Madison berada di tempat yang begitu gelap, sangat gelap sehingga dia tidak bisa melihat apa pun. Perasaan takut melanda, Madi berusaha mencerna situasi tapi dia seperti tidak ingat apa pun. Aneh, apa yang terjadi? Dia tidak tahu apakah yang dia alami saat ini nyata atau tidak, dia sungguh tidak tahu.
"Madi," seseorang sedang memanggil namanya.
"Rian?" Madison mengenali suara itu, suara pria yang dia cintai dan yang telah mati akibat over dosis bahkan dia mengikuti jejak Rian.
"Jadi itu benar-benar kau, Madison?"
"Ya, ini aku. Apa maksudnya ini? Apa aku telah mati dan berada di dalam neraka?" Madison sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengannya.
"Aku tidak tahu, Madi. Tempat ini gelap, tidak ada siapa pun selain aku. Aku sendirian, Madi. Tolong bawa aku pergi dari sini, aku tidak mau berada di tempat gelap dan mengerikan ini lagi!"
Madison tidak yakin, tempat itu sangatlah gelap. Bagaimana Rian bisa mengenali dirinya? Kejadian yang tidak masuk di akal ini apakah sebuah mimpi?
"Kenapa kau diam, Madi? Katakan sesuatu agar aku tahu kau masih berada di sini bersama denganku!"
"Aku tidak yakin, Rian. Aku harus pergi!" ucap Madison meski dia tidak tahu ke mana dia harus pergi karena tempat itu sangat gelap.
"Kenapa, Madi? Apa kau tidak mencintai aku lagi sehingga kau ingin pergi meninggalkan aku? Apa karena wajahku yang buruk rupa ini?" tanya Rian.
"Apa maksud perkataanmu?" Madison semakin tidak mengerti.
"Lihat aku, Madi," mendadak seorang pria berdiri di hadapannya dan dia adalah Rian. Madison bisa melihatnya, dia semakin tidak mengerti kenapa hal itu bisa terjadi.
"Ri-Rian?" Madi memanggil, perasaan takut luar biasa karena dia tahu kekasihnya sudah meninggal tiga tahun yang lalu.
"Look at me. Madison," Rian berpaling, Madison terkejut saat melihat wajah Rian yang mengerikan. Daging di wajahnya meleleh, satu matanya bahkan meleleh jatuh namun Rian mengambilnya dan menaruh biji matanya lagi. Madison merinding ngeri, neraka. Mereka pasti berada di dalam neraka.
"Look at me, Madi? Am i handsome?" tanya Rian seraya mendekati Madi.
"No, pergi kau Rian. Jangan mendekat!" teriak Madison ketakutan. Madison merasa tubuhnya tidak bisa bergerak, dia sudah berusaha tapi seperti ada yang memegangi kedua kakinya.
"Kenapa, Madi? Bukankah kau dulu begitu mencintai aku? Bukankah kita sudah berjanji sehidup semati? Kau bahkan rela melakukan apa pun untukku!" Rian semakin mendekat dengan wajah mengerikannya.
"Berhenti, Rian. Aku sudah salah mengikuti jalanmu yang menyesatkan aku dan aku benar-benar menyesal akan hal itu!" teriak Madison.
"Kau yang mau, Madi!" Rian pun berteriak, "Kau telah berjanji akan selalu bersama denganku oleh sebab itu, ayo kita pergi ke neraka bersama!" teriaknya.
"Tidak mau, keluarkan aku dari tempat aneh ini!" teriak Madison. Dai berusaha menarik kakinya dan melihat ke bawah. Sesuatu seperti merangkak naik dari kaki, Madison menelan ludahnya, tatapan matanya tidak berpaling. Tempat itu sangat gelap, tapi entah bagaimana dia bisa melihat dengan begitu jelas.
"Ikut denganku, Madi. Ikutlah denganku!" ternyata yang merangkak naik dari kakinya adalah Rian.
"Tidak, pergi kau Rian. Jangan mengganggu aku!" teriak Madi ketakutan.
"Bukankah kau mencintai aku, Madi. Kau harus menenami aku di neraka yang gelap ini!" entah bagaimana, tapi Rian semakin banyak bahkan sudah berada di sekelilingnya. Rian bahkan melangkah mendekatinya dengan wajah mengerikannya.
"Jangan mendekat, Rian. Pergi dariku, pergi!" teriak Madison seraya mengibaskan kedua tangan agar sosok-sosok Rian yang menakutkan itu pergi darinya.
"Come on, Madi," Rian yang ada di kaki sudah merangkak naik. Dari sisi kanan dan kiri bahkan sudah memegangi bahunya. Mereka seperti ingin mengajaknya pergi ke tempat yang lebih gelap dari pada tempat itu. Ke tempat yang lebih mengerikan dari pada tempat itu.
"Hentikan, Hentikan!" teriak Madison memejamkan kedua mata kuat-kuat, kedua tangan pun berada di telinga agar dia tidak mendengar suara Rian yang mengajaknya.
"Come with me, Madison," ucap Rian lagi yang entah nyata atau tidak.
"Stop, Rian!" teriak Madison lantang.
"Come with me, Madison! Ha.. Ha.. Ha.. Ha!" Rian tertawa keras membuat Madison berteriak ketakutan. Dia tidak mau ke neraka, tidak mau. Madison merasa Rian akan menariknya tapi tiba-tiba dia tersadar dari mimpi buruk, mimpi yang paling buruk yang pernah dia alami.
Hujan masih mengguyur dengan deras, suara petir berbunyi tanpa henti. Napas Madison memburu, suasana tetap gelap. Tidak terlihat apa pun. Madison melihat sekitar, dia seperti berada di dalam kamar yang sempit tapi itu bukanlah kamar yang dia tempati. Kamar itu begitu sempit, berbau tidak sedap. Suara air yang jatuh menetes terdengar dari kamar itu. Madison sungguh tidak tahu kenapa dia berada di sana. Apa ini mimpi keduanya?
"Mi-Milo?" Madison mencoba memanggil. Suara aneh terdengar tidak jauh darinya.
Kedua kaki ditarik, lalu di tekuk karena dia merasa ada sesuatu yang menakutkan di sana. Kedua tangannya gemetar. Jika dia memang sedang bermimpi, dia berharap dia segera sadar dari mimpi buruk yang tidak menyenangkan itu.
Madison menangis dan ketakutan, suara rantai besi ditarik mendekat ke arahnya. Dia tahu ada yang mendekat, dia tahu itu bukanlah hal baik.
"Please, no. Please," pintanya memohon.
"Rian menunggumu di dalam neraka, Madison," suara itu berada tidak jauh, suara rantai kembali ditarik.
"Jangan mendekat, aku mohon!" pinta Madison dengan suara gemetar.
"Come with us, Madi," sesuatu merangkak mendekat, Madison menutup kedua matanya juga menutup mulutnya.
"Yeah, fresh soul," sebuah kuku panjang berada di wajahnya, bergerak dari atas sampai ke bawah., "I like you soul, Madi," bisik makhluk yang tidak mau dilihat oleh Madison karena rasa takut.
"Teruslah merasa ketakutan, Madi. Jiwamu sungguh lezat bagi kami!" Madison semakin tidak berani membuka kedua mata apalagi dia merasa sebuah lidah yang cukup panjang menjilati wajahnya, "Fresh, and sweet," seringai menakutkan terukir di kegelapan. Madison berusaha berdoa dalam hati agar perasaan takut tidak dia rasakan namun dia manusia biasa yang memiliki rasa takut luar biasa.
"Help me, please. Help me," pinta Madison.
"No one can help you, Madi!" suara itu terdengar.
"Sahabatmu meninggalkan dirimu, kau adalah pecandu narkoba yang dibenci oleh banyak orang!" teriakan dari arah lain terdengar.
"Kau hanya sahabat yang merepotkan!" suara itu memenuhi ruangan yang sempit dan sepi serta gelap.
"Tidak ada tempat untuk dirimu selain di dalam neraka!"
"Stop.. Stop!" Madison menutup kedua telinga. Arwah-Arwah jahat itu menyerang kelemahannya agar jiwanya melemah dan agar rasa takut semakin dia rasakan dan ketika rasa takut itu semakin besar, maka mereka akan mengambil jiwa Madison dengan mudahnya.
"Lihat dirimu, Madison," bisikan itu terdengar di telinganya, dia bahkan bisa merasakan ada yang memainkan rambutnya, "Jeremy membenci dirimu dan setelah itu, Hana. Kau hanya sampah, Madison," suara itu kembali berbisik.
"Aku bukan sampah!" ucap Madison.
"Kau hanya sampah, bahkan kedua orangtuamu membuang dirimu karena mereka kecewa padamu!"
"Hentikan, mereka tidak membuang aku. Mereka tidak membuang aku!" Madison berteriak lantang, suara tawa menakutkan terdengar memenuhi ruangan. Madison menangis dalam gelap dan berteriak dengan keras, dia tidak tahu lagi apakah yang dia alami nyata atau tidak tapi yang pasti tawa-tawa mengerikan itu adalah nyata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
ya Allah,. semoga saja Madison bisa melawan rasa ketakutan nya. sehingga mereka semua tdk akan mudah mendapatkan apa yg mereka inginkan 😬😬😬😬
2023-05-13
2
Muh. Yahya Adiputra
sepertinya dengan semua rasa takut yg dialami oleh Madison membuat mereka semua makin bersemangat untuk membuat Madison tambah takut kepada mereka semua😰😰😰
2023-05-13
1
Lusiana_Oct13
kalau aku jadi km mending di rehab dr pd hidup di hutan sendirian
2023-05-12
1