"Semuanya berawal setelah aku lahir..."
Tiga pria di ruangan itu menatap Karin dengan heran. Merka tidak menyangka cerita akan diawali dari sana.
"...Heeem, sepertinya itu terlalu jauh... Baiklah aku kan melewati bagian prolog yang membosankan dan langsung melompat ke bagian aksi."
Karin kemudian mulai menceritakan bagaimana dia mendapatkan informasi tentang keberada Asami ketika melakukan pencurian ‘kecil’.
Rusdi dan Rayhan mendengarkan dengan seksama, tatapan mereka sesekali melihat ke arah Roy yang bersujud di samping Karin.
"...dan begitu aku melihat foto gadis yang saati ini sangat viral di ponsel pria ini, insting ku pun mulai beraksi. Aku mulai curiga jika organisasi Serigala Hitam ada hubungannya dengan penculikan putrimu."
Karin mengakhiri ceritanya.
Rayhan masih sulit percaya dengan cerita Karin, dia ragu wanita didepannya bisa merampok sebuah cabang dari salah satu organisasi hitam terbesar dengan begitu mudah.
‘Mungkinkah ini jebakan?.’ pikir Rayhan.
Sedangkan Rusdi yang sudah putus asa memikirkan keselamatan putrinya tidak memiliki punya pilihan lain selain percaya pada sosok misterius di depannya.
"Tapi tuan, kita belum tahu apakah dia bisa dipercaya atau tidak."
Rayhan berusaha memperingati, tetapi Rusdi justru membentaknya.
"Kau pikir kita memiliki informasi yang lebih baik dari ini!."
Break!
Rusdi memukul meja kerjanya dengan keras hingga kepalan tangannya berdarah. Melihat itu Rayhan hanya bisa menundukan wajahnya.
"Kita telah melakukan segala cara selama satu mingguan tetapi semuanya sia-sia. Tidak ada satupun informasi yang bisa kita dapatkan!."
Penyesalan Rayhan semakin besar saat mengingat kegagalannya mencari informasi. Dirinya yang gagal dalam misi tidak memiliki hak untuk bersuara.
‘Hoam...’
Entah karena malam yang semakin larut membuat Karin mengantuk, atau dia bosan melihat drama antara majikan dan anak buah didepannya.
"Aku kemari bukan untuk melihat kalian saling berdebat." Ucapan Karin membuat Rusdi diam, "Jadi kau akan membelinya atau tidak?." Dia kembali menawarkan Roy.
"Aku akan membelinya." Balas Rusdi tegas.
Tidak ada komentar apa pun dari Rayhan.
"Baiklah, kau bisa membayar melalui rekening ini. Setelah pembayaran berhasil, dia akan menjadi milikmu."
Dengan cepat Rayhan mengambil kartu berisi nomer rekening, lalu Rusdi segera melakukan pengiriman, kurang dari lima menit Karin mendapatkan notifikasi dari bank jika rekening yang baru ia buat telah dikirimi sejumlah besar uang.
"Luar biasa, ini bahkan dua kali lebih banyak dari hasil merampok." Walaupun Rayhan tidak dapat melihat wajahnya Karin, tetapi dari suaranya dia bisa mengetahui jika gadis itu begitu senang.
"Baiklah, senang berbisnis denganmu."
Setelah urusannya selesai Karin berniat untuk segera pulang. Tetapi Rayhan dengan cepat menghentikannya.
"Tunggu, bukankah kau seharusnya membantu kami untuk menggali informasi darinya?."
Karin menoleh kearah Rayhan seraya berkata. "Aku sudah melakukan, dan mendapat semua informasi yang diperlukan."
"Lalu kenapa kau justru memberikan pria ini bukan informasi yang kau miliki?." Perkataan Rayhan cukup masuk akal.
Rusdi pun semakin kebingungan.
"Itu karena bayaran yang aku terima tidak sesuai dengan kesulitan yang aku hadapi saat melakukan interogasi. Jika kau menginginkan informasi instan maka berikan aku jumlah yang sama seperti sebelumnya."
Sosok itu tertawa kecil, sedangkan Rayhan mengaggap itu seperti sebuah penipuan.
Tetapi tawanya segera terhenti lantaran tiba-tiba ponsel Karin kembali berbunyi dan menunjukkan notifikasi dari bank seperti sebelumnya.
"Sultan mah bebas, ya kan."
Karin masih sulit percaya jika ada seseorang yang berani memberikan uang sebanyak itu begitu saja, padahal mereka masih belum tahu apakah informasi yang akan Karin berikan sebuah kebenaran atau hanya tipuan.
Karena sudah mendapatkan bayarannya Karin pun mau tidak mau harus mengatakan informasi yang ia dapat dari Roy.
Roy tidak tahu dimana putri Rusdi disembunyikan oleh serigala hitam, mendengar itu Rayhan merasa Karin memang penipu, tetapi Rusdi memerintahkan pemuda itu untuk tetap tenang.
"Kau mengatakan putriku hanya memiliki sisa waktu tiga hari bukan?." Tanya Rusdi.
"Ya, itu karena tiga hari dari sekarang akan ada sebuah lelang di pasar gelap. Dan kalian tahu apa artiny Itu."
Keduanya tidak dapat berkata, black market adalah pilihan terburuk, memikirkan semuanya akan berakhir ditempat itu, sebuah tempat yang tidak dapat dijangkau oleh orang biasa walaupun kau memiliki uang
"Maksudmu anakku...." Suara Rusdi semakin melemah.
"Ya, dia akan menjadi salah satu barang dagangan di sana." Ucapan Kiran benar-benar tanpa ampun.
***
Rusdi kembali jatuh di kursi kerjanya, pikirannya menerawang memikirkan cara untuk memasuki pasar gelap.
"Baiklah Bisnisku sudah selesai, sudah saatnya aku pamit." Kurang hendak pergi.
Roy merasa begitu senang karena akhirnya bisa terlepas dari gadis itu. Walaupun mungkin dia akan berakhir dipenjara tetapi itu lebih baik daripada bersama Karin.
Tetapi tiba-tiba Rayhan menghentikan Karin, "Siapa yang mengizinkan mu untuk pergi?." Tanya Rayhan dengan nada mengancam, dia kembali mengarahkan pistolnya pada wanita itu.
"Aku tidak perlu izin untuk melakukan apapun yang aku inginkan." Balas Karin seraya kembali berjalan menuju pintu keluar.
"Jangan bergerak!."
Melihat Karin yang tidak menggubris peringatannya, Rayhan pun hendak menembak kaki Karin, namun maid dengan helim besi itu mengayunkan tangannya dengan cepat. Berikutnya sebuah jarum besar melesat masuk kedalam lubang piston.
Blaar!
Terjadi ledakan kecil ketika pistol yang tersumbat berusaha ditembakkan. Rayhan begitu terkejut, sedangkan Rusdi hanya menyaksikan semua yang terjadi tanpa berkata apapun.
"Seharusnya aku mengarahkan pisau lain ke jidatmu. Tapi karena aku sudah sangat lelah maka aku akan mengaggap ini tidak pernah terjadi."
Karin kembali berjalan menuju pintu keluar, "Jika kau membutuhkan seseorang untuk menyelinap atau menyelematkan seseorang, kau bisa mempekerjakan aku. Tetapi dengan bayaran sepuluh kali lipat dari biaya informasi."
Setelah mengatakan itu Karin keluar dari ruangan.
Selepas kepergian Karin, Rusdi meminta Rayhan untuk menahan Roy, dia akan meminta orang kepercayaannya untuk mengorek informasi lebih banyak.
Setelah itu Reyhan berusaha memantau wanita dengan helm besi, tetapi usahanya berakhir sia-sia. Rayhan tidak menemukan sedikitpun jejak dari wanita ini.
"Apa kemampuan pelacakan ku memang seburuk itu?." Rayhan merasa jika wanita itu lenyap bagaikan ditelan bumi, sampai-sampai tidak ada satupun jejak yang berhasil ia temukan.
"Bahkan tidak ada satupun kamera pengawas yang menangkap keberadaannya baik saat dia menyusup kedalam gedung maupun ketika pergi."
"Dia seperti hantu."
Melihat bagaimana gadis berhelm besi dengan mudah menyusup gedung yang dijaga ketat sambil menyelundupkan seorang pria dewasa, membuat Rayhan menyimpulkan jika gadis itu bukan orang sembarangan.
"Jangan bilang dia kabur menggunakan Awan Kinton!."
Rayhan segera melihat keluar jendela untuk memastikan, pikirannya mulai diluar nalar.
***
Karin terbangun di kamarnya, dia pulang lewat tengah malam kemarin.
"Walaupun aku terbiasa tidur kurang dari satu jam ketika berperang melawan Raja iblis, dan tidak ada masalah apapun dengan tubuhku saat itu."
Karin mencoba untuk bangkit dari tempat tidur tetapi tubuhnya terasa begitu berat, kepala mulai pusing dan aliran darah yang terganggu.
"Tapi saat ini berbeda, tubuh ini masih belum bisa menahan semua itu."
Dia berpikir untuk kembali beristirahat, lagi pula saat ini dia masih dalam masa cuti sekolah. Tetapi dia segera membuang jauh pikiran itu.
"Bermanja-manja hanya akan membuat mu lemah."
Tanpa peduli dengan kondisi tubuhnya, Karin segera bangkit menuju kamar mandi. Dia menang selalu seperti itu, selalu menempa tubuhnya hingga batas, karena hanya itu cara yang Karin tahu untuk menjadi si paling kuat.
***
[End]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments