Sudah hampir seminggu, setelah kejadian itu, Calissa yang tinggal di rumah bersama dengan Arsen kembali penuh dengan tanda tanya. Dia sering mencium aroma amis, dan saat bertanya kepada pelayan. Mereka menjawab jika mereka habis memasak ayam, atau daging lainnya yang membuat aroma amis menyebar, tapi tetap menimbulkan tanda tanya cukup besar bagi Calissa.
Selain itu terkadang ada noda merah seperti darah berbau amis di atas lantai, jawaban para pelayan dan Arsen akan sama saja. Yaitu darah yang ada di lantai adalah darah ayam, yang menetes saat pelayan membawa daging ayam dari depan ke dapur setelah berbelanja.
Tapi Calissa hanya bisa mengiyakan saja meskipun dalam hatinya masih di penuhi rasa penasaran dan bingung dalam dirinya sendiri. Rasanya Calissa ingin membuktikan semuanya dengan menyelidiki sendiri. Calissa memang polos tapi, dia tidak sebodoh itu untuk membedakan mana darah ayam dan darah lainnya. Dari baunya saja sudah berbeda, dan membuat tanda tanya begitu besar dari Calissa.
Aku harus menyelidiki semuanya saat malam hari Batin Calissa, karena gadis itu melihat darah di lantai saat pagi hari, jadilah dia berfikir pasti kejadiannya saat malam hari.
Calissa duduk di meja makan dengan terus memikirkan semua kejadian buruk, yang sepertinya sering terjadi di sana. Bahkan ruangan rahasia yang selalu di katakan oleh Arsen, agar Calissa tidak mendekatinya juga adalah ruangan rahasia yang sangat aneh dan misterius. Ruangan yang memiliki pintu kayu, yang sangat berbeda dengan pintu kamar lainnya, pintu ruangan rahasia itu bahkan memiliki ukiran kayu yang indah, dan bisa dikatakan mewah untuk ukuran pintu kayu.
Calissa meminum minuman jus buah di gelasnya sembari memikirkan rencana matang-matang untuk malam nanti, dan berharap jika dirinya tidak ketahuan oleh Arsen.
...
Akhirnya waktu yang ditunggu oleh Calissa datang juga. Malam ini, Arsen berkata akan pulang sedikit terlambat, karena itu dia meminta Calissa untuk tidur lebih dulu. Calissa tahu, Arsen tidak akan begitu saja percaya pada ucapannya. Bahkan beberapa kali, Calissa mendengarkan sebuah suara langkah kaki di depan pintu, beberapa pelayan berjalan mondar-mandir kesana dan kemari, hanya untuk memastikan jika Calissa benar-benar sudah tertidur.
Tidak jarang, pintu terbuka secara perlahan dan pelayan mengintip dari sana. Memang pintu kamar tidak bersuara saat di buka, tapi Calissa masih bisa mengontrol dirinya dan bahkan dia bisa berpura-pura tertidur jika pelayan itu mengintipnya. Anehnya, kali ini Calissa mampu melakukan semuanya dengan cerdik. Setelah hampir tengah malam, pelayan tidak lagi berada di depan pintu kamarnya.
Calissa secara perlahan membuka pintu kamar, dan suasana benar-benar sangat sepi. Calissa berjalan mengendap-endap, kemudian melewati dan bersembunyi di balik dinding. Dirinya melihat sebuah pemandangan yang sedikit bingung, tapi juga merasa sakit hati, saat melihat Arsen masuk berjalan dengan seorang perempuan, dengan pakaian terbuka dan terlihat perempuan itu mabuk. Arsen memeluk dengan erat, dan membantunya untuk berjalan masuk ke dalam ruangan rahasia itu.
Dengan berjalan sempoyongan, Arsen membantunya, begitu dekat jarak keduanya. Tidak jarang, Arsen berbicara dengan manis kepada perempuan itu, rasanya sakit dan begitu tidak suka melihat kedekatan mereka, rasanya Calissa ingin muncul dan memberikan pukulan pada perempuan itu, dan marah kepada Arsen. Tapi.. Tetap ada rasa penasaran besar dalam diri Calissa.
Hingga perempuan itu akhirnya mengikuti langkah kaki Arsen dan perempuan itu, untuk masuk ke dalam ruangan berpintu kayu itu, setelah masuk Calissa tidak bisa melihat apapun. Dalam hatinya berfikir, apakah... Itu adalah tempat Arsen untuk melakukan hubungan pribadi dengan wanita itu ?? Tapi.. Tapi Arsen sudah berjanji, bukan ??
Rasanya benar-benar sakit, awalnya Calissa ingin pergi dari tempat itu, tapi kemudian.. Sebuah jeritan dan tangisan berasal dari ruangan itu, membuat niat Calissa untuk pergi dari sana menghilang. Dia kembali melihat ke arah ruangan rahasia itu. Dengan mengendap-endap, dia mendekati dan.. Membuka sedikit kenop pintu ruangan itu.. Anehnya tidak terkunci sama sekali ruangan itu, Calissa mengintip dan tidak mendapatkan apapun, karena ruangannya sangatlah gelap.
Bau amis itu kembali tercium dari dalam ruangan, benar-benar sangat amis dan tidak enak. Rasanya Calissa ingin muntah saat itu juga, dia sama sekali tidak mampu menahan diri. Secara perlahan Calissa memundurkan langkahnya, dan menutup pintu secara perlahan. Dia berfikir akan pergi, meninggalkan begitu saja ruangan itu, dan berharap tidak akan ada yang melihatnya atau Arsen sendiri mengetahui tindakannya itu.
Apa yang dilakukan Arsen bersama perempuan itu ?? Dan kenapa aromanya sangat amis ?? Jangan bilang, Arsen.. Mulut Calissa tertutup dengan telapak tangannya sendiri, memikirkan kejadian yang terus berputar di kepalanya, kakinya melangkah secara perlahan tapi pikirannya sangatlah kacau dan begitu bingung.
Dia kembali ke dalam kamar tidurnya berharap tidak ada yang mengetahui dirinya pergi keluar secara diam-diam. Memastikan tidak ada seorang pelayan yang berada di luar, Calissa kemudian melangkah sedikit cepat dan menuju ke arah kamarnya. Setelah mencapai pintu kamar, Calissa kemudian membuka kamarnya dan berfikir akan menenangkan hati dan pikirannya.
“Darimana saja, sayang ??”
Hampir saja, jantung Calissa meloncat saat mendengarkan suara orang lain, dan rupanya itu adalah Arsen, berada di dalam kamar menatapnya dengan bingung.
“Astaga, kau mengejutkanku..”
“Darimana saja ?? Aku menunggumu.”
“Hahahaha.. Maafkan aku, aku ke dapur sebentar karena haus.”
Arsen yang berdiri di dekat kasur, melangkah mendekati Calissa dengan raut wajah yang sangat sulit untuk terbaca, dan jujur itu membuat Calissa merasa sangat ketakutan dan sedikit panik, tapi dia hanya berdiam dan mundur beberapa langkah, hingga tubuhnya menabrak pintu yang sudah tertutup. Arsen mengurungnya dengan tubuh dan kedua tangannya.
Situasi ini membuat Calissa sangat tidak nyaman, terlebih setelah dirinya mengintip apa yang Arsen lakukan tadi, membuat perempuan itu sedikit merasa was-was apakah Arsen mengetahuinya ?? Bagaimana jika lelaki itu marah ??
Calissa terdiam, hingga Arsen berbisik lembut di telinganya, yang mana membuat perempuan itu semakin membatu dan tidak bisa berkata apapun lagi. Bahkan untuk mengeluarkan ekspresi saja kesulitan, dia bahkan hampir membeku saat nada suara lembut tapi penuh penekanan itu memasuki telinganya.
“Kau nakal, Calissa.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments