“Calissa.. Sayang.. ?? Kau baik-baik saja ??”
Suara lembut dari Arsen bertanya kepada Calissa, gadis itu duduk di kasur sembari termenung dan diam saja.
Sejak kembali ke rumah, setelah pertemuannya dengan Brian, Calissa sedikit diam dan menjadi melamun. Beruntung Arsen yang peka, langsung mengajak Calissa kembali ke rumah, sementara Melanie bersama dengan Nathan kembali ke rumah mereka.
“Aku tahu kau pasti sedih, setelah.. Kehilangan kedua orang tuamu.”
“Tidak..”
“Eh ??”
“Aku tidak terlalu kaget mengenai kedua orang tuaku.” Ujar Calissa dengan perlahan berbicara di sana. Arsen menoleh ke arah kekasihnya yang kini mulai menatap ke arahnya. Tatapan gadis itu tidak sebegitu kosongnya, tapi tetap saja terlihat ada kesedihan di sana.
“Aku tahu sejak awal mereka berhutang, dan menjualku dalam perjodohan dengan Brian. Itulah kenapa aku kabur dari rumah.”
“Tunggu.. Itu berarti kau akan tahu jika Brian mengincar nyawa kedua orang tuamu ??”
Calissa menggelengkan kepalanya, “Aku berfikir mereka berhutang tidak sebanyak itu.. Aku berfikir dengan aku kabur dari rumah, aku terhindar dari perjodohan dan aku tidak membebani hidup mereka. Tapi ternyata aku salah..”
Arsen terdiam, dia tidak menduga dengan jawaban yang diberikan oleh Calissa. Jadi, dia kabur karena berfikir jika dirinya membebani kedua orang tuanya jika tinggal di sana ?? Dan berfikir agar tidak mau dijodohkan karena mengetahui karakter asli dari Brian ?? Semua di luar dugaan dari Arsen.
“Ternyata mereka berhutang sangat banyak, dan aku tidak pernah menyangka, setelah membunuh kedua orang tuaku, ternyata hutang masih belum di bayar lunas. Dia masih menginginkanku.” Ujar Calissa meneteskan air matanya dari sana, dia terlihat sangat kehilangan dan sangat sakit hati. Arsen tahu, meskipun Calissa tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya, tapi kehilangan keduanya begitu saja, bahkan Calissa tidak mendengarkan mengenai pemakaman atau apapun dari kerabatnya.
Sudah pasti, mayat keduanya di hancurkan oleh Brian, dan dianggap sebagai orang yang menghilang secara misterius. Arsen tahu bagaimana pekerjaan mafia dan pengusaha brengsek bermain di belakang panggung. Karena itu dia tidak akan membiarkan Brian mendekati Calissa, karena pihak kepolisian bahkan belum tentu berhasil menangkap atau bahkan mengetahui semua rencana liciknya.
Arsen memeluk Calissa dengan perlahan, sembari menenangkan sosok gadis itu.
“Menangislah, aku tahu kau membutuhkannya. Keluarkan saja semuanya.” Bisik Arsen kepada Calissa dengan nada lembut membuat gadis itu merasa sangat aman dan nyaman berada di sisi laki-laki itu. Calissa membalas pelukannya tapi tidak menangis, dia hanya menikmati sentuhan lembut dan pelukan hangat yang begitu dia sukai sejak dulu.
“Arsen.. Aku.. Aku takut..”
“Dia tidak akan melakukan apapun kepadamu, tenang saja. Aku disini.”
...
Disisi lain.
“Hah.. Astaga masalah apalagi ini..” Ujar Nathan duduk bersantai setelah mereka kembali ke rumah mereka, ya Melanie kini tinggal bersama dengan Nathan, sama halnya Calissa yang tinggal di rumah Arsen, Melanie juga hidup bersama dengan Nathan.
Melanie setelah selesai mandi, memakai pakaian, dengan handuk yang dililitkan pada rambutnya setelah mandi keramas. Melihat kekasihnya duduk di sofa sembari menghisap rokok di sana, dan sepertinya memiliki banyak masalah. Melanie mendekati kekasihnya.
“Ada apa ??”
“Masalah Calissa tadi siang.”
“Si brengsek itu benar-benar membuatku kesal !! Kenapa dia tidak melepaskan saja Calissa ?!”
“Dia tidak akan pernah.”
Melanie menghela nafasnya, “Ternyata sahabatku banyak di sukai oleh orang-orang.”
“Yeah, lelaki gila yang brengsek. Tapi Brian tidak menyukai Calissa, dia tidak pernah mencintai siapapun.”
“Kau benar ?? Dia sangat suka bermain. Apa sebenarnya yang dipikirkan lelaki itu ?? Mencumbui semua perempuan di dunia ini ?!” Ujar Melanie dengan kesalnya, jika sudah membahas masalah Brian, di tambah sosok itu menginginkan Calissa ?! Yang benar saja !!
“Dia terlalu di manja.”
“Dan itulah yang membuatnya menjadi brengsek dan bodoh. Astaga !!”
Nathan kemudian menoleh ke arah kekasihnya.
“Kau menggunakan shampoo ku lagi ??”
Melanie hanya terkekeh, dia membuka handuk yang melilit di rambutnya dan mendekati Nathan.
“Ciumlah aromanya enak, aku suka.”
Nathan tersenyum, “Aku sudah sering menggunakannya. Tapi memang aku sangat menyukai aromanya, sangat enak.”
Nathan membelai rambut basah kekasihnya itu, “Haruskah aku membantumu mengeringkan rambutmu dengan hair dryer ??”
“Tidak perlu, aku hanya ingin berada disini saja, bersamamu.” Melanie sedikit manja dan jahil, dia sengaja menempelkan rambut basahnya pada pakaian Nathan, dan membuat basah baju lelaki itu.
“Kau tahu.. Kau mulai nakal sekarang.”
Melanie hanya terkekeh, dia kemudian menatap ke arah tangan Nathan yang memegang rokok yang masih menyala.
“Nathan, aku juga mau.” Ujar Melanie sedikit merengek manja, Nathan menggelengkan kepalanya, dia kemudian mematikan rokok itu dengan asbak dan membuang puntung rokok itu ke sampah.
“Gak boleh.” Ujar Nathan dengan tegas.
“Ihh~ Nathan~”
“Gak boleh sayang, kamu kemarin nekad hisap rokok aku, terus akhirnya batuk sampai 2 minggu. Kamu lupa ??”
“Cuma sekali hisap aja.”
“Gak boleh, udah sana keringin rambut kamu, baju aku juga udah basah semua gara-gara kamu.”
Melanie tidak merasa bersalah dan justru malah tertawa geli, dia kemudian mendekatkan wajahnya dan kembali bermanja ria dengan kekasihnya.
“Nathan~ ayo cium bibir aku~”
“Gak usah, mulut aku masih bau rokok. Ntar kalau habis mandi aja.”
Tapi bukan Melanie namanya jika menurut begitu saja, dia masih mencoba merengek manja, bak anak yang meminta mainan. Tingkah lucu Melanie membuat Nathan benar-benar merasa sangat geli, dan terkadang menertawakan tingkah kekasihnya itu. Nathan tidak masalah dengan tingkah dari Melanie, dan dia bahkan tidak terganggu dengan rengekan manja kekasihnya.
“Ayoo~”
“Iya udah iya, tapi sebentar aja.”
Melanie mengangguk dan tersenyum penuh kemenangan, Nathan mendekati wajah cantik kekasihnya, lalu mencium bibirnya dengan singkat. Melanie tersenyum dengan puas, Nathan membelai rambut kekasihnya dengan perlahan.
“Bagaimana bisa.. Brian membuang wanita cantik sepertimu, Hmm ??”
“Dia lelaki bodoh, dan kau adalah lelaki yang pintar karena berhasil membuat wanita cantik ini jatuh hati padamu.” Puji Melanie dengan nada penuh percaya diri, membuat keduanya tertawa geli dengan perkataan mereka.
Melanie benar-benar bersyukur mendapatkan seorang lelaki seperti Nathan, sosok yang selalu ada dengannya di saat dia benar-benar terpuruk. Sosok yang selalu melindungi dan selalu ada untuknya itu, benar-benar membuat hati Melanie yang tadinya dingin dan acuh terhadap lelaki, akibat perlakuan kasar Brian justru luluh.
Dan Melanie bersyukur Nathan tidak pernah terganggu dengan tingkahnya yang manja dan menyebalkan terkadang, mirip seperti anak-anak. Tapi itulah tandanya jika Melanie sangat menyayangi Nathan, dan menerima lelaki itu sepenuhnya di dalam hatinya, rasa nyaman membuat Melanie terkadang bertingkah bak anak-anak.
“Aku tidak masalah kau bertingkah manja kepadaku, tapi jika itu kau lakukan di depan lelaki lain, maka aku akan memukul lelaki lain itu. Dan menyeretmu ke atas ranjang, anak nakal.”
“Dasar mesum !!”
“Biarkan saja, mesum dan nakalku hanya untukmu.”
Perkataan absurd keduanya, benar-benar sebuah hiburan bagi Melanie jika mengingatnya, tapi itulah kenangan indahnya bersama dengan Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments