“Bagaimana ?? Menikmati perjalanan ?? Kau bahkan tidak sempat berbicara kepadaku di dalam pesawat.”
Calissa dan Arsen sudah sampai di Perancis, Arsen memesan sebuah hotel megah dan mewah, hotel berbintang lima yang cukup populer di kalangan turis asing. Di dalam kamar hotel bahkan disediakan sebuah lemari mini untuk tempat pakaian, dan handuk, serta peralatan mandi lainnya. Tempat tidur yang luas dan bersih, dengan sprei berwarna putih. Calissa duduk di kasur sembari menata dan mengeluarkan barang dari kopernya, sementara Arsen berada di sebelahnya berbicara kepadanya.
“Arsen.. Masa iya kamu cemburu sama Melanie ?!” Ujar Calissa memandangi ke arah lelaki di sebelahnya itu, sementara Arsen hanya bisa menghela nafasnya, sudah pasti Calissa mengetahui perasaan dan sifat Arsen, tidak mungkin lelaki itu bisa mengelak nya.
“Maaf..”
Calissa mengelus rambut hitam Arsen dengan lembut dan perlahan sembari tersenyum, “Tidak apa.. Tapi kendalikan rasa cemburu mu itu, oke ??”
Arsen mengangguk pelan, “Ayo kita mandi.”
“Kau duluan.”
“Aku ingin bersamamu.”
“Jangan mesum, Arsen. Kau saja dulu, aku akan menata pakaian kita di lemari.”
“Baiklah, sayangku.” Arsen mengecup kening Calissa lalu bangkit dari tempat tidurnya. Arsen mengambil handuk yang sudah digantung di sana, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Calissa hanya menghela nafasnya, dia kembali melanjutkan berbenah barang dan pakaian yang dia miliki. Setelah selesai dia kemudian beralih ke koper milik Arsen, untuk menata dan mengeluarkan barang. Namun tiba-tiba saja, sebuah suara terdengar, rupanya dari handphone milik Arsen. Calissa mendekati handphone yang terletak di meja nakas, dan membaca nama kontak yang ada di sana.
Tapi tidak ada nama apapun, hanya nomer saja.
“Arsen ada telfon !!”
Entah bagaimana, Arsen yang tadinya menggunakan shower di kamar mandi kini mematikan shower dan menjawab ucapan dari Calissa.
“Siapa ??”
“Gak ada nama, cuma nomer !!”
“Paling salah sambung, biarin aja !!”
“Oke !!”
Barulah Calissa menaruh kembali handphonenya dan kembali sibuk dengan koper Arsen. Bahkan Arsen sendiri mulai menyalakan kembali shower di kamar mandinya. Keduanya menikmati kegiatan mereka masing-masing.
SEMENTARA..
“Kamu udah siapin semuanya ??”
“Sudah.”
“Oh iya, Melanie.. Kita juga harus berjaga-jaga...”
Kali ini Nathan berbicara serius kepada Melanie, gadis itu menoleh melihat ke arah kekasihnya yang memberikan kode melalui tatapan matanya. Gadis itu mengangguk.
“Brian pasti sudah mengetahui semuanya.”
“Benar, dan kita memiliki tugas kita sendiri.”
“Brian.. Lelaki brengsek itu !!” Melanie berdecih tidak suka, mengingat mantan kekasihnya yang selalu menganiayanya dan bahkan memperlakukan nya begitu kasar. Hingga sekarang, Melanie masih belum bisa melupakan dendam dalam dirinya, beruntung ada Nathan yang senantiasa membantunya.
Nathan mendekati Melanie, mengusap lembut rambut gadis itu dan kemudian tersenyum kepadanya.
“Sstt.. Tenanglah.. Dia tidak akan bisa melakukan apapun kepadamu lagi.”
“Terima kasih Nathan.. Seandainya kau adalah kekasihku dulu.” Melanie menyayangkan kenapa dirinya tidak bertemu dengan Nathan duluan sebelum bersama dengan Brian. Jelas saja lelaki di depannya bisa memperlakukannya dengan sangat baik dan lembut, bahkan Nathan mampu membuat Melanie melupakan Brian seketika itu juga, dan berpaling kepada Nathan.
Nathan terkekeh pelan, dia mengecup kening Melanie dengan lembut dan berbicara kepadanya.
“Udah, kamu mandi dulu sana.. Nanti kita ada acara jalan-jalan malam ini.”
Melanie mengangguk. Dia sangat senang dengan sentuhan lembut dari Nathan, tapi dia tidak boleh terlalu terlena, mereka masih memiliki jadwal kegiatan mereka lainnya.
Melanie meraih handuk, dan menuju ke kamar mandi. Sementara Nathan bersiap untuk menata barang dan juga pakaiannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Nathan menuju ke arah pintu, tapi karena dirinya sudah terbiasa selalu waspada, dan beruntung pintu kamar memiliki lubang untuk melihat keluar, Nathan sempat melihat siapa yang mengetuk pintunya.
Lalu Nathan segera membukakan pintu kamarnya, dan menyambut sosok yang mengetuk pintunya.
“Tuan.. Ada apa ??”
Arsen terdiam sejenak lalu berbicara dengan nada pelan tapi masih bisa di dengar.
“Aku ingin melakukannya malam ini.. Apakah menurutmu, aku terlalu brutal ??”
“Hah ?? Melakukan apa ??”
Arsen menatap datar, kenapa anak buahnya tidak peka masalah seperti ini, Arsen kembali menjelaskan dengan perlahan.
“Melakukan itu.. Masa gak tau.. ****..”
“Hah ?!” Nathan awalnya terkejut dengan perkataan bosnya itu, astaga arah pembicaraan macam apa ini ?! Gila !!
“Ssttt.. Jangan keras-keras !!”
Nathan hanya bisa menggelengkan kepalanya, “Kenapa membahas seperti itu, tuan ??”
“Aku hanya ingin bertanya, apakah aku terlihat seperti lelaki cabul, yang mesum jika melakukannya dengan Calissa ?? Karena.. Kita belum menikah ??”
“Sebenarnya... Entahlah tuan.. Aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa.” Ujar Nathan juga bingung, masalahnya ini adalah Calissa, gadis polos nan lugu yang belum pernah melakukan hal seperti itu.
“Apakah aku harus memakai ****** ?? Astaga.. Aku ingin sekali melakukannya kemarin.. Tapi.. Dia bilang jika dia belum siap, dan aku.. Tidak tahan.”
Nathan menghela nafasnya perlahan, astaga masalah percintaan macam apa ini ?! Yang satu belum siap, dan yang satu malah tidak tahan menahan dirinya sendiri. Seharusnya Nathan tidak ikut campur dalam permasalahan urusan ranjang kekasih lain, apalagi ini urusan atasannya sendiri, kalau salah memberikan saran bisa mati Nathan.
“Coba kau goda dia, dan jika memang dia tidak mau.. Terpaksa anda harus menahan diri sampai Calissa siap.”
“Begitukah ?? Bagaimana jika jalan-jalan malam ini di tunda saja ??”
“Eh, kenapa ??”
Arsen menyeringai, “Aku ingin menggodanya.. Siapa tahu malam ini, dia tergoda dan memberikan tubuhnya kepadaku.”
Nathan menatap kaget dan mulutnya ternganga mendengarkan dan melihat ekspresi tuannya. Astaga naga, dia sudah berkata kepada Melanie jika ada jalan-jalan malam, dan semuanya tidak jadi hanya karena keinginan duniawi dari atasannya itu. Nathan hanya bisa menepuk dahinya sendiri jika sudah seperti ini, mau bagaimana lagi.. Jika memang itu keinginan dari Arsen sendiri, maka tidak ada yang bisa mengalahkannya.
“Baiklah.. Terserah tuan saja.” Ujar Nathan dengan nada pasrah.
“Sebagai gantinya, besok kita jalan-jalan pagi saja. Lagipula kita di Perancis tidak hanya sehari atau dua hari saja.”
“Baiklah, Tuan.”
Setelah itu, barulah Arsen kembali ke kamarnya, dan Nathan masuk kembali ke dalam kamarnya.
“Ada apa ?? Apakah pelayan hotel ??” Melanie yang sudah selesai mandi dan hanya mengenakan handuk menutupi tubuhnya, dan rambutnya yang juga di berikan handuk kecil menatap ke arahnya.
Nathan meneguk saliva nya melihat lengkukan tubuh Melanie yang terlihat jelas di sana, tapi dia dengan penuh kesadaran diri mencoba menjelaskan.
“Jalan-jalan malam di batalkan.. Tadi adalah bos Arsen, dia bilang jalan-jalan di ganti besok pagi.”
“Kenapa ??”
“Erm.. Karena.. Karena Calissa kelelahan. Jadi dia berfikir menggantinya besok.”
“Begitu ?? Memang dia sangat kelelahan dan sempat tertidur di pesawat tadi.”
Huft.. Untung aja, Melanie percaya.. Coba kalau gak, bahaya.. Batin Nathan dalam hatinya dengan penuh kelegaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments