Beberapa hari setelah tinggal bersama dengan Arsen, membuat Calissa merasa lebih baik dari sebelumnya, tapi sebenarnya ada beberapa hal yang di sembunyikan oleh Arsen, yang membuat kesan misterius bagi Calissa.
Lelaki itu memperingatkan Calissa, jika dirinya boleh memasuki ruangan apapun, dan bebas untuk menggunakan apapun, tapi dia tidak boleh keluar dari rumah tanpa seijin dari Arsen, dan juga dirinya tidak boleh dekat atau memasuki ruangan bawah tanah. Entah kenapa, tapi Calissa tidak di perbolehkan.
Dan memang beberapa hari, Arsen pergi karena urusan pekerjaan, membuatnya meninggalkan Calissa di rumah sendirian, beruntung terdapat beberapa bodyguard sekaligus pelayan yang menjaga di rumah, yang mereka secara diam-diam mengawasi agar Calissa tidak keluar rumah atau pergi ke ruangan bawah tanah.
Tapi beruntung, Arsen tidak mengurung Calissa di dalam kamar, dan menyediakan tablet, handphone dan beberapa buku seperti komik dan novel agar menjadi bacaan bagi Calissa. Semua di persiapkan oleh Arsen, agar tidak membuat Calissa merasa bosan dan jenuh saat lelaki itu sedang pergi keluar.
“Hmm~ haus banget, kayanya di kulkas ada jus deh.” Celetuk Calissa kepada dirinya sendiri.
Calissa turun dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju ke arah dapur. Meskipun rumah milik Arsen besar, tapi rupanya rumah itu mengandung unsur misterius yang cukup kuat, beberapa ruangan di biarkan kosong, meskipun terdapat barang-barang tapi tidak digunakan untuk tidur atau sebagai ruangan tertentu, melainkan hanya sebagai gudang penyimpanan beberapa barang.
Calissa sebenarnya cukup menikmati rumah itu, dan senang dengan kondisi yang ada. Tapi karena rasa penasaran yang begitu tinggi, terkadang membuat Calissa rasanya ingin masuk ke beberapa ruangan untuk melihat beberapa barang yang ada. Terkadang seorang pelayan datang melihatnya, dan sedikit mengalihkan perhatian Calissa dari tujuan awalnya. Entah kenapa, sepertinya pelayan disini juga memiliki sisi misterius yang sama seperti Arsen.
Tapi Calissa tidak mau mempermasalahkan itu semua, masih boleh tinggal disini saja sudah bersyukur karena Calissa sudah tidak memiliki tempat tinggal lain, dan keluarga lainnya. Karena kedua orang tuanya memiliki hutang banyak, dan pastinya di incar oleh banyak orang, beberapa keluarga kerabat Calissa menutup mulut dan beberapa mengelak memiliki hubungan persaudaraan dengan kedua orang tua Calissa. Separah itukah ?? Ya, sangat parah.
Sampai keduanya rela menjual putri mereka kepada lelaki brengsek sialan, dan memilih hidup berfoya-foya dengan uang hutang mereka. Pantas saja, Brian sangat marah saat mengetahui Calissa kabur dari rumah, bahkan menjual organ saja tidak cukup untuk menutup semua hutangnya. Calissa menggelengkan kepalanya, haruskah dia berganti nama dan identitas agar tidak diincar oleh beberapa orang ??
Calissa terus memikirkan hal seperti itu, hingga tanpa sadar, kakinya sudah sampai di dapur. Tidak ada orang, ataupun pelayan lainnya. Calissa menghela nafasnya, dia membuka kulkas di sana, dan melihat minuman apa saja yang ada di dalam.
Calissa menggelengkan kepalanya, sebegitu perhatiannya Arsen kepadanya, lihat saja kulkas itu benar-benar mirip tempat pendingin minuman di supermarket. Mulai dari jus buah, susu kotak, minuman kaleng lainnya di sediakan khusus untuk Calissa, belum lagi bagian atas tepatnya Freezer terdapat berbagai macam makanan beku, seperti kentang goreng, nugget, dan lainnya. Astaga, Arsen benar-benar khawatir akan kehidupan Calissa sampai rela membeli semua itu demi dirinya.
Pantas saja, Arsen sempat bertanya, minuman apa saja yang disukai oleh Calissa, dan juga makanan beku kesukaannya.
Calissa mengambil salah satu botol minuman, lalu menutup pintu kulkas itu. Menarik salah satu kursi, dan menikmati minuman sembari duduk di kursi yang empuk sembari menikmati suasana sepi seperti ini. Sudah hampir 3 hari, Calissa merasakan suasana ini, dan dia mulai terbiasa.
Dia malah merasa tidak nyaman jika ada pelayan lain, berdekatan dengannya. Karena merasa tatapan pelayan kepadanya seperti tatapan tajam dan fokus kepadanya. Jadilah, terkadang Calissa memilih untuk keluar saat suasana sepi seperti ini.
“Semoga saja Arsen cepat pulang ke rumah.” Ujar Calissa pada dirinya sendiri, berharap kekasihnya kembali ke rumah, agar bisa menemaninya kembali. Adanya Arsen, Calissa merasa lebih tenang daripada kesepian seperti ini.
...
Disisi lain, lelaki itu mengamati ruangan yang di penuhi dengan genangan darah, lelaki itu menyeringai licik, melihat seluruh musuhnya tergeletak tak bernyawa. Pakaiannya penuh dengan bercak darah, sengaja pisau di tangannya juga di penuhi oleh darah, penampilannya kini mirip seperti seorang penjagal binatang yang baru saja menyembelih hewan, bedanya dia menyembelih manusia.
Setelah semua beres, dia kemudian mengelap senjata tajamnya dengan kain, dan melihat betapa berkilau senjatanya itu, bahkan bayangannya terlihat jelas dalam pantulan senjata, bak cermin yang masih baru. Sosok itu, Arsen terkekeh pelan, dia tidak menyangka kesenangannya berubah total menjadi satu-satunya hobi yang sangat dia suka.
“Tuan, bagaimana rencana kita ??”
“Tenang dulu, Nathan. Kita rayakan kesenangan kita, aku pikir aku akan pulang dan memanjakan Calissa.” Ujar Arsen mengutarakan idenya kepada Nathan.
Bukanlah hal baru, sejak dulu, Arsen selalu mengatakan atau memberi tahu Nathan mengenai isi kepalanya. Karena Nathan adalah satu-satunya sahabat yang bisa mengerti dirinya, karena itu meskipun Nathan adalah bawahannya. Tapi Arsen bukanlah bos gila hormat, yang melupakan Nathan. Arsen terkadang bercanda dan masih sama seperti sebelumnya, hanya saja Nathan kini menaruh hormat dan memanggilnya tuan, tapi tidak ada yang berubah dari keduanya.
“Bagaimana jika ayam panggang ?? Mungkin Calissa akan menyukainya.”
“Kau benar, aku akan membelikan apapun untuknya. Bagaimana denganmu ??”
Nathan mengangkat bahunya, “Aku tidak tahu, Tuan.”
“Bagaimana jika kita berempat mengadakan pesta kecil di rumahku ??”
“Eh, tapi Tuan-”
“Tidak ada tapi-tapian, ini perintah. Dan lagipula aku sepertinya menginginkan pesta kecil untuk merayakannya.” Ujar Arsen memikirkan ide membuat pesta untuk empat orang di rumah, dengan makanan besar dan meminum alkohol bersama, tidak ada salahnya, bukan ??
“Hmm.. Baiklah, jika itu kemauan anda. Aku akan mengajak Melanie datang. Aku yakin Calissa pasti senang dengan kedatangan Melanie.”
Arsen mengangguk, tapi dalam hatinya memiliki ide licik lainnya. Maafkan aku sayang, aku benar-benar tidak tahan lagi.. Batin Arsen sudah mempersiapkan sesuatu di pesta kecil mereka nanti, dan mungkin Calissa akan sedikit terkejut atau mungkin... Membencinya ?? Ah tidak mungkin, Calissa akan membencinya, bukan ??
Lagipula Calissa sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi, jadi jikalaupun gadis itu marah, maka dia tidak akan semarah itu kepadanya. Maaf saja Calissa, andai kau tahu pekerjaan dan seperti apa karakter Arsen maka gadis itu tidak akan mungkin berfikiran baik kepadanya. Hal yang membedakan Arsen dan Brian adalah satu.
Brian sangat suka bermain wanita, sementara Arsen bermain darah. Arsen tidak pernah mau melakukan hal sekejam itu kepada perempuan yang tidak memiliki masalah dengannya, bahkan jikalau musuhnya perempuan, Arsen jarang sekali memukuli atau menganiaya dengan kejam, justru dirinya hanya akan menembak dan membunuh dalam sekejab.
Tapi jika sampai, Arsen bermain tangan dengan perempuan, maka perempuan itulah yang sudah sangat keterlaluan kepadanya. Tapi Brian meskipun perempuan itu tidak bersalah kepadanya, dia akan bermain kasar kepada perempuan itu, dan menyakiti perasaan mereka berulang kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments