16. Es krim Pistachio

Sudah hampir siang tapi aku masih berada di dalam rumah sambil terus memantau laptop. "Selesai juga." Aku berdiri dari kursi sambil meregangkan otot, kepalaku terasa pusing karena berjam-jam menatap layar laptop.

Untuk menyegarkan diri aku berniat mencari udar segar di luar sambil memikirkan langkah selanjutnya.

"Aku harap pilihanku tepat."

Pikiranku masih terbayang tentang transaksi yang baru saja aku lakukan. Semua uang yang aku dapatkan dari menjual informasi pada keluarga Tanjung telah habis.

Akan menjadi lelucon yang buruk jika semua perusahaan itu mengalami kebangkrutan sebelum Dark Age terjadi.

"Bayangkan berapa banyak uang yang aku habiskan hari ini. Mungkin semuanya bisa aku gunakan untuk membeli sebuah apartemen di Tanjung Tower."

Keluar dari rumah mewah milik kakek, aku berjalan ditengah komplek yang begitu sepi. Tanpa sadar langkahku mengarah menuju taman kota.

Aku berhasil membeli saham perusahaan farmasi dan makanan, tapi sayang sangat sulit untuk membeli yang bertipe militer.

"Memang perusahaan seperti itu tidak sembarang orang bisa ikut campur."

Perusahaan militer selalu diawasi bahkan dikendalikan oleh negara, orang biasa sepertiku yang menggunakan akun anonim untuk perdagangan bebas tentu mustahil untuk ikut bergabung dalam lingkungan itu.

"Ini sulit, aku percaya jika perusahaan tipe militer akan sangat menguntungkan saat Dark Age terjadi."

Bagaikan seorang pebisnis yang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan banyak keuntungan, aku menolak untuk menyerah.

"Tidak ada cara lain, aku mungkin harus membuat perusahaan itu sendiri."

Semua itu bukan sekedar buwalsn belaka, mengingat perusahaan kakek memiliki pabrik baja yang saat ini tidak digunakan. Tempat dimana aku memproduksi helm besi dan senjataku.

Tetapi masalahnya bagaimana dengan perizinan?. Semua proses itu pasti akan memakan waktu lama dan biaya besar.

"Membuat perusahaan militer ilegal sepertinya bukan ide yang buruk."

Aku memilih untuk melewati proses perizinan yang membingungkan dan langsung melompat ke bagian produksi dan pemasaran.

"Hemm..."

Setelah keluar dari kompleks, aku merasakan beberapa orang menatapku, aku hai mengabdikan mereka dan kembali melanjutkan perjalanan.

Saat memasuki taman yang terletak tidak jauh dari kompleks sebuah mobil penjual es krim membuatku tertarik, aku segera menghampiri mobil itu berharap bisa mendapatkan es krim pistachio kesukaanku.

Tetapi tiba-tiba delapan orang pria menghampiriku, mereka jelas tidak bermaksud untuk ikut membeli es krim karena aku sadar jika merekalah yang terus mengawasi aku semenjak keluar dari kompleks.

"Hey nona cantik, bukankah kau sendirian? Ikutlah dengan kami pasti akan menyenangkan." Ucap salah satu pria yang menghadangku, perkataannya membuat teman-temannya terkekeh.

Aku hanya diam sambil memperhatikan wajah dari setiap pria, tubuh mereka terlihat kencang dan agak berotot seakan dirawat dengan baik. Mereka jelas bukan preman kelas teri yang biasa menongkrong di taman.

Setelah melakukan penyelidikan singkat, aku pun bersepekulasi jika...

"Apa ini tentang insiden sekolah?." Tatapan mereka menjadi begitu tajam setelah aku mengatakan itu.

"Aku ingin tahu siapa orang bodoh yang mengirim ikan teri seperti kalian."

Provokasi yang aku berikan tentu membuat mereka tersinggung karena diremehkan, tetapi itu tidak cukup untuk membuat mereka meledak.

"Aku tidak tahu apa yang kau katakan, yang jelas kau akan ikut dengan kami."

Pria yang seperti pemimpin kelompok itu hendak menarik tanganku, tetapi aku segera menepisnya.

Plaak!

"Akh!."

Aku menampar tangan pria itu dengan keras, membuatnya merasa sakit di telapak tangan.

"Dari pada kalian mengajakku ketempat aneh, bagaimana jika aku yang mengajak kalian untuk makan es krim?."

Aku berusaha keras untuk bersikap ramah, bahkan aku sampai menunjukkan senyum terbaikku agar mereka mau ikut bersamaku.

Tetapi sepertinya usahaku tidak berhasil.

"Cih, dasar lama. Sudah ikut saja kau jala... Giyaaaaa!."

Pria lain juga berniat menarik ku, tetapi tangannya segera aku tangkap lalu kutekan dengan kuat. Pria itu menjerit kesakitan karena tangannya hampir aku buat remuk.

Melihat jika rekannya mendapatkan serangan balik membuat tujuan teri lainnya berusaha melancarkan serangan, tetapi dengan mudah aku melakukan penghindaran hingga tidak ada satupun yang bisa mendaratkan satu pukulan.

"Sial, ternyata dia memang seorang ahli bela diri."

Mengetahui jika aku tidak ingin mudah dikalahkan, mereka pun mulai mengubah rencana. Mereka pun mulai mengeluarkan berbagai senjata.

"Sangat disayangkan kita tidak akan mendapatkan bonus dari menjualnya sebagai seorang budak." Ucap salah satu ikan teri.

"Yah, tapi mungkin kita bisa menjual beberapa organ tubuhnya, aku dengar ada seorang gila yang mau membayar mahal kepala seorang gadis cantik." Balas rekannya.

Dengan senyum yang menjengkelkan mereka kembali menyerang ku, tetapi meskipun sudah menggunakan senjata tetap saja tidak ada yang bisa mengenali walau satu pukulan.

"Dasar brengsek! Jangan cuma bisa menghindar dong!." Salah satu dari ikan teri berkata dengan nafas berat karena mulai kelelahan.

Mendengar itu senyumku melebar, membuat delapan orang itu merasa agak takut melihatku.

"Baiklah, kau sendiri yang memintanya."

Bagsi binatang buas yang lepas dari kandang, aku segera melancarkan serangan balik. Target oertansku adalah pria yang memintaku agar berhenti menghindar dan segera melawan.

Rekan-rekannya berusaha menghalangiku, tetapi bagsiky seekor belut yang sangat licin, dengan mudah aku menghindar dantetys mendekat.

"Anjing! Entah kau bangsa..... Buguek!."

Satu tinju dariku menghantam perutnya, membuat seluruh udara di paru-paru pria itu keluar hingga membuatnya sesak nafas.

Tetapi tidak cukup sampai di situ, karena pukulan kedua dariku segera menghantam kepalanya.

Braak!.

Pukulan itu membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya, dia terkapar begitu saja karena kehilangan kesadaran.

Melihat satu rekan berhasil dikalahkan tidak membuat kelompok teri menyerah. Mereka masih mencoba untuk menyerang walaupun hasilnya tidak akan berubah.

"Guaaak..."

Satu teri aku lumpuhkan dengan tinju upercut di dagunya.

Ikan teri lainnya datang, tetapi sebelum melakukan apa pun aku segera memberondong pria itu dengan tinjuku.

Satu persatu para ikan teri jatuh tergeletak di tanah, mereka seperti ikan yang tengah sekarat di tepi pantai karena hanyut terseret ombak.

"Sungguh membuang waktu."

Setelah pengganggu dibereskan, aku kembali pada rencana awal untuk membeli es krim. Pedagang es terlihat ketakutan saat aku mendekatinya.

Aku tudak mengerti apa yang membuatnya begitu takut padaku.

Apa itu karena pertarungan tadi?.

Tetapi bukankah sudah jelas jika para ikan teri itu yang mulai masalah ini dari awal.

Setelah melihat pedang es krim yang menjadi begitu ketakutan, aku menjadi sadar jika di sekitar taman ada banyak sekali orang yang melihatku berkelahi dengan para preman.

Beberapa diantaranya bahkan sampai mengambil video.

Namun sekali lagi aku tidak peduli dan fokus untuk mendapatkan es krim pistachio yang aku inginkan. Tetapi sepertinya kesialan segera mendatangiku.

"Aah... Maaf putri gila, eh maksudku nona. Kami sudah kehabisan eskrim itu."

Perkataan penjual es krim membuatku membeku ditempat.

"Ha.... Habis? Bagaimana mungkin?."

"Ya... Kami hanya menjual sedikit karena tidak banyak orang suka rasa es krim aneh Itu."

Penjual es menjelaskan dengan raut wajah jijik seakan dia sendiri tidak suka menjual es rasa itu pada pelanggannya.

"Es krim pistachio terakhir baru saja dibeli." Lanjut penjual es krim sambil menunjuk seorang gadis kecil yang digendong ibunya tengah menikmati es krim berwarna hijau.

Aku tidak dapat menahan air liur menetes saat melihat es krim lezat itu.

"Ini pasti karena para bajingsn itu. Jika saja mereka tidak menghalangiku...."

Ini tidak bisa ditolerir, aku akan membuat mereka membayar karena telah membuatku kehilangan kesempatan mendapatkan es krim terakhir.

***

[End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!