13. Tawaran yang Mencurigakan

Asami terkurung di dalam ruangan mewah yang terkunci, sudah satu munggu dia dikurung ditempat itu tanpa tahu bagaimana semuanya akan berakhir.

Sebanyak dua kali sehari akan ada seorang pria yang terlihat mengerikan datang untuk membawakan makanan untuknya.

Dia selalu meminta pada pria itu untuk membebaskannya dengan menjamin jika ayahnya pasti akan memberikan banyak imbalan, tetapi semua perkataannya tidak pernah ditanggapi.

Gadis itu begitu depresi, tetapi dia tidak sampai gila karena acara televisi yang menampilkan ayahnya terus melakukan pencarian bisa sedikit menghibur gadis itu.

Asami terus berharap jika ia bisa bersatu kembali dengan keluarganya .

Namu semakin lama harapan itu semakin pudar, Asami perlahan mulai sadar jika mereka sengaja memperlihatkan ayahnya yang putus asa mencari putrinya, agar dirinya bisa lebih mudah dikendalikan.

Gadis itu merasa dirinya seperti ternak, dirawat dengan baik hingga akan tiba waktunya untuk di panen.

Asami benci pada dirinya sendiri kare begitu penaku. Dia hanya bisa menangis dan terus memanggil orang tuanya serta seorang yang begitu dekat.

Hingga sebuah berita tentang insiden sekolah Royal sampai di telinganya, dia tidak percaya dengan apa yang diberitakan ditelevisi.

"Bagaima mungkin dia bisa melakukan semua itu seorang diri."

Walaupun sangat sulit dipercaya tapi kenyataan berkata demikian, gadis bernama Karin Zaneta Putri telah membongkar kebusukan sekolah paling bergengsi di negri ini dengan puluhan siswa yang berhasi dua kirim ke rumah sakit.

Karin hanya bisa kesal melihat itu, dua mengigit bibirnya sendiri hingga berdarah. "Kenapa..... Kenapa aku tidak bisa sepertinya. Anda saja aku memiliki keberanian..." Dia kembali menangis.

"Ayah... Ibu.... Rey... Rasya... Tolong aku."

***

Tanjung tower salah satu gedung tertinggi di kota, biasanya tempat itu begitu ramai oleh aktifitas hiburan, tetapi selama satu pekan terakhir keadaan tempat itu telah berubah.

Walaupun keramaian masih ada bahkan lebih ramai dari biasanya, tapi jelas kali ini sangat berbeda. Area dasar dipenuhi oleh para wartawan yang ingin meliput tentang perkembangan kasus penculikan Putri sang konglomerat.

Rusdi menjatuhkan tubuhnya ke sofa, pria berkrepala empat itu terlihat begitu kelelahan. Segala cara ia lakukan demi mengembalikan putrinya, namun tidak ada satupun yang membuahkan hasil.

"Bagaimana dengan Sayaka?."

Tanya Rusdi pada seorang pemuda yang berdiri tegap menatap jendela, tadapan pemuda itu mengawasi para wartawan yang menunggu di bawah.

"Nyonya saat ini sedang beristirahat setelah Rasya memberikan penenang."

Mendengar itu membuat Rusdi agak lega. Dia kembali mengingat bagaimana istrinya begitu terguncang mendengar putri satu-satunya telah menghilang.

"Bagaimana semuanya menjadi seperti ini?."

Rusdi sendi tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, walaupun di depan media dia terlihat begitu tegar namun sesungguhnya pria itu hampir gila memikirkan keadaan putrinya.

Bodyguard muda bernama Rayhan menyalahkan dirinya sendiri karena kejadian ini. Seharusnya saat itu dia lah yang melindungi asami, tetapi karena beberapa gangguan terjadi membuat Rayhan terlambat.

Walaupun Rusdi tidak menyalahkan Reyhan tetapi tidak dengan anggota keluarga yang lain, terutama adik Rusdi sekaligus paman Asami.

Brian Sariawan, menuduh jika Reyhan berkomplot dengan para penculik. Tuduhan itu memiliki dasar yang kuat, tapi tentunya sulit untuk dibuktikan, Rusdi pun masih memihak pada anak muda itu yang sudah ia pekerjakan semenjak masih belia.

Kepercayaa Rusdi pada Rayhan sudah seperti ayah dengan anaknya, Reyhan pun demikian. Dua tidak akan melupakan jasa keluarga tanjung yang telah mengadopsi dirinya dan adiknya.

‘Tidak pernah sedetikpun aku berpikir untuk menghianati keluarga ini!.’ ungkap Reyhan menghadapi tuduhan Brian Sariawan.

‘Seandainya aku bisa memutar waktu, aku pasti akan melakukan apapun untuk melindungi Asami. Bahkan jika nyawaku sendiri taruhannya.’ batin Reyhan.

Keadaan ruangan itu menjadi begitu hening, dua sosok itu jatuh dalam penyesalan setelah kehilangan seseorang yang sangat berarti.

Tetapi kesunyian berakhir manakala pintu ruangan terbuka lalu seorang pembantu masuk dengan membawa trolli yang biasa digunakan untuk mengantar makanan.

Ruangan yang minim penerangan membuat wajah pelayan wanita itu tertutupi kegelapan, bahkan Reyhan yang sangat waspada pun tidak dapat melihat wajahnya.

Rusdi sama sekali tidak peduli dengan pelayan itu dan segera menyuruh untuk membawa makanan pergi, dia telah kehilangan nafsu makan semenjak kehilangan putrinya.

Namun.

"Apa anda yakin tidak ingin melihat apa yang saya bawakan untuk anda?."

Pertanyaan pembantu itu seketika membuat Rusdi marah, Reyhan sendiri sulit mempercayai jika pembantu itu tidak peka dengan keadaan saat ini.

Tetapi kemarahan Rusdi segera berubah menjadi keterkejutan manakala pelayan itu mengeluarkan seorang pria yang terikat dari bawah troli, mata pria itu menatap Rayhan seakan meminta bantuan.

Melihat itu Rayhan segera berdiri di depan Rusdi untuk melindungi majikannya. "Siapa kau!." Bentak Rayhan.

Pembantu itu pun berjalan tenang mendekati keduanya membuat wajahnya akhirnya terungkap ketika cahata temaram lampu ruangan menyinarinya.

Tetapi dahi Rayhan dan Rusdi mengkerut begitu melihat wajah pelayan tidak dapat dikenali lantaran sebuah helm besi menutupinya.

"Namaku adalah..." Pembantu dengan helm besi terlihat kebingungan, "Entahlah," Pada akhirnya dia menyerah.

"Saat ini aku belum membuat nama yang tepat. Jadi untuk saat ini panggil saja aku sebagai ‘Klien’, atau Teman pun tidak masalah agar lebih akrab." Lanjutnya.

Namun usaha untu mengakrabkan diri sosok itu sepertinya tidak berjalan dengan baik karena Rayhan justru menodongnya dengan pistol.

"Jangan bergerak penyusup!, aku akan menembak begitu kau melaku kan sesuatu yang mencurigakan!." Bentak Rayhan.

"Wa... Waaaa apa yang kau lakukan, Kenapa tiba-tiba mengeluarkan sesuatu yang berbahaya, Apa kau tidak takut jika seseorang akan terluka?. Yang jelas itu bukan aku."

Walaupun penyusup terlihat panik saat Rayhan menodongnya, tapi kedua pria sadar jika itu hanyalah akting.

Prempun dengan helm besi seakan tidak sedikitpun merasa takut menghadapi sebuah pistol, dia justru meledek Rayhan dengan akting yang buruk.

Rayhan tetap mengarahkan pistolnya, sedangkan Rusdi segera memanggil bantuan. Tetapi Rusdi segera berhenti begitu penyusup mengatakan sesuatu tentang putrinya.

"Putrimu hanya memiliki sisa tiga hari."

Mata Rayhan dan Rusdi seketika terbelalak mendengar apa yang penyusup itu katakan. Rayhan yang menjadi begitu marah segera mengancamagar prempuan itu mengatakan semuanya.

Dia bahkan semakin mendekat dengan todongan pistol menunjukan kesungguhannya pada ancaman yang ia katakan.

Tetapi penyusup sama sekali tidak gentar.

"Tsk. Betapa bisingnya, aku datang kemari hanya untuk berbisnis. Jika pelayanan tidak ramah seperti ini lebih baik lupakan saja, aku akan pergi."

Penyusup segera menyeret pria yang ia bawa menuju jendela, pria itu berusaha berontak tetapi kekutannya tidak berdaya, mulutnya berusaha mengatakan sesuatu tetapi tertutupi oleh lakban.

"Apa yang kau pikir akan lakukan?." Tanya Rusdi.

"Karena sampah ini sudah tidak berguna, jadi aku akan membuangnya."

Perkataan perempuan berhelm membuat pria yang terikat semakin keras melakukan pemberontakan, tetapi sekeras apapun dia berusaha semuanya berakhir sia-sia.

Sedangkan butuh waktu cukup lama bagi Rusdi dan Rayhan untuk sadar jika Prempuan berhelm besi berniat melempar pria itu keluar jendela.

"Awalnya aku berniat untuk menjual pria ini karena dia memilik informasi tentang putrimu." Ucap penyusup sambil terus menyeret menuju jendela.

"Tetapi karena tidak ada kesepakatan maka dia sudah tidak lagi berguna."

Prempuan itu berniat melempar pria terikat ke jendela tetapi sebuah tembakan yang hampir mengenai telinganya membuat ia segera berhenti.

Perempuan itu menoleh dan melihat ada yang berbeda pada wajah Rayhan dan Rusdi.

"Tunggu, kita harus berbicara." Ucap Rusdi, wajahnya begitu serius, sangat berbeda dengan beberapa saat lalu.

Smirk.

Karin tersenyum lebar dibalik topengnya.

***

[End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!