“Melanie.. ?? Kenapa kau berjalan seperti itu ??”
Calissa yang sudah menunggu Melanie dan Nathan di lantai bawah untuk sarapan bersama, hanya terdiam menatap dengan penuh keheranan karena sahabatnya itu berjalan dengan sedikit pincang dan kesakitan, Melanie hanya terkekeh saja sementara Nathan melirik ke arah kekasihnya.
“Jangan salahkan aku, aku sudah memperingatkanmu semalam.” Ujarnya pelan tapi penuh penekanan, bukannya marah atau apa, Melanie malah terkekeh.
“Aku akan terus meminta Ini setiap malam sayang.” Bisik Melanie berbalik menatap dan menggoda Nathan.
Calissa malah merasa bingung, sementara Arsen hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia kemudian meraih sosis yang sudah dia potong dan berikan saus lalu di tusuk dengan garpu.
“Hey, Calissa sayang, buka mulutmu.”
Calissa membuka mulutnya menerima suapan sosis dari Arsen dan menikmati makanan itu. Arsen tahu betul jika Calissa sangat menyukai sosis dan juga saus pedas. Arsen sengaja mengalihkan perhatian Calissa karena tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Melanie dan Nathan.
Kemudian Melanie dan Nathan juga ikut bergabung dengan kursi dari Arsen dan Calissa.
Calissa melupakan mengenai kondisi Melanie yang berjalan dengan pincang dan memilih untuk membicarakan hal yang terjadi. Calissa bahkan melupakan jalan pagi yang ditawarkan oleh Arsen, karena lelaki itu tahu Nathan dan Melanie tidak akan mungkin bisa berjalan di pagi hari, setelah semalam... Ya dia tahu apa yang terjadi diantara kedua pasangan itu.
Asyik berbicara dan menikmati makanan, tiba-tiba seorang lelaki datang dan muncul ke arah mereka, tepatnya di hadapan Calissa sembari tersenyum dengan ramah.
“Calissa ya ??”
“Eh ?? Reyhan ?? Kamu disini ??”
Lelaki yang di sebut Reyhan mengangguk, sementara Arsen memandang ke arah lelaki itu dengan tatapan.. Tidak suka dan kesal.
“Calissa.. Sayang.. Siapa dia ??” Tanya Arsen yang terlihat sangat cemburu.
“Oh, perkenalkan Reyhan.. Dulu dia adalah teman masa kecilku, sebelum pindah rumah.” Ujar Calissa menjelaskan dengan tersenyum senang, sepertinya sosok lelaki itu pernah dekat dengan Calissa buktinya gadis itu bahkan berbinar memandangi Reyhan, dan itu membuat Arsen berdecih dalam hatinya.
“Oh.. Jadi dia.. Sosok lelaki yang sempat kau ceritakan kepadaku ??” Tanya Melanie mengingat cerita Calissa kepadanya.
“Eh... Jangan dibahas !!” Ujar Calissa memerah malu, sementara Reyhan memandang dengan penasaran dan bingung.
“Memang kenapa, pasti ngomongin aib masa lalu nih..” Ujar Reyhan menggoda dengan nada jahilnya.
Panasin Arsen sekalian ah~ Batin Melanie dengan usil melihat Arsen sepertinya sangat tidak menyukai kehadiran dari Reyhan, biasa lelaki itu cemburu berat.
“Bukan.. Calissa sempat bilang, kalau dia suka sama kamu. Katanya Reyhan itu lelaki idaman.” Ujar Melanie menggoda membuat Calissa menggelengkan kepalanya.
“Eh ?! Gak benar itu !!”
“Masa sih ?? Hahahahaha.. Tapi maaf ya Calissa, aku udah nikah.” Ujar Reyhan membuat Arsen secara diam-diam menghela nafasnya lega, karena sosok itu sudah menikah dan tidak mungkin akan mengincar Calissa.. Iyakan ??
“Wahh~ selamat ya, lha mana istri kamu ??”
“Oh.. Gak ikut.. Dia.. Hahaha.. Ada di dalam kamar.” Ujar Reyhan.
Calissa mengangguk, lalu Reyhan kemudian berpamitan dengan semua yang ada disana dan lalu pergi dari sana. Melanie terkekeh pelan dalam hatinya melihat ekspresi Arsen yang tadinya hampir marah besar karena rasa cemburu.
“Kamu kenapa ??” Tanya Calissa memandangi Arsen, seketika wajah lelaki itu mulai berubah melembut dan bahkan nada suaranya juga mulai berubah.
“Gak papa kok.”
Calissa sudah mengenal Arsen dan bahkan tersenyum ke arahnya, “Kamu jangan cemburu ya sayang, dia cuma masa lalu, toh aku sama dia udah gak deket.” Ujar Calissa tersenyum ke arahnya, membuat Arsen sedikit lebih lega dan tenang.
“Iya, sayang.”
Tetap saja, dalam hatinya Arsen merasa sangat curiga akan sosok bernama Reyhan tersebut, mulut dari lelaki itu mungkin berkata sudah menikah, tapi tatapan mata tidak pernah bisa berbohong, dia bisa melihat tatapan Reyhan kepada kekasihnya, Calissa.
Aku harus menyelidikinya Batin Arsen dalam hatinya.
DISISI LAIN..
“Tuan... Jadi bagaimana ??”
“Aku akhirnya menemukannya.” Lelaki itu terlihat sangat senang, seakan dirinya menemukan setumpuk harta karun emas di depan matanya, rasanya dia ingin menangis terharu dan juga senang.
“Tapi sepertinya... Dia sudah memiliki kekasih.”
“Aku tidak peduli !! Dia.. Aku menemukannya pertama kali.. Aku akan mengambil apa yang sudah menjadi milikku.” Ujar lelaki itu dengan sedikit menggila, katakanlah dia adalah orang gila atau pasien RSJ yang baru saja keluar dari rumah sakit. Lelaki itu tidak mau kehilangan sosok yang selama ini dia cintai.
Seakan luka dalam hatinya terobati dengan dipertemukannya dengan sosok Calissa itu, sosok yang muncul begitu saja di hadapannya, seperti obat yang mengobati luka rindu dalam hatinya itu.
“Baiklah kalau begitu, jika tuan membutuhkan sesuatu katakan saja.”
Lelaki itu fokus pada yang dia lihat, dan dia kagumi. Sosok yang sangat dia rindukan dan ingin sekali dia peluk dengan erat. Jika tidak ada siapapun, dia pasti akan memeluk dan mencium Calissa begitu saja tanpa memperdulikan orang lain, tapi disisi Calissa terdapat sosok lelaki yang terus menjaganya, dan itu membuat lelaki ini kesal bukan main.
Kembali pada pasangan Arsen dan Calissa yang sibuk dengan pembicaraan mereka, juga dengan Melanie dan Nathan yang memiliki urusan sendiri. Nathan sendiri secara diam-diam memperhatikan, dan merasa sangat curiga dengan sosok Reyhan itu tadi. Sosok teman masa kecil Calissa yang terlihat sangat mencurigakan.
“Nanti jadi jalan-jalan siang, kan ??” Ujar Calissa sepertinya dia sangat ingin menikmati suasana di Kota Paris. Melanie tahu jika sahabatnya itu tidak pernah menikmati kebebasan saat tinggal bersama kedua orang tuanya, dan malah di paksa untuk terus belajar dengan giat dan dilarang pergi keluar.
“Tentu saja, nanti kita ke mall.” Ujar Melanie dengan penuh semangat.
“Memang kakimu sudah tidak sakit lagi ?? Apakah kau bisa berjalan ??” Ujar Nathan sontak, membuat Calissa menjadi ingat kondisi sahabatnya, Melanie menatap kesal ke arah Nathan.
“Jangan ngomongin itu !!”
“Lha, kenapa ?? Kan memang-”
“Ada apa dengan kakimu ?? Apakah kau terjatuh ?? Bagaimana bisa kau berjalan pincang seperti itu ??” Tanya Calissa dengan sedikit panik dan khawatir.
Melanie memandang Nathan seakan berkata aku bilang juga apa. Nathan yang mengetahui semuanya hanya terkekeh pelan, dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia lupa dengan Calissa yang polosnya bukan main itu.
“Tidak apa, kau jangan khawatir, aku sudah lebih baik sekarang.” Ujar Melanie tersenyum ke arah sahabatnya itu.
“Baiklah, tapi jika kau masih merasa sakit katakan saja, aku tidak akan memaksamu untuk berjalan-jalan.” Ujar Calissa dengan begitu perhatian kepada sosok sahabatnya.
Disisi lain, Nathan menatap ke arah atasannya dengan kode matanya bertanya mengenai semalam, dan sepertinya Arsen mengetahui kode mata dari bawahannya, dan menggelengkan kepalanya. Nathan hanya menghela nafasnya, pantas saja dia terlihat lesu Batin Nathan melihat ekspresi dari atasannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments