Sebuah Nama

''El!''

Tiba-tiba ada sebuah suara yang menghentikan perdebatan dua lelaki berbeda usia itu ketika nama Elzein diserukan. Seorang lelaki yang cukup gagah dan berparas tampan berjalan menghampiri Elzein dan juga Agam.

''Papa Yuda?'' jawab Elzein.

''Kenapa papa Yuda bisa ada di sini?'' tanya Elzein yang langsung berhambur memeluk Yuda.

''Mama Maya yang meminta papa Yuda untuk datang kesini menjemput kamu.'' jawab Yuda jujur.

''Papa?'' gumam Agam dalam hatinya sambil memperhatikan interaksi dua lelaki berbeda generasi di hadapannya itu.

''Maaf Pak, jika El sudah mengganggu waktu anda.'' ucap Yuda dengan hormat.

''El, ingat kan kata mama kamu. Jangan memanggil orang lain dengan kata papa lagi. Nanti mama kamu bisa sedih lho.'' kata Yuda menasihati Elzein.

''Iya papa Yuda, maafkan El. Lain kali El tidak akan mengulanginya lagi.'' ucap Elzein merasa bersalah.

''Anak pintar!''

Yuda pun mengangguk dan membawa Elzein ke dalam gendongannya.

''Sekali lagi maafkan kami, Pak. Permisi.'' ucap Yuda berpamitan dan meninggalkan Agam yang masih berdiri mematung.

Sepeninggal Elzein dan juga Yuda, entah mengapa meskipun Agam merasa kesal, namun ia selalu terngiang-ngiang akan perkataan anak kecil yang baru saja ia temui itu.

...----------------...

Waktu memang begitu cepat berlalu. Waktu akan terus berjalan tanpa mempedulikan siapa pun. Ia tidak pernah berhenti, melambat ataupun terulang. Jika berlalu, berlalulah waktu dan tak bisa kita mengulanginya.

Jarum jam di sudut ruangan terus saja berdetak memecah keheningan. Dan, kini waktu sudah menunjukkan pukul dua siang lewat sepuluh menit.

Beberapa karyawan mulai berbisik menantikan kedatangan bos baru mereka, karena sudah lebih dari sepuluh menit bos mereka belum tiba juga.

''Kenapa belum dimulai juga?'' tanya Ranum berbisik pada Maya.

''Entahlah. Seharusnya kita sudah pulang sekarang.''

Pak Hermawan pun mulai melirik jam dinding yang terpasang di ruang itu. Tidak biasanya putranya datang terlambat, karena Agam adalah sosok yang sangat disiplin dan juga sangat menghargai waktu.

''Dimana Agam?'' tanya Pak Hermawan pada Hardy, asisten putranya.

''Maaf pak, tadi pak Agam bilang ingin ke toilet sebentar sebelum ke sini. Apa perlu saya susul?'' jawab Hardy.

''Tidak usah, kita tunggu saja di sini.'' jawab Pak Hermawan.

Tak berselang lama, pintu ruangan itu pun mulai terbuka. Dari balik pintu muncul sesosok lelaki tampan yang berjalan dengan penuh percaya diri. Semua orang di tempat itu pun lagi-lagi dibuat kagum oleh kehadiran Agam. Namun, berbeda dengan Ranum. Ia begitu terkejut melihat sosok lelaki itu.

Deg!

Dengan sekuat hati Ranum mencoba menata debaran di dalam hatinya dan berusaha untuk bersikap biasa saja.

Acara perkenalan dan penyambutan kedatangan CEO baru itu pun dimulai. Dan, kini tiba saatnya dimana satu persatu dari mereka mulai memperkenalkan diri.

Kini, tibalah giliran Ranum untuk memperkenalkan dirinya dihadapan semua hadirin yang berada di ruangan itu.

''Num!'' bisik Maya memecah lamunan Ranum.

''Eh, iya.'' jawab Ranum sedikit gugup.

''Aduh, bagaimana ini. Ah, untung saja aku pakai masker wajah sekarang, semoga semua akan baik-baik saja.'' ucap Ranum dalam hatinya.

Ranum pun berdiri dari duduknya.

''Perkenalkan nama saya Ranum Renjana, saya dari divisi pemasaran yang bertugas membantu pekerjaan bu Maya. Terima kasih.'' ucap Ranum dengan sesingkat mungkin.

Mendengar nama Ranum, perhatian Agam pun langsung tertuju padanya. Ia merasa sedikit terkejut mendengar nama itu.

''Ranum, bisakah kamu melepas masker yang kamu pakai! Supaya Pak Agam bisa mengenali wajah kamu.'' perintah Pak Andre.

Deg!

''Em, maaf pak. Saya sedang terkena flu takutnya nanti malah menyebarkan virus pada yang lain.'' jawab Ranum berusaha untuk berkilah.

''Oh, baiklah kalau begitu.'' jawab Pak Andre.

Acara pun terus berlanjut. Dan sejak saat sesi perkenalan itu, perhatian Agam terus tertuju pada Ranum dan tentu saja hal itu membuat Ranum menjadi merasa tak enak hati dan merasa tak nyaman. Hal ini pun tentu saja tak luput dari perhatian Maya. Begitu rapat perkenalan itu selesai, Maya langsung bertanya pada Ranum.

''Ranum, benar kamu sedang flu?'' tanya Maya dengan setengah tak percaya.

''Eem, enggak. Eh, iya.'' koreksi Ranum dengan cepat.

''Ada apa sih?'' tanya Maya merasa ada yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.

''Elzein! Aku harus segera kembali ke ruangan, kasihan dia pasti bosan karena lama menunggu.'' kilah Ranum.

''El sedang bersama Yuda. Mereka sedang di kantin kantor untuk makan es krim.'' kata Maya.

''Hah!?''

''Aku yang memintanya datang ke sini, takutnya El ketakutan kita tinggal sendirian kalau terlalu lama.'' tambahnya lagi.

''Kebiasaan deh!'' jawab Ranum.

Ranum dan Maya kini berjalan meninggalkan ruangan rapat dan kembali ke ruangan mereka untuk mengambil tas dan bergegas pulang.

...----------------...

Dari kejauhan, nampak Yuda dan juga Elzein yang sedang asyik menikmati es krim mereka.

''Seru banget sih, mama nggak diajak nih.'' sapa Ranum begitu mendudukkan dirinya pada sebuah kursi di sebelah Elzein.

''Mama!'' seru Elzein langsung menyambut hangat kedatangan ibunya.

''Enak ya sayang?''

Elzein pun menganggukkan kepalanya.

''Maaf ya, mama lama tadi rapatnya.'' ucap Ranum.

''Nggak apa-apa, mama. Kan ada papa Yuda yang menemani El.'' jawab Elzein sambil terus memakan es krim rasa cokelat kesukaannya.

''Yud, maaf ya jadi ngerepotin kamu lagi. Maya tuh, seenaknya aja nggak bilang-bilang dulu.'' ucap Ranum merasa tak enak hati pada teman baiknya itu.

''Lah kok jadi, aku?'' ucap Maya tak mau disalahkan.

''Santai aja kali, Num.'' jawab Yuda.

''Kalian mau makan sekalian? Biar aku pesankan.'' ucap Yuda kembali.

''Nggak usah, Yud.'' cegah Ranum.

''Atau kita ke kafe aja, besok kan kalian libur kerja. Aku traktir, deh. Hitung-hitung sebagai hadiah menyambut weekend untuk kalian dua perempuan hebat yang sudah bekerja hingga titik penghabisan.'' kata Yuda menawarkan.

''Traktir sih traktir, tapi ujung-ujungnya aku juga harus tetap ngamen di kafe kamu.'' ucap Ranum dengan memanyunkan bibirnya.

''Kalau itu beda lagi. Kerja sama tetaplah kerja sama.' jawab Yuda dengan terkekeh.

''Oke, aku ikut. Lagian juga setelah ini aku free.'' sahut Maya.

''Bagaimana, El mau kan?'' tanya Yuda.

''Yey! El mau ke kafe papa Yuda!'' seru Elzein dengan begitu antusias.

Dari kejauhan, nampak Agam dan juga asistennya sedang berjalan hendak keluar meninggalkan perusahaan. Namun, perhatiannya tiba-tiba saja teralihkan pada anak lelaki kecil yang ia temui tadi dan juga beberapa orang yang tengah duduk bersamanya di sudut kantin. Agam memperhatikan mereka dengan mata elangnya.

''Ada apa bos?'' tanya Hardy pada Agam yang tiba-tiba saja berhenti.

Perhatian Agam pun teralihkan oleh ucapan asistennya itu. Ia pun kembali melanjutkan langkah kakinya.

''Dasar aneh.'' gumam Hardy dalam hatinya dan segera mengejar langkah kaki atasannya itu.

''Bos, tungguin woi!''

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

agam ayah El?

2023-08-12

1

Nurul Azizah

Nurul Azizah

apakah agam ayah biologis el

2023-05-28

1

satblu gaming

satblu gaming

🤔🤔🤔

2023-05-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!