Sabtu malam datang lagi.
''Selamat Sabtu malam teman-teman semua.''
''Lagu ini kami persembahkan untuk kalian yang sedang jatuh dan terluka, tenanglah. Kalian tidak sendiri dan biarkan semua berlalu.''
''Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang di esok hari. Ambil sedikit tisu dan bersedih lah secukupnya. Karena semua yang sirna akan kembali lagi. Dan semua yang sirna akan nanti berganti.''
''Selamat menikmati.''
Untuk hati yang terluka. Tenanglah, kau tak sendiri.
Untuk jiwa yang teriris. Tenang ku 'kan temani.
Hidup itu sandiwara yang nyata ternyata delusi.
Terlarut posesi berujung, kau gila sendiri.
Jika kau tak dapatkan yang kau impikan bukan berarti kau telah usai.
Biarkan kegelapan mu menemukan titik terang baru.
Basuhkan muka kembali memelukmu yang baru.
Hari-harimu berarti. Jangan pikirkan yang kemarin.
Biarlah dia hangus terbakar sinar ambisi. -IS-
Gemuruh tepuk tangan riuh terdengar begitu Ranum menyelesaikan satu judul lagunya. Ya, Sabtu malam datang lagi. Malam-malam panjang akan segera terlewati.
''Terima kasih.''
''Selanjutnya, satu persembahan lagu lagi untuk kalian yang ada di sini.''
''Sudahi sedih mu dan mari kita sambut datangnya hari bahagia itu.''
Jreeng....
Suara petikan gitar mulai berdentang dengan lembut mengiringi merdunya suara Ranum yang mampu menghunus hati siapa saja yang mendengarnya.
Dan seperti biasanya, Elzein akan setia menemani ibunya saat sedang tampil menyanyi di kafe Yuda. Bersama dengan Yuda dan Maya pula, Elzein kini sedang menikmati seporsi kentang goreng dan juga semangkuk salad buah kegemarannya.
''Gila ya, berasa lagi ikut seminar hati. Si Ranum udah kaya Ranum Teguh aja.'' ucap Maya dengan terkekeh.
''Mama Ranum memang keren.'' sahut Elzein bangga.
''Ya, mama kamu adalah orang yang luar biasa.'' kata Yuda.
''Seharusnya kata-kata itu ditujukan untuk dirinya sendiri.'' ucap Maya dengan terkekeh.
Yuda pun mengangguk menyetujui ucapan Maya.
''El, ingat ya kata mama Maya. El nggak boleh nakal. El harus jadi anak yang baik dan selalu nurut apa kata mama kamu. El juga harus janji untuk tidak boleh membuat mama Ranum sedih.'' imbuhnya.
''Mama angkat tenang saja, El kan anak yang baik. El akan selalu menjaga mama dan selalu membuat mama bahagia.'' jawab Elzein.
''Anak pintar.'' ucap Maya gemas.
Saat mereka sedang asyik menikmati penampilan Ranum, dari kejauhan datanglah Agam yang langsung menuju ke sudut kafe tempat Elzein berada.
''Kenapa kau datang ke sini lagi?'' Yuda langsung berdiri menghadang langkah Agam.
Agam pun hanya bersikap acuh dan langsung menghampiri Elzein.
''Papa!'' seru Elzein.
''Papa?'' beo Maya dan Yuda secara bersamaan.
''Hai tampan.'' jawab Agam.
''Papa Yuda, jangan marah sama papa. Papa El baik kok, kami sudah berteman lagi.'' ucap Elzein. Sontak Agam pun tersenyum dengan bangga.
''Maaf ya, papa sedikit terlambat jadi membuat kamu harus menunggu lama.'' kata Agam dengan senyum manisnya.
''Belum lama kok. Ayo, duduklah papa.'' ucap Elzein menepuk kursi kosong di sebelahnya dengan raut wajah yang nampak sangat senang.
''Apa mereka sudah sedekat itu?'' tanya Maya dengan berbisik.
''Entahlah.'' jawab Yuda.
''Oh, silahkan duduk. Tidak perlu sungkan.'' ucap Agam.
''Seharusnya dia yang sungkan duduk di situ, tapi kenapa jadi kita yang di tawari duduk olehnya?'' bisik Maya lagi.
Yuda pun hanya dapat mengangkat bahunya tanda tak mengerti.
''Malam Pak Agam.'' sapa Maya dengan hormat.
''Hm.''
''Kalau begitu, kalian nikmati dulu waktu santai kalian. Ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan di belakang.'' ucap Yuda berpamitan.
''Yud, aku ikut!'' Maya pun bangkit dan mengejar Yuda.
Dari kejauhan, Maya dan Yuda nampak mengamati Elzein dan juga Agam yang tampak begitu akrab, mereka nampak bagaikan dua orang yang sudah kenal lama.
''Aku tidak pernah melihat El sebahagia malam ini.'' ucap Yuda.
''Ya, kamu benar. Wajahnya nampak sangat berbinar di dekat Pak Agam.'' sahut Maya.
''Oh iya, apa Ranum sudah mengatakan padamu kalau dia akan berhenti bekerja?''
''Hah! Tidak. Dia belum mengatakan apa-apa padaku.''
''Apa kalian sedang ada masalah di kantor? Atau jangan-jangan kalian sedang bertengkar?'' tanya Yuda.
''Kau ini bicara apa! Ranum tidak mungkin berhenti bekerja hanya karena hal-hal sepele macam itu. Lagi pula mana pernah kami bertengkar. Kalau pun saat ini aku sedang marah padanya, itu karena keputusan konyolnya itu.'' ucap Maya sedikit kesal.
''Sepertinya ada yang aneh.'' gumam Yuda.
''Oh iya, apa Ranum pernah bercerita tentang Pak Agam kepada mu?''
''Tidak. Waktu itu dia hanya mengatakan jika Pak Agam adalah bosnya di kantor. Bahkan bisa di katakan situasi saat itu sedang tidak cukup baik.''
''Tapi kenapa sekarang El bisa langsung dekat dengan Pak Agam?''
''Apa perlu aku bertanya langsung pada mereka?'' canda Yuda.
''Ah, kau ini!'' kesal Maya.
''Sudahlah, biarkan saja mereka. Sebaiknya kau ikut membantu menyelesaikan pekerjaanku.''
''Ayo!'' ucap Yuda menarik tangan Maya.
''Heh, mau kemana?''
Yuda membawa Maya menuju taman yang terletak di belakang kafenya.
''Kenapa kita ke sini?'' tanya Maya penasaran sambil melihat sekeliling.
''Tadi kamu bilang kamu ingin melepas penat. Lihatlah di sana.'' tunjuk Yuda.
''Wah, sejak kapan kamu merenovasi tempat ini?''
''Masih perlu beberapa sentuhan lagi untuk menjadikan tempat ini nyaman dan sempurna. Kamu benar, jika tempat ini sedikit saja diberikan sentuhan-sentuhan klasik akan menjadi tempat yang sangat nyaman dan cozy. Pengunjung bisa leluasa untuk memilih mau makan di dalam atau pun menikmati suasana tenang dengan makan di belakang kafe.''
''Tentu saja. Sudah aku katakan padamu sejak dulu. Tapi kau selalu saja mengabaikannya.''
''Bukan mengabaikan, tapi aku sedang mengumpulkan biaya untuk merenovasinya.'' ucap Yuda dengan terkekeh.
''Maya, terima kasih untuk semuanya.'' ucap Yuda lagi dengan menatap lekat wajah Maya.
''Hm, tidak perlu sungkan begitu.'' jawab Maya yang merasa sedikit canggung.
''Oh iya, Yud. Bagaimana perkembangan hubungan mu dengan Ranum? Sepertinya saingan mu bertambah satu lagi sekarang.'' tanya Maya dengan terkekeh.
''Memangnya ada hubungan apa aku dengan Ranum? Kita semua kan berteman baik.'' jawab Yuda.
''Kau tidak usah membohongiku.''
''Jika kamu benar-benar mencintainya, aku akan bantu.'' ucap Maya.
''Tidak perlu lagi.'' jawab Yuda.
''Kenapa? Apa kau akan menyerah begitu saja?''
''Akhir-akhir ini aku baru menyadari satu hal.'' Yuda sedikit menjeda kalimatnya.
''Awalnya aku memang kagum pada Ranum. Dia adalah perempuan yang sangat kuat. Dia juga sangat cantik. Namun setelah lima tahun ini aku mengenalnya, aku baru menyadari satu hal kemarin.'' Yuda beralih menatap Maya.
''Apa?''
''Selama ini Ranum hanya menganggap ku teman baik. Tidak lebih dari itu.''
''Aku pikir Ranum bertahan sendiri karena Elzein, tapi belakangan ini aku baru menyadari jika ada alasan lain di balik itu.'' ucap Yuda dengan sedikit menurunkan intonasi kalimatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Ersa
apakah itu?🤔
2023-08-12
1
Ersa
🤣🤣🤣🤣
2023-08-12
1
Queen Q
duh... lihat Yuda di Deket kamu ada orang yg mencintai kamu....
2023-05-22
5