20. Memasuki Black Market

"Kau ingin menjadi wakil perusahaan ku di turnamen pasar gelap, memang kau mampu memenangkan pertarungan itu?." Baiden berkata dengan nada meremehkan.

Karin seketika tertawa lepas mendengar perkataan bos organisasi penyelendupan di depannya. Hal itu tentu membuat Baiden kesal.

"Seakan kau memilih pilihan lain." Ucap Karin seraya menendang tubuh seorang pria yang tergeletak didepannya.

Pria yang terkapar tidak sadarkan diri adalah jagoan Baiden dimana sebelumnya ingin ia sertakan dalam pertandingan, tetapi kini rencananya tidak mungkin dilanjutkan karena Kirana telan membuat jagoannya itu babak belur sehingga tidak mungkin bisa bertarung.

Baiden pun mengerti situasinya, dia tidak memiliki pilihan selain mencalonkan Karin sebagai wakil perusahannya.

***

Dua mobil sedan mewah keluar dari pemukiman kumuh yang menjadi markas organisasi Baiden. Rayhan mengemudi sedan pertama, Rasya disampingnya, Farhan mengemudi mobil kedua, sedangkan Karin duduk di samping Baiden.

Sepanjang perjalanan Karin terus mencoba mengobrol dengan Baiden dengan tujuan mencari lebih banyak informasi tentang jaringan Black Market. Karin yakin tempat itu dan semua organisasi gelap pasti suatu saat akan berguna untuknya.

Rayhan dan Rasya yang duduk di bagian depan terus memperhatikan Karin. Keduanya mengagumi perempuan itu yang sangat pandai dalam komunikasi, faktanya hanya berselang beberapa jam Kirana bersama Baiden tetapi keduanya sudah terlihat begitu akrab.

"Apa kau tertarik mencari barang ilegal dengan harga murah?." Tanya Baiden, dia terlihat begitu percaya diri dengan kemampuan perusahannya dalam menyelundupkan barang.

"Tawaran yang bagus, tetapi aku lebih tertarik dengan barang langka."

"Apa itu seperti barang antik dan semacamnya? Aku dapat melihatnya nona Aiden mungkin seorang kolektor."

"Hahaha, ya semacam itulah."

Berbincang keduanya terus berlanjut hingga mobil memasuki wilayah pelabuhan. Banyak petugas berpenampilan seperti tentara melindungi pintu gerbang.

Rayhan, Rasya dan Farhan cukup terkejut saat melihat para tentara. Mereka mempertanyakan apakah mereka asli atau hanya orang-orang dengan kostum, karena mereka tidak melihat perbedaan dengan seragam milik tentara asli.

Mobil berhenti di depan gerbang, salah satu tentara menghampiri mobil terdepan.

"Siang tuan-tuan." Karin segera menyapa begitu ia membuka jendela mobil. Dengan cepat ia kemudian memberikan sebuah amplop berwarna hitam yang diberikan Baiden.

Amplop itu merupakan tiket masuk ke pasar gelap.

Melihat amplop tersebut petugas gerbang segera memerintahkan rekannya untuk membuka pintu masuk.

Sebelum mengizinkan untuk melewati gerbang petugas itu mengembalikan amplop pada Karin, melihat itu membuat Baiden merasakan sesuatu yang aneh.

"Biasanya mereka akan merobek amplopnya di tempat." kata Baiden.

Rayhan dan Rasya menganggap itu tidak aneh sedikitpun, tetapi berbeda dengan Karin yang semakin meningkatkan kewaspadaan, itu karena dia tahu arti dibalik amplop hitam yang tidak tersobek.

Mobil pun memasuki wilayah dermaga yang berarti mereka telah berhasil melewati stage kedua dengan lancar.

Tetapi selesainya misi ini masih jauh karena putri Asami masih belum bisa mereka temukan.

Begitu keluar dari mobil, mereka diarahkan ke dalam box kontainer. Banyak orang yang telah berada di sana, Baiden segera menyapa seseorang yang ia kenali.

Namun tiba-tiba Karin mendorongnya hingga membuat Baiden marah.

"Apa yang....." Ucapan Baiden terhenti begitu ia melihat sebuah pisau mengarah tepat di depan wajahnya, tetapi beruntungnya ia karena Karin atau yang saat ini menggunakan nama Aiden tengah menahan pisau tersebut.

"Hem, ini merepotkan!."

Karin segera menendang perut penyerang hingga terjatuh.

"Apa-apaan kenapa tiba-tiba ada yang menyerang ku." Baiden menjadi kebingungan, sudah empat kali ia mengunjungi pasar gelap, tetapi baru kali ini dia mendapatkan serangan.

"Itu karena amplop hitam yang anda miliki merupakan item yang sangat berharga."

"A... Apa maksudmu?."

Baiden kebingungan dengan perkataan Karin, dia merasa amplop hitam itu tidak berbeda dengan yang sebelumnya dia miliki.

"Semuanya karena permainan kecil yang pemilik ini adakan..."

Karin pun menceritakan kenapa amplop hitam milik Baiden tidak di robek. "Itu adalah tanda buruan. Siapapun yang memiliki amplop hitam naka akan menjadi target untuk diburu oleh siapapun."

Wajah Baiden menjadi pucat setelah mendengar perkataan Karin. Namun itu tidak bertahan lama setelah Karin memberitahunya jika harga amplop hitam adalah dua puluh milyar.

"Benarkah!." Rasa takut Baiden seketika berubah menjadi keserakahan.

"Tetapi saat ini benda itu tidak berguna."

Sontak kegembiraan Baiden berhenti begitu Karin kembali melanjutkan penjelasannya. Baiden hampir saja menyobek amplop hitam karena kesal, namun dia kembali mengurungkan niatnya begitu Karin menjelaskan lebih lanjut.

"Bisakah kau langsung mengatakan semuanya!." Bentak Baiden.

"Seharusnya demikian, tetapi entah kenapa aku selalu ingin melakukannya dengan detail." Karin tampak tidak terpengaruh oleh kemarahan Baiden.

Perempuan berhelm besi itu pun mengatakan jika Baiden bisa mempertahankan kepemilikan amplop hitam tersebut maka ia bisa menukarkannya dengan sejumlah item khusus.

Wajah Baiden kembali dipenuhi keceriaan, tetapi harapannya kembali jatuh manakala Karin mengatakan jika ia harus mempertahankan amplop hitam dari para mafia, pemburu bayaran dan gangster di dalam pasar hitam hingga lewat tengah malam.

"Itu sangat konyol." Baiden merasa percuma menyimpan amplop hitam karena dia sendiri tidak tahu apa yang akan dua dapat dengan mempertaruhkan nyawanya melindungi amplop itu.

Setiap orang yang melihat Baiden segera membuka jalan, membuat Karin dan rombongannya tidak perlu menunggu. Mereka pun memasuki lift yang mengantar mereka menuju ruang bawah tanah, tempat yang dinamakan pasar gelap berada.

"Jika kau tidak yakin bisa mempertahankannya, kau bisa memberikannya padaku."

Baiden senang mendengar Karin mengatakan itu, tetapi kesenangannya kembali pudar manakala Karin mengatakan jika ia akan menyimpan amplop hitam untuk mendapatkan setelah dari keuntungan, itu berarti Baiden harus berbagi dengannya.

"Bukankah tugasmu untuk melindungi ku!." Baiden dipenuhi amarah.

"Itu benar, karena itulah aku pikir lebih baik memaksa anda untuk membuang amplop hitam itu agar anda tetap aman." Jawab Karin dengan tenang.

Karin tersenyum lebar saat mengatakan semua itu, membuat Baiden sadar jika Perempuan itu lebih memilih menjalankan pekerjaan dengan cara paling mudah.

Karena mengetahui kemampuan Karin, pria tua itu pun terpaksa memberikan amplop hitam miliknya.

"Pilihan yang bijak." Karin menyimpan amplop kedalam saku jas.

Pintu lift sebentar lagi akan terbuka, Karin melirik Rayhan dan yang lainnya, ketiganya pun memahami jika itu adalah pertanda agar mereka bersiap untuk serangan yang akan datang.

Rayhan melindungi adiknya dengan berdiri di depan, sedang Farhan menyiapkan sebuah pisau sebagai senjata.

Keadaan di lift menjadi tegangan, anak buah Baiden yang ikut tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya melindungi Baiden seperlunya saja.

Lalu begitu pintu lift terbuka mereka segera disambut oleh beberapa orang bertubuh kekar dan tato di wajah. Melihat mereka seketika lidah Baiden tergigit, suara nya tidak mampu keluar karena terlalu takut.

"Oh, betapa beruntungnya aku."

Senyum Karin lebih lebar dari biasanya saat melihat penampakan para preman di depannya.

Badak Lore, gank yang dikenal paling brutal di pasar gelap cabang negara ini. Kekejaman dan kekuatan mereka sudah dikenal luas di dunia gelap.

"Oi, apa kalian punya amplop hitam." Tanya salah satu anggota Badan Lore.

"Ya aku punya." Jawab Karin tenang.

Tentu saja jawaban perempuan itu membuat reaksi terkejut dari Baiden dan yang lainnya.

"Oh, sudah kuduga. Kau tidak memilikinya." Pria bertato salah mendengar jawaban Karin.

Tetapi sesaat kemudian dia kembali dengan wajah penuh senyum setelah rekannya memberitahu yang sebenarnya.

"Kau memilikinya, cepat berikan padaku!."

Pria itu mencengkram kerah kemeja Karin begitu kuat hingga membuat tubuh gadis itu sedikit terangkat karena postur tubuh mereka yang begitu berbeda.

"Oke, tidak masalah."

Krack!

Karin mencengkram kuat tandan anggota Badak Lore yang menarik kerahnya hingga terdengar suara tulang retak.

***

[End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!