“Calissa kabur dari rumah.”
Kabar itu membuat sosok gadis di depannya, menaruh gelas yang sudah dia angkat, kembali ke meja. Ekspresinya sedikit terkejut dengan tindakan sahabatnya tapi juga merasa lumrah apa yang sedang dia lakukan.
“Tidak heran, perlakuan Brian begitu buruk kepadaku, pasti itu akan membuat Calissa berfikir mengenai masa depannya. Dia sangat cerdik.” Ujar gadis bernama Melanie itu, membuat sahabatnya juga, Tera mengangguk menyetujui perkataan Melanie.
Tera juga mengetahui perlakuan gila Brian kepada kekasihnya, sehingga membuat gadis itu juga tidak sepenuhnya menyalahkan tindakan dari Calissa yang terkenal nekad.
“Apa kau tidak akan mencarinya ??”
Melanie menolehkan kepalanya, “Aku mendukung perbuatannya, tapi bukan berarti aku tutup mata. Jikalau aku bertemu dengan Calissa, aku tidak akan memberikannya kembali kepada orang tuanya.”
Tera mengangguk, “Kau benar. Brian benar-benar lelaki toxic, bahkan kedua orang tua Calissa sangat gila, mereka mengetahui perlakuan Brian dan tetap melepaskan putri mereka.”
“Demi uang, bahkan seorang ibu rela menggugurkan kandungannya. Itu adalah hal lumrah di dunia ini.”
“Yeah, hal lumrah yang seharusnya tidak dilakukan.”
Tera dan Melanie merasa kasihan kepada Calissa selama ini, gadis polos itu di bawah tekanan kedua orang tuanya yang sangat gila, bahkan demi menuruti perkataan mereka, Calissa sempat jatuh sakit. Saat itu Calissa mendapatkan nilai di bawah rata-rata, yang membuatnya harus menerima hukuman yang benar-benar keterlaluan. Rasanya mereka ingin sekali memukul kembali orang tua Calissa untuk membalaskan dendam mereka kepada orang yang telah menyakiti sahabat mereka.
Di tambah, kedua orang tua Calissa malah secara terang-terangan menjual putrinya, dengan memberikan istilah perjodohan. Apakah mereka gila ?! Mereka tahu bagaimana Brian memperlakukan perempuan layaknya boneka, di pukul, di siksa, berselingkuh ?! Dan mereka menjodohkan atas dasar apa ?! Uang !! Yeah, Uang !! Benar-benar keparat !!
Di pagi hari seperti ini, keduanya mendapatkan kabar yang sebenarnya tidak mengenakan tapi membuat mereka sedikit lega, iya sedikit lega !! Karena sepertinya Calissa tidak menyerah untuk menggagalkan perjodohan dengan Brian, hingga bertindak nekad dengan kabur dari rumah.
“Selain kabar ini, aku menemukan kabar lain.” Lanjut Tera mengisi kekosongan yang terjadi di antara keduanya.
“Apa itu ??”
“Arsen sudah bebas..”
“Arsen ?? Mantan kekasih Calissa ??”
Tera mengangguk, “Yeah, aku tidak mengerti, bukankah para polisi sudah memberikan sebuah pernyataan dengan menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada Arsen.”
“Para polisi tidak memiliki bukti yang kuat.” Ujar Melanie menceloteh, sebenarnya dia sendiri masih sangsi dengan perkataan apakah Arsen benar-benar terlibat kasus penjualan narkoba atau tidak.
Arsen memang terkenal sebagai preman sekolah, yang begitu kasar dan ketus, tapi dia memiliki hati yang baik. Dia menolong Nathan dari pembullyan, melindungi Calissa, dan gadis lain. Bahkan Arsen saja bisa memperlakukan gadis dengan sangat baik dan menghormati mereka. Berbeda dengan Brian mungkin terlihat seperti sosok lelaki kaya yang terlihat sopan dan baik, tapi dialah sebenarnya sosok lelaki toxic.
Tera hanya mengangkat bahunya, “Aku juga tidak tahu masalah seperti itu.”
...
“Hey, ratuku, ayo bangun.”
Arsen berdiri di depan pintu kamar Calissa yang masih tertidur pulas dengan selimut. Rupanya semalam Arsen tertidur di kamar yang berbeda, dia tidak mau memaksa Calissa untuk melakukan apa yang dia inginkan meskipun semalam Arsen sangat ingin menyentuh tubuh Calissa.
Melihat kekasihnya masih berbaring dan tertidur dengan sangat lelap, membuat Arsen menghela nafasnya berat, dia melangkah mendekati Calissa di sana, tangannya terurai untuk membelai dan merapikan rambut Calissa yang menutupi wajahnya sembari berbisik.
“Bangun sayang, ayo.. Aku akan mengajakmu jalan-jalan.”
“Enghh...” Calissa sedikit terganggu dengan pergerakan tangan dari Arsen yang membuatnya perlahan membuka mata dan menggerakkan tubuhnya sendiri.
“Arsen.. ??”
“Akhirnya kau bangun, ayolah kita pergi dari sini..”
“Huh ??”
“Aku ingin mengajakmu ke Paris.”
Mata Calissa membulat seketika itu juga, dan kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap ke arah Arsen dengan tatapan kaget.
“Maksudmu.. Paris, yang ada di Perancis itu ??”
“Iya sayang.”
“Kau serius ??”
Arsen mengangguk, “Hanya sebentar saja.”
“Kenapa mendadak ??”
Arsen terdiam sejenak, dia kemudian menghela nafasnya begitu berat. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi, dia malah mendapatkan kabar buruk dari Nathan semalam, jika orang tua Calissa dan Brian sedang memburunya, dia berfikir dengan pergi ke Paris, Prancis bisa membuat kondisi lebih tenang, sekaligus mengajak Calissa jalan-jalan.
“Ada masalah, Arsen ?? Kenapa hanya diam ??” Tidak berubah sedikitpun, Calissa selalu memberikan tatapan khawatir jika melihat kekasihnya, Arsen itu terdiam dan terpaku di sana, itu artinya sang lelaki sedang banyak masalah dalam dirinya.
“Yeah.. Orang tuamu dan Brian mengetahui lokasi kita.”
“A..apa ?? Arsen.. Aku.. Aku tidak mau kembali ke mereka, sembunyikan aku !!”
“Tenang, aku sama sekali tidak berniat memberikanmu kepada mereka. Itulah kenapa aku mengajakmu pergi dari sini, untuk menghindari mereka.”
“Baiklah, kalau begitu ayo !! Sebelum mereka datang kemari !!”
Calissa langsung terbangun dan merapikan selimutnya, Arsen terdiam melihat gelagat dari Calissa. Apa yang terjadi saat dia di penjara, kenapa Calissa terlihat sangat ketakutan mendengarkan berita ini ?? Padahal Arsen berfikir akan kehilangan Calissa jika mengetahui kabar ini, ternyata berbeda dan sangat lain. Ada rasa geli melihat tingkah Calissa, tapi ada perasaan sedih dan merasa murung. Arsen merasa gagal menjaga Calissa, saat dirinya harus masuk ke penjara.
“Siapa yang akan mandi duluan ?? Aku atau kau ??”
Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, dia tidak sadar Calissa bahkan sudah merapikan bagian tempat tidur dan selimut hingga benar-benar rapi, seakan belum pernah di gunakan. Arsen menatap ke arah Calissa, dia merubah ekspresinya dan memberikan tatapan dan senyuman nakal di sana.
“Untuk menghemat waktu, bagaimana jika kita mandi bersama ??”
“Tidak akan !! Kau mesum Arsen !!! Aku akan mandi duluan !!” Calissa langsung mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi, dengan ekspresi wajah yang sudah memerah seperti kepiting. Bahkan untuk menutupi rasa malunya, Calissa sempat menutup pintu kamar mandi dengan kencang.
Arsen tertawa geli di sana, dia bahkan bisa melihat daun telinga Calissa yang juga memerah akibat perkataannya. Benar-benar sangat lucu dan menggemaskan batin Arsen melihat tingkah laku dari Calissa.
Setelah itu, Nathan kemudian mengetuk pintu kamar, membuat Arsen menolehkan kepalanya.
“Sudah kau siapkan semuanya ??”
Nathan mengangguk, “Sudah, Tuan.”
“Baguslah, kau juga bisa mengajak kekasihmu.”
Nathan terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apalagi, dia juga tidak menyangka jika bosnya mengetahui hubungan rahasianya dengan seseorang.
“Aku tidak tahu..”
“Calissa pasti sangat senang, lagipula jika ada teman perempuan lainnya, Calissa pasti bisa menikmati perjalanan ini, dan tidak penuh dengan ketakutan lagi.” Ujar Arsen memberikan saran, yang sebenarnya ada benarnya juga.
Dengan mendatangkan sosok gadis lain, pasti Calissa akan betah dan melupakan masalahnya yang terjadi disini, ya meskipun Arsen hanya berniat mengajak jalan-jalan bukannya pindah rumah.
“Baiklah, tuan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments