Calissa hanya bisa terdiam, dan enggan berbicara satu patah katapun. Sementara Arsen...
“Iya.. Sayang, maaf ya.. Calissa sayang, ayo jangan cemberut.”
“Kakiku sakit !!”
Calissa merasakan tubuhnya terutama bagian miliknya terasa sakit, apalagi saat hendak berdiri dan berjalan, membuat gadis itu merasa kesal dan ngambek kepada Arsen. Seharusnya semalam tidak dia biarkan Arsen melakukannya, sekarang.. Bahkan untuk berdiri saja kesakitan, bagaimana dia bisa pergi ke meja makan untuk sarapan ?? Calissa hanya diam, dan memalingkan wajahnya.
“Iya, sayang maaf ya..”
“Jangan kasar-kasar, kan jadi sakit !! Aku lapar, gimana caranya jalan ?!” Ujar Calissa ngambek dan manja menjadi satu, Arsen hanya bisa menghela nafasnya berat. Dia memang salah, semalam karena emosi dia malah melampiaskannya dengan melakukan hubungan badan dengan Calissa.
Dan parahnya, karena sedang bernafsu membuat Arsen semakin tidak terkendali dan terkontrol yang membuat dirinya malah melakukan secara brutal hingga Calissa merasa kesakitan di pagi hari.
Tidak ada perkataan lagi dari Arsen, tapi Calissa tetap enggan menatap ke arah kekasihnya, mungkin Arsen sedang keluar mengambil makanan dari luar untuk di bawa ke kamar. Tapi Calissa tidak peduli, egonya membuatnya enggan mengatakan atau menatap Arsen, hingga dirinya merasakan tubuhnya melayang membuatnya hampir berteriak, jika dia tidak melihat Arsen yang mengangkatnya.
“Arsen ?!”
“Kau bilang kakimu sakit untuk berjalan, karena itu aku akan menggendongmu jika kau ingin keluar.” Ujar Arsen memposisikan agar Calissa nyaman di gendongannya.
“Ka..kau akan keberatan.” Ujar Calissa sedikit memerah malu melihat perlakuan Arsen kepadanya, sementara lelaki itu menggeleng dan tersenyum.
“Sama sekali tidak sayang, kau ringan sekali, dan terlihat imut dan menggemaskan.”
“Arsen.. Ihh~”
Arsen tertawa kecil, betapa mudahnya untuk bisa menghibur kekasihnya yang sedang ngambek. Dengan di gendong seperti ini saja, wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus, tapi terlihat sangat indah dan cantik di matanya. Calissa melihat Arsen sama sekali tidak keberatan, padahal mereka melewati tangga untuk menuju ke ruang makan di lantai bawah, tapi Arsen tidak sekalipun terlihat kelelahan meskipun sembari menggendongnya. Membuat Calissa berfikir betapa kuatnya lelaki itu, dan gagahnya Arsen. Membayangkan itu saja, membuat gadis itu benar-benar memerah malu dan senang dalam hatinya.
Hingga mereka sampai di ruang makan, di sana Arsen menaruh Calissa dengan hati-hati. Gadis itu melihat beberapa makanan tersedia di depannya, terdapat steak yang memang sudah di siapkan oleh Arsen, potongan buah segar di mangkuk, dan minuman jus buah yang segar. Semua terlihat sangat menggiurkan dan juga nikmat.
“Ini.. Kamu semua yang masak ??” Tanya Calissa dengan bangga dan takjub.
Arsen mengangguk, “Aku bangun pagi masakin ini semua, semoga kamu suka.”
Calissa mengangguk dengan riang dan senang, karena masakan di depannya adalah kesukaannya. Steak daging sapi, dengan kentang goreng dan salad di pinggirnya, membuat siapapun akan tergoda. Benar-benar mirip masakan di restoran bintang lima, dan yang lebih menakjubkan adalah ini semua buatan kekasihnya, Arsen. Benar-benar gila.
“Kamu gak makan ??”
“Kamu aja, aku lihat kamu makan aja udah seneng kok.” Ujar Arsen, kemudian mengamati bagaimana lahapnya Calissa makan.
Arsen tidak menyukai perempuan yang terlalu menjaga images, dia sangat suka Calissa yang cenderung terbuka tapi tetap menjaga etika makan. Calissa benar-benar makan dengan lahap dan begitu menyukainya, Arsen mengetahui makanan kesukaan Calissa dan belajar memasak untuk kekasihnya itu. Di sela makan itu, tiba-tiba handphone Arsen berbunyi.
“Maaf ada telepon, aku akan meninggalkanmu sebentar.” Ujar Arsen berpamitan.
Calissa hanya mengangguk menanggapi, karena mulutnya masih penuh dengan makanan. Tahu jika etika adalah menerima telepon tidak di meja makan, karena itu Arsen memang sengaja meninggalkan sebentar Calissa untuk menerima panggilan telepon. Calissa bisa melihat punggung kekasihnya yang sedikit menjauh dari sana, dan kemudian dia melanjutkan kembali aktivitas memakan masakan itu.
Di sisi lain.
“Jadi, bagaimana perjanjian semalam ??”
“Sesuai perjanjian, aku akan mengirimkan uang kepada anda.”
“Baguslah, aku akan menunggu hari ini.”
“Terima kasih banyak, telah memberikan pendonor jantung untuk putriku.”
“Aku harap, ****** itu menjaga jantungnya sebaik-baiknya sebelum aku serahkan kepadamu.”
“Jangan khawatir, dokter yang memeriksa juga mengatakan kondisi jantungnya sangat baik. Aneh, padahal dia meminum banyak alkohol. Tapi setidaknya, golongan darahnya sama dengan putriku, aku senang bekerja sama dengan anda.”
“Tentu saja, tuan. Katakan jika kau membutuhkan pendonor lainnya, akan aku berikan kepadamu secepat itu.”
“Tentu saja.”
Setelah itu telepon di tutup, Arsen mendengar semua itu hanya bisa menyeringai licik. Astaga tugasnya benar-benar bisa selesai dengan cepat, dan bagusnya dirinya mendapatkan uang begitu banyak dari pekerjaannya ini. Arsen berharap jika Calissa tidak akan pernah mengetahui pekerjaan gila yang dia jalankan.. Setidaknya dia tidak membunuh hanya untuk kesenangan pribadi, bukan ?? Dia membantu orang menyelamatkan nyawa mereka, dengan memberikan organ orang tidak berguna kepada orang yang berguna..
Setidaknya, sedikit mengurangi populasi manusia yang tidak berguna di dunia ini.
Arsen kemudian kembali masuk ke dalam rumahnya dan menuju ke ruang makan. Dia melihat Calissa sudah menyelesaikan makanan utamanya, dan menikmati potongan buah yang memang dia sediakan sendiri untuk kekasihnya. Arsen tersenyum senang melihat kondisi kekasihnya itu, dan melihat betapa bahagianya kekasihnya itu, semoga saja hubungan mereka tidak akan pernah berakhir dan selalu seperti ini.
Arsen kemudian mendekati Calissa dan duduk di sebelahnya.
“Bagaimana makanannya ??”
“Enak sekali, aku akan terus menagih makanan ini.” Ujar Calissa memasukkan satu potongan buah ke dalam mulutnya.
“Bahkan aku akan memasak untukmu setiap hari, jika kau mau.”
“Ah, tidak.. Terlalu banyak daging juga tidak bagus.. Mungkin aku juga akan meminta makanan sayuran dan sup jika kau bisa.”
“Dengan senang hati, ratuku.”
“Ish~ Arsen !! Jangan gitu, harusnya aku masih ngambek sama kamu.”
“Tapi udah gak kan, tuh udah senyum-senyum. Jangan ngambek, ntar ratuku kecantikannya luntur kalau ngambek terus.”
Calissa sedikit marah, kesal, dan malu menjadi satu. Kesal, karena Arsen adalah orang yang mampu membalikkan moodnya, meskipun dengan gombalan basi kecil itu, tapi dia juga satu-satunya orang yang kebal dengan ngambeknya Calissa. Membuat gadis itu merasa sedikit kesal tapi juga senang, bersyukur Arsen adalah sosok yang peka dan begitu sabar kepadanya, yang bertingkah kekanak-kanakan dan manja.
“Arsen.. Siapa tadi yang nelfon ??”
“Oh.. Cuma dari kerjaan kok.”
“Eh, kamu sibuk ?? Harus ke kantor ??”
“Gak sayang, Cuma ada laporan dari kantor aja.”
“Ya udah, tapi gak masalah kamu ngambil cuti hari ini ??”
“Gak papa kok, kenapa ?? Mau jalan-jalan ?? Ntar aku gendong, kalau mau kemana-mana.”
“Gak usah, ih~ kaya anak kecil aja.”
“Yakin ?? Gak bosen kalau di rumah terus ??” Ujar Arsen menggoda, dia tahu jika selama hidupnya Calissa terlalu banyak di kekang oleh kedua orang tuanya.
Arsen hanya ingin membuat Calissa merasa lebih bebas sedikit, dan membuatnya nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments