“Kalau begitu.. Bagaimana jika kita habiskan berdua malam ini ??”
Melanie tiba-tiba mendekati Nathan dan tersenyum kepadanya. Nathan yang melihat gelagat kekasihnya, hanya bisa berdoa dalam hati. Semoga dirinya diberikan kesadaran tinggi agar tidak menerkam kekasihnya di atas ranjang malam ini, dia tahu Melanie pasti kelelahan, tapi kenapa gadis nakal itu malah menggoda dan merayunya.
“Ti..tidak sekarang, Melanie..”
“Kenapa ?? Tidakkah, kau merindukan kekasihmu ?? Tenang saja, ruangan ini kedap suara.” Ujar Melanie lagi, membuat iman dalam diri Nathan benar-benar bisa goyah.
“Dan berhentilah bersifat sok alim, ini sudah kesekian kalinya kita melakukannya.” Lanjut Melanie dengan kesal, membuat Nathan menghela nafasnya dengan berat.
“Bukan begitu.. Kau terlihat kelelahan di pesawat, makanya aku tidak akan memaksamu untuk-”
Tiba-tiba perkataan Nathan terhenti saat Melanie mencium bibirnya, membuat lelaki itu yang tadinya terdiam terkejut kini malah menikmati ciuman dari Melanie. Gadis itu bahkan mengalungkan tangannya pada leher Nathan, dan sepertinya gadis itu memang sengaja menggoda kekasihnya, entah kenapa. Tapi karena Nathan tidak melakukan pergerakan sama sekali, dan hanya mengecup bibirnya saja, membuat ciuman terlepas, Melanie merengek.
“Sayang~ ayolah.. Lakukan sesuatu..”
Nathan hanya terkekeh pelan, “Ada apa denganmu hari ini, Hmm ?? Kau tahu jika kau membangunkan ku maka aku bisa bertindak lebih brutal nantinya.”
Melanie hanya tersenyum jahil, dia sengaja melepaskan lilitan handuk di tubuhnya hingga handuk itu terjatuh ke bawah, sengaja memperlihatkan tubuhnya tanpa sehelai pakaian kepada kekasihnya, gadis itu mendekati telinga Nathan dan berbisik nakal.
“Lakukan apapun malam ini, sayang~ aku menginginkanmu.”
“Dasar nakal.” Ujar Nathan melepaskan handuk di atas kepala Melanie membuat rambut panjang itu tergerai ke bawah dan masih cukup basah, tapi karena keduanya di dera nafsu, maka tidak akan ada masalah bagi mereka. Nathan kemudian mengangkat dan menggendong Melanie ke kasur yang tidak jauh dari sana. Setelah menaruh kekasihnya, Nathan kemudian melepaskan pakaiannya dan memulai ritual dosa bersama dengan kekasihnya itu.
...
“Bagaimana rencana jalan-jalannya Arsen ?? Kemana kita pergi nanti ??”
Calissa keluar dari kamar mandi dan melihat Arsen bersandar pada dinding seakan menunggunya keluar dari kamar mandi. Arsen memberikan tatapan yang aneh, menurut Calissa sendiri. Lelaki itu tidak menjawab apapun sebelumnya, hingga akhirnya dia melangkah mengarah kepada Calissa yang memakai pakaian santai.
“Sayang, maafkan aku.. Bagaimana jika jalan-jalan kita tunda malam ini, dan diganti besok ??”
“Eh ?? Kenapa ??”
“Nathan kelelahan, juga dengan Melanie, sahabatmu. Lagipula kita baru saja sampai, sayang.. Bagaimana jika besok saja ??” Ujar Arsen, dia tidak peduli menggunakan Nathan dan Melanie sebagai alasan klasiknya untuk menipu kekasihnya, lagipula jika tidak menggunakan nama sahabatnya, maka Calissa akan terus meminta apa yang dia inginkan.
“Baiklah..”
“Calissa..”
“Ya ??”
Arsen mendekati dan memeluk Calissa dari belakang, sembari berbisik ke telinga gadis itu dengan nada lembut dan menggoda.
“Hey.. Calissa.. Apa kau.. Benar-benar belum siap ??”
“U..untuk apa ??”
“Jangan bingung seperti itu sayang.. Kemarin kau menikmati ciuman yang aku berikan kepadamu, bukan ??”
Calissa terdiam sejenak, Arsen tidak mungkin akan.. Melakukannya, bukan ?? Calissa memalingkan wajahnya malu, setiap kali Arsen membicarakan hal seperti itu membuat gadis itu merasa malu, apalagi tatapan Arsen tepat mengarah ke mata miliknya.
“Ar..Arsen..”
Arsen melangkahkan kakinya mendekati Calissa, sehingga membuat gadis itu melangkah mundur, hingga tubuhnya terpojok ke dinding. Arsen langsung kembali mengurung Calissa dengan dinding dan tubuhnya. Kedua tangannya juga ikut menahan Calissa di sana, membuat gadis itu sedikit memerah malu dan juga ketakutan.
“Arsen, jangan..”
“Kenapa ?? Hmm ??” Arsen menghirup leher dari Calissa membuat wajah gadis itu memerah malu, dan merasakan geli dalam dirinya. Calissa berusaha menyingkirkan Arsen dari lehernya, tapi lelaki itu lebih kuat dan kokoh.
“Arsen.. Geli..”
“Sstt.. Sayang aku berjanji tidak akan kasar.”
“Ti..tidak..”
“Kenapa ?? Apa kau tidak menyukaiku ??”
“Bu..bukan begitu.. Tapi.. Apakah.. Kau akan meninggalkanku ??”
“Kenapa kau berfikir aku akan meninggalkanmu ??”
“Be..beberapa lelaki meninggalkan kekasihnya setelah merebut keperawanan mereka..” Ujar Calissa dengan sedih, membuat Arsen terkekeh geli. Jadi, dia takut Arsen akan meninggalkannya setelah semua yang dia lakukan ??
“Calissa sayang, dengar.. Aku bukan pria bajingan seperti Brian yang akan menyakiti perempuan setelah semua yang dilakukan.” Ujar Arsen mengingatkan jika dirinya bukanlah Brian, pria bajingan yang mengandalkan harta orang tua, untuk bisa menikmati tubuh perempuan sesuka hatinya, korbannya yang dia tahu adalah Melanie. Dan Calissa juga hampir menjadi korban karena kebodohan kedua orang tua Calissa.
Calissa menolehkan kepalanya, malu. Seharusnya dia tidak memiliki pemikiran yang jahat seperti itu kepada kekasihnya, tapi kebanyakan lelaki akan melakukan hal yang sama dengan Brian. Merenggut keperawanan perempuan, lalu membuangnya seperti sampah, ketakutan Calissa adalah bertemu pria bajingan seperti itu. Dan Arsen memahami pemikiran Calissa, lelaki itu malah senang dengan cara pemikiran Calissa yang berhati-hati dan menjaga dirinya dengan sangat baik.
“Tapi.. Jika kau memang belum mau, tidak apa.” Ujar Arsen melanjutkan perkataannya, jangan sampai Calissa menyerahkan dirinya hanya karena ucapan Arsen saja, lelaki itu ingin Calissa melakukannya karena cinta dan menyukainya.
“Maaf.”
“Tidak apa, kau tidak salah. Aku justru merasa salut, karena kau masih menjaga dirimu sendiri, banyak perempuan yang belum bisa menjaga diri.”
“Aku..aku hanya takut.. Karena beberapa perempuan berteriak kesakitan saat melakukannya.. Aku takut..”
“Eh ?? Bagaimana kau tahu ??”
“Aku mendengar dari pembicaraan orang-orang.. Dan aku takut..”
“....”
“Kau tidak marah, kan ?? Arsen ??”
“Pfftt.. Hahahahahahaha..” Arsen malah tertawa geli mendengarkan perkataan dari Calissa, yang benar saja. Selain takut di tinggalkan oleh Arsen, ternyata Calissa takut rasa sakit saat melakukannya, hal itu membuat lelaki tertawa geli terbahak-bahak.
“Ja..jangan ketawain.. Ih.. Beneran !!” Ujar Calissa sedikit kesal dan malu secara bersamaan, apanya yang lucu ?! Apakah dia salah bicara ??
“I..iya sayang.. Maaf ya... Hahahahahaha...” Arsen berusaha menahan tawanya, daripada Calissa malah akan semakin ngambek kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
~••vika••~:)
lanjut kak😁
2023-05-10
1