Bisikan

Api sudah menyala dan membumbung tinggi. Jeremy berada di luar bersama dengan Milo, sedangkan Hana dan Madison berada di dalam untuk menyiapkan bahan makanan yang hendak mereka bakar. Hana memotong daging dan Madison menusuk sayuran yang sudah dia potong.

Akibat kejadian yang dia anggap sebagai halusinasi, Madison merasa lega karena malam ini kedua sahabatnya akan menginap sehingga dia memiliki teman. Milo pun tidak menunjukkan gelagat tidak menyenangkan seperti yang dia tunjukkan pada malam sebelumnya. Gonggongan Milo bahkan tidak terdengar semenjak Hana dan Jeremy datang. Jika tidak terjadi apa pun malam ini maka yang dia alami memanglah halusinasi.

Madison sedang menusuk paprika tapi tiba-tiba saja kedua tangannya gemetar sehingga membuat paprika yang ada di tangan terjatuh. Perasaan dahaga itu kembali dia rasakan. Madison merintih sehingga membuat Hana terkejut.

"Madi, what's going on?" Hana segera mendekati Madison dan memegangi bahunya.

"Aku, Aku?" Madison memeluk dirinya, tangan dan tubuhnya gemetar hebat karena pengaruh obat.

"Jeremy!" Hana berteriak. Madison meronta akibat pengaruh obat itu bahkan teriakannya nyaring terdengar membuat Jeremy segera berlari masuk ke dalam sambil menggendong Milo.

"Apa yang terjadi?" tanya Jeremy.

"Bantu aku memeganginya, cepat!" teriak Hana karena dia sudah tidak mampu memegangi Madison yang terus memberontak.

"Berikan aku obatnya, aku sudah tidak tahan lagi!" teriaknya.

"Tidak ada obat, Madison. Kau harus bertahan dari obat terkutuk itu jadi kau harus melawannya!" teriak Jeremy.

"Ada di dalam tasku, ambilkan di dalam tasku!" teriak Madison.

"Sial, ternyata kau membawa obat itu dan menyembunyikannya?"

"Cepat, Jeremy. Aku sudah tidak tahan lagi!" teriak Madison.

"Pegang dia yang kuat!" perintah Hana yang saat itu membawa sebuah suntikan.

"Apa itu?" tanya Jeremy.

"Obat penenang. Aku yang membawanya, aku sudah bertanya pada seorang sahabatku dan dia berkata lebih baik diberi obat penenang saat keadaannya seperti ini. Aku pun membawa obat penenang yang bisa dia konsumsi jika Madi sedang butuh!"

"Apa? Bukankah itu tidak baik? Jangan sampai setelah dia terbebas dari narkoba dia justru ketergantungan dengan obat penenang itu!" ucap Jeremy.

"Tidak akan, ini hanya untuk sementara saja!" Hana segera menyuntikkan obat penenang ke tubuh Madison sehingga Madison berhenti memberontak.

Napas Madison memburu, dia terbaring lemah di atas lantai. Jeremy terduduk dan mengambil napas, dia tidak menduga jika akan melihat keadaan seseorang yang sedang berada di bawah pengaruh obat. Beruntungnya mereka ada di sana malam ini jika tidak, Madison pasti akan mengkonsumsi obat yang dia sembunyikan di dalam tasnya.

"Pergi bongkar tas miliknya, dia berkata ada obat di dalam tasnya!" ucap Jeremy.

"Apa? Tidak mungkin!"

"Lakukan, Hana. Aku yakin dia tidak berbohong!"

Hana beranjak pergi untuk mencari tas milik Madison yang ada di dalam kamar. Dia membongkar seisi tas untuk mencari obat yang disembunyikan oleh Madison namun obat itu tidaklah mudah ditemukan. Hana mencari dengan teliti sampai akhirnya dia menemukan sebuah jahitan di sisi tas. Ternyata Madison menyembunyikannya beberapa obat di sana.

"Kau telah menipu kami, Madi!" teriak Hana seraya melangkah cepat ke dapur.

"Kau bilang kau ingin sembuh dan tidak mau mengkonsumsi obat terkutuk ini lagi tapi kenapa kau masih membawanya?" Hana melemparkan obat itu di hadapan Madison dengan emosi yang memuncak, "Apa kau berniat mengkonsumsinya saat kau tidak bisa melawan rasa dahaga seperti ini?" teriaknya lagi.

"Maaf... Maafkan aku, Hana," ucap Madison dengan suara pelan.

"Kau benar-benar mengecewakan aku!" Hana menginjak obat terkutuk itu beberapa kali karena dia sangat marah.

"Hentikan, Hana!" teriak Jeremy.

"Aku kecewa padanya, Jeremy," ucap Hana.

"Sudahlah, sekarang bantu aku membawanya keluar."

Hana menatap Madison dengan tajam, meski dia kecewa tapi dia tidak bisa menyalahkan Madison yang mungkin takut oleh sebab itu dia membawa obat. Mungkin tidak seharusnya mereka meninggalkan Madison di tempat terpencil seperti itu. Sepertinya mereka harus menemani Madison sampai dia sembuh.

"Aku rasa kita harus menemani Madison di sini, Jeremy," ucap Hana. Mereka sedang membantu Madison untuk berbaring di sofa saat itu.

"Ide bagus tapi kau tahu kita tidak bisa mendapat ijin begitu saja!"

"Tidak perlu, aku tidak bisa merepotkan kalian." ucap Madison.

"Tidak, Madison. Kau tidak bisa sendiri dan butuh teman selama kau berada di tempat ini."

"Aku tidak bisa mempersulit kalian yang sudah sangat baik padaku, aku minta maaf karena telah menyembunyikan obat itu darimu tapi aku tidak bisa merepotkan kalian yang sudah begitu baik padaku."

"'Apa yang kau katakan?" Hana duduk di sisi Madison, "Aku memang kecewa padamu yang membawa obat itu secara sembunyi-sembunyi tapi kau adalah sahabat baikku. Aku tidak bisa melihatmu terus seperti ini jadi kami akan menemanimu nanti. Besok setelah kembali, aku dan Jeremy akan mencoba mengajukan cuti."

"Maafkan aku, Hana," Madison menangis dan memegangi tangan Hana dengan erat, dia benar-benar bersyukur masih memiliki sahabat baik seperti Hana dan Jeremy.

"Sudahlah, karena keadaanmu tidak baik jadi kita tidak bisa melakukan barbeque."

"Aku mengacaukannya tapi aku rasa tidak masalah, aku akan keluar setelah beristirahat setelah ini."

"Tidak, sebaiknya kita membuat makanan yang lain lalu kita bisa menghabiskan waktu di depan televisi."

"Ide bagus, aku akan memadamkan api di luar. Ayo Milo!" ucap Jeremy

Milo menjawab dengan sebuah gonggongan, Jeremy melangkah keluar diikuti oleh Milo yang berlari mengikuti dirinya.

"Aku akan membuat makanan, kau tunggu saja di sini!" perintah Hana.

"Aku akan membantu setelah ini," ucap Madison.

"Tenangkan dirimu terlebih dahulu," Hana meninggalkan Madison dan melangkah menuju dapur. Daging dan sayuran yang hendak mereka bakar diolah menjadi makanan yang bisa mereka nikmati bersama nantinya. Madison masih berbaring, tatapan matanya menatap langit ruangan namun sebuah bisikan justru mengganggu dirinya. Madison memasang telinga baik-baik untuk mendengar suara bisikan itu.

"Ma...di...son," seperti begitu banyak orang yang memanggil dirinya.

Madison terduduk di atas sofa, dia melihat sekitar. Apa lagi-lagi dia berhalusinasi karena dia sedang berada di bawah pengaruh obat saat ini?

"Ma....di," suara bisikan itu kembali terdengar.

"Who's calling?" tanya Madison.

"Come with us, Madi," suara bisikan itu kembali terdengar.

"Shut up!" teriak Madison seraya menutup telinga. Dia benci suara bisikan itu yang diiringi dengan tawa mengerikan.

"Madison?" Hana sangat heran karena Madison berteriak sendiri di ruang tamu.

"Hana? Aku merasa ada yang memanggil aku!" Madison memeluk tubuhnya dan terlihat ketakutan.

"Bodoh,  tidak ada apa-apa karena kau hanya berhalusinasi dan kau memang sedang berada di bawah pengaruh obat."

"A-Aku mendengarnya," Madison kembali melihat sekitar.

"Sudah, kau hanya berhalusinasi. Jika keadaanmu sudah baik-baik saja lebih baik bantu aku menyiapkan makanan!"

"Baiklah, kau memang benar. Aku terlalu banyak berhalusinasi," Madison beranjak dari tempat duduk. Seperti yang Hana katakan, dia terlalu banyak berhalusinasi.

Madison tidak mau memikirkan bisikan yang dia anggap sebagai halusinasi. Dia dan Hana sibuk di dapur. Jeremy membuat api di perapian, walau mereka tidak jadi barbeque di luar tapi mereka bertiga bersenang-senang di depan perapian sambil menikmati makanan yang mereka buat.

Kegembiraan mereka malam itu membuat Madison lupa dengan semua yang dialami di rumah itu apalagi dia masih tetap saja menganggap jika semua yang dia alami hanya halusinasi belaka.

Terpopuler

Comments

Hana

Hana

dan lagi kalaupun ada efek halusinasi dari narkoba, pasti perasaan bahagia dan halusinasi indah yang akan muncul. bukan hal hal yang menyeramkan.

2023-07-15

1

Hana

Hana

aku bertanya tanya, Madison ini kecanduan narkoba jenis apa? karena ga semua narkoba memberi efek halusinasi.

seperti sabu, itu efeknya di stamina.

2023-07-15

1

Hana

Hana

sebenarnya pecandu itu tidak bisa langsung di stop. di tempat rehabilitasi, mereka tetap akan diberi narkoba dengan dosis yang dikurangi sedikit demi sedikit, bukan disuntik obat penenang ya karena mereka sedang sakau bukan sedang histeris.

mereka juga akan diletakkan di lantai dan disemprot air agak efek panasnya berkurang. pokoknya ga bisa langsung stop karena malah akan membunuh para pecandu itu.

dan lagi. obat penenang, apalagi yang disuntikkan, tidak bisa dibeli sembarangan. tidak bisa disuntikkan oleh yang bukan ahlinya. tindakan Hana ini bisa dikatakan illegal dan justru membahayakan Madison.

2023-07-15

2

lihat semua
Episodes
1 Madison, Sang Pecandu
2 The House
3 Antara Halusinasi Dan Nyata
4 Malam Yang Terasa Aneh
5 Sosok Di Dalam Hutan
6 Hanya Halusinasi Saja
7 Bisikan
8 Rumah Penuh Misteri
9 Jiwa Lemah Yang Dipenuhi Dosa
10 Gosh In The Dark
11 Whisper In The Dark
12 No One Can Leave
13 Dark Basement
14 Tipu Muslihat Iblis
15 Masa Lalu Kelam Madison
16 Iblis Jahat Yang Terlepas
17 Kembali Lagi Dan Lagi
18 Gadis Misterius Berambut Pirang
19 Situasi Yang Semakin Aneh
20 Mereka Melihat Dari Kegelapan
21 Semua Ini Nyata
22 Semakin Tidak Beres
23 Wanita Misterius Yang Dipenuhi Rahasia
24 Budak Yang Lancang
25 Bayimu Menunggu
26 Dia Akan Menangkap Jiwamu
27 Tidak Ada Cara
28 Wanita Psikopat
29 Dark House
30 Teror Di Gudang Gelap
31 Adel Yang Semakin Mencurigakan
32 Kesempatan
33 Penglihatan Aneh
34 Jangan Sampai Tertipu
35 Mereka Semua Sama
36 Semakin Curiga
37 Sudah Kehilangan Akal Sehat
38 Butuh Kesempatan
39 Pintu Yang Tak Bisa Dibuka Dan Iblis Yang Kembali
40 Terperosok Semakin Dalam
41 Perbuatan Nekat Setelah Putus Asa
42 Misteri In The Dark Basemen
43 Iblis Terkutuk
44 Kejadian Yang Berulang
45 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
46 Sahabat Yang Tidak Percaya
47 Kerangka-Kerangka Yang Ditemukan
48 She's Gone
49 No One Knows
50 Jiwa Yang Terjebak Untuk Selamanya
51 The House
52 The House Ending
53 Promo
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Madison, Sang Pecandu
2
The House
3
Antara Halusinasi Dan Nyata
4
Malam Yang Terasa Aneh
5
Sosok Di Dalam Hutan
6
Hanya Halusinasi Saja
7
Bisikan
8
Rumah Penuh Misteri
9
Jiwa Lemah Yang Dipenuhi Dosa
10
Gosh In The Dark
11
Whisper In The Dark
12
No One Can Leave
13
Dark Basement
14
Tipu Muslihat Iblis
15
Masa Lalu Kelam Madison
16
Iblis Jahat Yang Terlepas
17
Kembali Lagi Dan Lagi
18
Gadis Misterius Berambut Pirang
19
Situasi Yang Semakin Aneh
20
Mereka Melihat Dari Kegelapan
21
Semua Ini Nyata
22
Semakin Tidak Beres
23
Wanita Misterius Yang Dipenuhi Rahasia
24
Budak Yang Lancang
25
Bayimu Menunggu
26
Dia Akan Menangkap Jiwamu
27
Tidak Ada Cara
28
Wanita Psikopat
29
Dark House
30
Teror Di Gudang Gelap
31
Adel Yang Semakin Mencurigakan
32
Kesempatan
33
Penglihatan Aneh
34
Jangan Sampai Tertipu
35
Mereka Semua Sama
36
Semakin Curiga
37
Sudah Kehilangan Akal Sehat
38
Butuh Kesempatan
39
Pintu Yang Tak Bisa Dibuka Dan Iblis Yang Kembali
40
Terperosok Semakin Dalam
41
Perbuatan Nekat Setelah Putus Asa
42
Misteri In The Dark Basemen
43
Iblis Terkutuk
44
Kejadian Yang Berulang
45
Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
46
Sahabat Yang Tidak Percaya
47
Kerangka-Kerangka Yang Ditemukan
48
She's Gone
49
No One Knows
50
Jiwa Yang Terjebak Untuk Selamanya
51
The House
52
The House Ending
53
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!