. Jangan takut..'' ucap Agam dengan lembut.
Berada di pelukan Agam benar-benar membuat Ranum merasa begitu nyaman.
''Jangan takut ya...'' ucap Agam dengan terus memeluk Ranum.
''Asalkan terus seperti ini aku tidak akan takut lagi.'' ucap Ranum dalam hatinya.
Agam semakin mengeratkan pelukannya pada Ranum. Membawa tubuh Ranum untuk hanyut ke dalam hangat peluknya. Sambil sesekali Agam juga mencium puncak kepala milik Ranum.
Setelah beberapa saat mati, listrik pun mulai menyala.
''Ah, syukurlah..'' ucap Ranum.
Ia segera melepas pelukan Agam.
''Maaf, aku nggak sengaja.'' ucap Agam salah tingkah.
''Nggak papa.'' jawab Ranum yang juga kikuk.
''Tadi kamu ketakutan, jadi aku hanya ingin menjagamu.'' ucap Agam.
''Iya, aku mengerti.'' jawab Ranum dengan malu-malu.
Hangatnya telapak tangan Agam yang membungkus tangannya, memberikan rasa nyaman kala udara dingin menyeruak menerpa kulitnya.
''Apa kamu merasa nyaman berada di pelukanku?'' tanya Agam.
Ranum pun hanya menganggukkan kepalanya malu-malu. Wajahnya memerah semerah buah cherry yang segar.
Kini, mereka berdua hanya saling diam. Saling terhanyut pada dalamnya pandangan. Saling memeluk pada dalamnya perasaan.
Kini, fokus Ranum tertuju pada tangannya yang masih setia Agam genggam. Hatinya kembali menghangat tatkala melihat bagaimana posesifnya Agam menggenggam tangannya.
Deg. Deg. Deg.
Entah kenapa hanya dengan melihat wajah Agam saja hatinya terasa begitu damai. Jantungnya bekerja dengan semakin cepat, memacu detak jantungnya untuk bekerja melebihi batas. Tiba-tiba saja ia menjadi gugup ketika Agam memergokinya. Manik mata hitam itu mampu menyihir Ranum untuk tak berkutik sedikitpun.
Perlahan tangan Agam terjulur ke wajah Ranum. Membelai lembut pahatan yang nampak terukir sempurna itu. Semakin dalam Agam menatapnya, semakin tak terkendali detak jantungnya.
Cup!
Sebuah kecupan sukses mendarat di bibir manis milik Ranum.
''Aku mencintaimu.'' ucap Agam dengan lembut dengan terus menatap gadis cantik di hadapannya.
''Aku benar-benar mencintaimu.'' imbuhnya lagi.
''Aku juga mencintaimu.'' jawab Ranum dengan wajahnya yang semakin memerah.
Agam kembali menciumnya. Mendaratkan bibir tipis itu ke dalam miliknya. Mencecap rasa manis dari bibir Ranum dengan perlahan. Hingga akhirnya memberikan sedikit ******* yang mampu membuat tubuh Ranum lemas.
Ranum hanyut dan terbuai oleh ciuman yang Agam berikan. Dan lagi, Ranum benar-benar terbuai dengan permainan yang Agam mainkan. Dari jarak sedekat ini, Ranum dapat merasakan bagaimana hangatnya nafas Agam yang menerpa wajahnya. Otaknya tiba-tiba saja kosong. Ranum tak dapat mencerna apa yang sedang terjadi saat itu, tatkala hangatnya telapak tangan Agam berhasil membelai punggung Ranum dengan sangat lembut.
Ciuman yang semula lembut berubah menjadi semakin panas dan menuntut. Bukan hanya kecupan atau pun *******, kini Agam mulai memainkan lidahnya untuk bermain-main di dalam sana. Membuat Ranum semakin larut dan terbuai dalam ciuman itu. Tangan lembut Ranum perlahan-lahan naik dan meremas rambut Agam kala telapak tangan Agam berhasil menyentuh bagian terlembutnya.
Hingga sejurus kemudian, Ranum merasa begitu tersentak. Agam segera melepas ciumannya secara sepihak. Keduanya saling berlomba meraup udara di sekitarnya setelah sesi ciuman yang panjang itu. Tatapan keduanya nampak sayu.
Ranum masih terengah akibat sesi ciuman panasnya dengan Agam. Dadanya naik turun guna memasok oksigen masuk ke dalam pernafasannya.
Perlahan-lahan tangan Agam menyeka bibir lembut milik Ranum yang nampak sedikit basah dan nampak memerah menggunakan ibu jarinya.
''Maaf.'' ujarnya lirih.
Ranum pun hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan. Masih terkejut dengan apa yang baru saja mereka lakukan.
''Sekarang tidurlah, sudah malam.'' ucap Agam.
''Tapi aku takut.'' ucap Ranum.
''Aku akan menemanimu.'' jawab Agam dengan membelai lembut wajah Ranum.
Ranum dan Agam kembali saling hanyut dalam pandangan. Dengan gerakan cepat, Agam kembali menyatukan bibirnya dengan bibir merah milik Ranum. Bahkan, tangannya kini sudah berada di pipi dan tengkuk Ranum. Ciuman yang awalnya berupa kecupan kini berubah menjadi *******-******* yang lembut, membuat Ranum memejamkan kedua matanya. Agam mulai memainkan kembali lidahnya dan mengobrak-abrik apa yang ada di dalamnya. Manik mata mereka tertutup, saling merasakan betapa menggebunya api asmara yang sedang berkobar. Saling berbalas ******* dengan mata mereka yang semakin berkabut. Tangan Agam kembali membelai lembut punggung Ranum dan berkahir pada sebuah benda kenyal yang nampak begitu menggairahkan. Benar-benar membuat Ranum hanyut dan terlena dalam buaian Agam.
Tanpa Ranum sadari, sebuah ******* lolos begitu saja dari mulut manisnya.
''Aaaaaahh...''
Agam tak kuasa lagi menahan sesuatu yang begitu menggebu dari dalam dirinya. Kemudian, ia menatap Ranum seolah meminta ijin untuk melakukan sesuatu yang lebih. Hingga pada puncak malam itu, terjadilah sebuah kisah yang begitu menggebu antara dua insan yang dimabuk kasih. Saling mencecap asmara yang semakin memburu dan hanyut dalam deru yang berpeluh.
''Aku mencintaimu...''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Queen Q
ga kukuuuuuuu 😝😝😝
2023-05-22
1
satblu gaming
astagaaaaa.... ga kuat bacanyaaa 😂😂
2023-05-17
2
Kanjeng ayu
harusnya ranum jgn membiarkan agam 1 kamar sama dia dong...
2023-05-14
6