“Arsen.. Aku.. Aku merasa sangat tidak enak.”
“Kenapa sayang ??”
“Entahlah.. Aku merasa sedikit kepanasan.”
“Bagaimana jika kita kembali ke kamar ?? Aku akan menyalakan AC untukmu.”
“Tapi.. Bagaimana dengan.. Melanie ??”
“Tidak apa, kau bisa ke kamar dengan Arsen. Sebentar lagi, aku dan Melanie juga akan kembali ke kamar.” Celetuk Nathan yang duduk bersebelahan dengan Arsen, lelaki itu sudah mengetahui apa yang terjadi, maka dia membiarkan Arsen memainkan permainan selanjutnya nanti.
“Baiklah, kalau begitu.”
Arsen menghabiskan minuman di gelasnya, kemudian berdiri dari kursi dan mengajak Calissa pergi menjauh dari sana. Nathan hanya bisa melihat kepergian kedua pasangan itu, yang akhirnya tidak terlihat lagi.
Tidak lama, Melanie menghampiri kekasihnya, Nathan yang masih duduk di kursi.
“Astaga.. Ternyata Arsen benar-benar nekad.” Celetuk Melanie yang juga mengetahui rencana gila dari Arsen.
Nathan hanya mengangguk, “Benar.”
“Bagaimana jika kita ke kamar juga ??”
Nathan melirik ke arah kekasihnya, “Jangan salahkan aku, jika besoknya kau tidak bisa berjalan dengan benar.”
Melanie tertawa kecil, “Aku hanya ingin tidur dan berpelukan saja denganmu, janji.”
Nathan sebenarnya tidak terlalu percaya dengan perkataan Melanie, tapi dia hanya mengangguk dan mengiyakan saja, meskipun nanti akhirnya akan berbeda dari perkataan awalnya. Dia yakin, tidak hanya sekedar tidur dan berpelukan saja, tapi biarkan saja. Setidaknya perkataan iya darinya membuat wanita itu sedikit puas.
Disisi lain.
Calissa dan Arsen sedang berada di kamar, lelaki itu menyalakan AC untuk mendinginkan ruangan, Calissa berharap dengan cara ini tubuhnya akan terasa dingin dan tidak panas. Tapi tentu saja itu tidak akan membantu sama sekali, karena kita tahu panas tubuh Calissa berasal darimana. Calissa bahkan sampai membuka kancing bajunya (tidak semua) hanya bagian teratas itupun hanya 1 kancing saja, tapi rasa panas masih menyiksa dirinya.
“Apakah masih panas ?? Sayang ??” Tanya Arsen menatap dengan iba, melihat kekasihnya begitu kepanasan.
Calissa mengangguk, entah kenapa pikirannya kini begitu kacau, dia mengingat kejadian saat di perancis, dan mengintip sepasang kekasih di kamar mandi, entah kenapa membuat dalam diri Calissa terdapat hasrat yang meluap. Apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Bahkan tanpa Calissa sadari tangannya malah membuka kancing bajunya sendiri, membuat Arsen langsung mendekatinya dan mencoba berbicara kepadanya.
“Calissa.. Apa yang..”
“Arsen..” Nada bicara Calissa kini berubah, entah kenapa sepertinya pikiran Calissa semakin tidak menentu dan tidak sadarkan diri. Obat yang diberikan Arsen bukan hanya sekedar obat perangsang biasa, tapi obat yang mungkin akan mengambil alih pikiran dan memainkan imajinasi liar dalam Calissa, tapi Arsen tahu obat ini tidak akan membuat kecanduan hanya saja pengguna akan hilang ingatan mengenai apa yang terjadi sebelumnya. Dan sepertinya obat itu mulai mengambil alih pikiran Calissa.
“Calissa, sayang ???”
“Arsen.. Bantu aku..” kali ini tatapan Calissa berubah sepenuhnya, nada bicaranya terdengar merengek manja, dan tatapannya begitu memohon kepada Arsen, tapi karena gadis itu tidak pernah mengetahui mengenai hal ini, dia hanya bertingkah menginginkan sesuatu tapi dia sendiri masih belum tahu apa itu, tapi Arsen bisa mengetahui keinginan kekasihnya.
“Aku akan membantumu, sayang.” Ujar Arsen dengan licik, dia segera mendorong pelan tubuh Calissa yang tadinya duduk di atas kasur, kini berbaring di bawahnya. Tangan lelaki itu mulai membuka dan membantu Calissa melepaskan semua pakaiannya. Hingga tersisa pakaian dalam dari Calissa saja, tapi gadis itu tidak merasakan malu atau apapun, karena pikirannya sudah di ambil alih oleh obat itu sepenuhnya.
“Apa yang kau lihat di kamar mandi, sayang ??” Kali ini, Arsen akan mencoba menggodanya, dan lihatlah pipi gadis itu memerah malu, dan memalingkan wajahnya ke arah lain, tapi Arsen masih bisa melihat pipi memerah dan wajah cantik itu.
“Me..mereka.. Sepasang kekasih..”
“Iya ??”
“Dia.. Dia memainkan dada perempuan itu dan.. Akh..”
Calissa tersentak kaget, melihat ke arah depan, dia bisa melihat dadanya kini tidak tertutupi oleh apapun, dan melihat tangan Arsen bermain lembut di sana menyentuh bagian paling sensitif pada tubuh perempuan. Tangan Calissa mencoba menahan tangan Arsen, dan menatap lelaki itu dengan sedikit.
“Ja..jangan..”
“Aku akan lakukan perlahan, bukankah.. Kau juga menginginkannya, Calissa sayang ?? Kau ingin merasakan bagaimana sensasinya.. Bukan ??”
“A..aku malu..”
“Tidak perlu malu, sayang.. Aku menyukaimu. Tidakkah, kau juga menyukaiku ??”
“Aku menyukaimu.. Sangat..”
Calissa tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena Arsen kembali memainkan titik sensitifnya, gadis itu mencoba menahan mulutnya. Sensasi geli, dan sentuhan lembut itu membuatnya menggila. Rasanya dia tidak sanggup lagi, tapi dia menyukainya, sensasi yang membuat kepalanya pecah, di tambah obat perangsang membuatnya semakin tidak terkendali dan hampir saja membuat mulutnya tidak terkontrol.
“Arsen~”
“Kenapa ?? Kau menyukainya, bukan ?? Haruskah.. Aku menggunakan lidahku ??”
Calissa menggelengkan kepalanya, tapi Arsen bertindak lain. Dia benar-benar melakukannya, mendekatkan wajahnya dan kemudian melakukan hal yang hampir membuat tubuh Calissa langsung melengkung, tidak berdaya menikmati sentuhan yang menyiksanya, entah kenapa perasaan itu sangat menyiksa tapi sangat memabukkan. Inikah, rasanya melakukan dosa ?? Menyiksa tapi begitu menggila ?? Entahlah, pikiran Calissa tidak bisa berfikir jernih untuk saat ini.
...
“Lihat, aku benar-benar tidak meminta apapun, bukan semalam ??”
“Sulit di percaya, aku tidak menyangka semalam kau benar-benar tidak menginginkan apapun.”
Melanie berdecih, kenapa Nathan selalu menganggapnya sebagai gadis yang selalu ingin belaian, meskipun itu benar apa adanya.
Paginya, Melanie dan Nathan bangun terlebih dulu, di meja makan mereka menikmati sepotong roti dan segelas teh untuk masing-masing orang. Melanie dan Nathan tidak melakukan apapun semalam, karena Melanie tidak mau membuat dirinya tersiksa hingga tidak bisa berjalan. Pada saat di Perancis saja, Melanie hampir 2 – 3 hari merasakan sakit, akibat melakukan beberapa ronde dengan Nathan.
Benar-benar gila memang, tapi kenyataannya seperti itu. Dan Melanie penasaran bagaimana dengan Calissa ?? Gadis itu tidak pernah melakukan apapun, dan apa yang akan terjadi di paginya ?? Apalagi di bawah pengaruh obat, Calissa pasti tidak sadar dengan tindakannya semalam.
“Semoga saja, Calissa baik-baik saja.” Ujar Melanie pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments