Seperti perkataan dari Arsen, lelaki itu benar-benar membawa Calissa untuk menuju ke taman, untuk berjalan-jalan. Calissa awalnya bertanya, kenapa dirinya di perbolehkan keluar, dan Arsen memberikan jawaban jika Calissa boleh keluar hanya dengan dirinya saja, selebihnya tidak. Barulah Calissa mengerti jika Arsen sebenarnya bukan sosok yang terus mengurungnya di dalam rumah saja, sebaliknya Arsen melindunginya dari orang suruhan Brian yang mungkin masih mengincar dan mencoba untuk menculik Calissa.
Sosok Brian memang lelaki brengsek, manja dan tak berguna, tapi masalah semangatnya dia tidak pernah menyerah, terutama untuk masalah perempuan. Terkesan bejat dan brengsek memang, bahkan untuk mendapatkan hubungan status dengan Melanie dulu, Brian nekad menculik dan menjadikan adiknya Melanie sebagai sandera, agar hanya bisa menjalin hubungan dengan Melanie. Dan Arsen tidak bisa membayangkan, apa yang akan dilakukan Brian hanya untuk bisa mendapatkan Calissa yang sebenarnya sudah di incar oleh Brian sejak dulu, untung Arsen begitu kuat dan tangguh, sehingga dirinya bisa mengalahkan Brian di pertarungan untuk memperebutkan Calissa.
Kembali ke cerita.
Calissa tampak senang, dirinya duduk di kursi taman dengan kedua tangannya masing-masing memegang ice cream dengan dua rasa berbeda, dan keduanya adalah rasa favorit Calissa, cokelat dan strawberry. Arsen hanya melihat tingkah dari Calissa, menggelengkan kepalanya sesekali tangannya yang memegang tissue mengusap sekitar mulutnya dengan ice cream untuk menghapus noda ice cream di sana.
Calissa tersenyum dengan malu, karena tingkah manis Arsen di tempat umum benar-benar membuatnya salah tingkah. Banyak anak yang membawa balon, dan ice cream. Taman itu benar-benar ramai di kunjungi oleh banyak wisatawan karena banyak permainan anak-anak dan juga danau yang cukup luas yang dipenuhi perahu berwarna-warni. Calissa menikmati pemandangan taman itu, hingga tanpa sadar sudah menghabiskan ice cream di kedua tangannya.
“Mau lagi ??”
“Udah, nanti aku gendut.” Ujar Calissa mengambil tissue mengelap tangannya yang juga di penuhi noda ice cream.
“Hahahaha gak papa gendut, masih imut kok.”
“Ish~ Arsen, jangan gitu, malu~”
Keduanya asyik bercengkerama satu sama lain, hingga sosok badut dengan rambut berwarna-warni, hidung merah, perut bulat itu datang membawa beberapa balon, membuat Calissa langsung memeluk Arsen dengan tatapan penuh waspada kepada badut yang datang itu. Rupanya Calissa sedikit trauma dan takut dengan badut, karena itu dia akan sedikit menjauh dari badut. Melihat tingkah kekasihnya, Arsen kemudian dengan sopan berbicara kepada badut tersebut.
Mengetahui reaksi Calissa dan ucapan Arsen membuat sosok badut itu tersadar sudah membuat takut wanita itu, dia kemudian menundukkan kepalanya meminta maaf, dan bahkan memberikan satu balon kepada Arsen sebagai ucapan minta maaf, karena membuat kekasih Arsen takut. Karena jika badut itu memberikan kepada Calissa bisa-bisa wanita itu berteriak ketakutan, padahal badut itu hanya ingin menawari balon dagangannya bukan untuk meneror orang.
Setelah balon di terima, barulah badut itu pergi meninggalkan mereka, dan Calissa sedikit lebih tenang.
“Tenang, sayang dia cuma mau ngasih balon.”
“A..aku takut.. Dia nyeremin..”
“Itu cuma badut, gak usah takut.”
Calissa menggelengkan kepalanya, “Di film dia bunuh orang dan anak kecil, terus juga di mimpiku dia ngejar-ngejar pakai gigi yang tajam kek ikan hiu.”
Arsen tertawa geli mendengarkan percakapan Calissa dengannya, “Itu cuma film sayang, gak usah di buat serius.”
“Ish, jangan ketawa Arsen~ serius..”
“Iya..iya.. Maaf sayang..”
Arsen kemudian meminta maaf, agar kekasihnya tidak lagi ngambek seperti sebelumnya, beruntung Calissa mudah sekali di bujuk seperti anak kecil, jadilah Arsen tidak perlu repot-repot untuk menenangkan kekasihnya itu. Tanpa mereka sadari, kedua orang itu sedang di perhatikan oleh seseorang yang menyeringai licik.
“Ah~ jadi, Calissa sayang takut dengan badut ?? Mungkin aku bisa memanfaatkan ketakutannya itu, tapi.. Aku harus mencari tahu lebih banyak lagi mengenai semuanya.” Ujar sosok misterius itu yang kemudian hilang di kerumunan beberapa orang.
“Kamu pengen apalagi ??”
“Beli makanan..”
“Eh ?? Udah makan ice cream 2, gak kenyang ??”
Calissa menggelengkan kepalanya, memang taman itu berisikan banyak penjual makanan yang berada di sana, tidak mungkin Calissa tidak tergoda akan makanan yang dijual di sana, terdapat hotdog, burger, dan beberapa makanan lainnya. Yang pastinya membuat siapapun merasa lapar meskipun sudah makan, karena aromanya begitu menarik perhatian beberapa pengunjung yang ada di sana. Aroma sedap dan penampilan yang menarik dari setiap makanan yang di jual.
“Ya udah, ayo.”
“Yeayyy !!!”
Calissa benar-benar mirip seperti anak kecil, tapi Arsen justru menyukai kelakuan Calissa yang terlihat semakin imut dan menggemaskan. Lagipula jikalaupun ada orang yang berfikir jika Calissa lebay, seharusnya mereka menyalahkan kedua orang tua Calissa yang sudah meninggal di tangan Brian.
Oh iya, ngomong-ngomong, Arsen mencoba mencari informasi berfikir jika terdapat makam atau jasad keduanya, tapi tidak di temukan sama sekali. Bahkan keduanya dinyatakan hilang tanpa jejak, meskipun Arsen tahu dimana mereka di sembunyikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments