19. Rencana penyelamatan

Mobil Van hitam melaju begitu tenang di jalan tol ,"Sangat membosankan bukan?." Ucap salah satu penumpang, tetapi tidak ada seorangpun yang peduli dengan perkataan orang itu.

Tiga penumpang termasuk sopir di dalam mobil itu terlihat begitu waspada, sedang satu yang sebelumnya berbicara merasa bosan.

Mereka adalah agen keamanan swasta yang saat ini akan dalam tugas untuk mengawal keluarga kaya menghadiri sebuah acara.

"Begitu tenang, seandainya saja ada sebuah kecelakaan terjadi seperti yang ku lihat di film." Tatapannya tertuju pada mobil-mobil yang melaju cepat di jalan bebas hambatan.

"Itu pasti akan menjadi sangat seru." Lanjutnya.

Seakan keinginannya dikabulkan, tiba-tiba dari luar terdengar letusan yang begitu keras membuat keempatnya menjadi begitu terkejut.

Mereka khawatir jika tiba-tiba musuh menyerang. Tetapi mereka segera sadar jika ledakan barusan hanya sebuah mobil yang mengalami pecah ban.

Mobil bertipe SUV yang melaju tepat di samping Van mulai kehilangan keseimbangan. Sang supir memaki keras ketika ia berusaha menghindari mobil di samping agar tidak terjadi kecelakaan.

"Uwaaa itu hampir saja ." Ucapnya sambil terus memperhatikan mobil SUV yang mulai kehilangan kendali.

Dia begitu terkejut saat mobil SUV berbelok tajam hingga hampir saja menabrak mobil Van yang ia naiki, tetapi untungnya mobil masih bisa dikendalikan.

Karena takut jika mobil dengan pecah ban akan menyebabkan masalah, supir mobil Van pun memilih untuk menepi. Bersamaan dengan itu mobil SUV berhenti dengan menukik tajam ditengah jalan.

"Bagaimana sekarang, apa kita perlu melihat keadaan orang-orang di dalam mobil itu?."

Keempatnya hanya terdiam di dalam mobil. Hingga pria yang sebelumnya banyak bicara mengatakan pendapatnya.

"Bukankah itu ide yang bagus?, Mungkin kita bisa mendapatkan uang saku untuk bersenang-senang di pasar gelap."

Mata ketiga rekannya memutar karena ide konyol yang mereka dengar. Ketiganya jelas menolak karena saat ini sedang dalam misi.

Supir hendak melanjutkan perjalannya, tetapi ketika ia hendak menyalakan mobil tiba-tiba dua orang dari mobil SUV yang ban nya pecah datang menghampiri mereka.

Keempatnya berpikir mereka berniat untuk meminta tolong.

"Fiuuuut. Lihat betapa menggodanya wanita itu. Mungkin kita bisa membawanya bersama kita."

Komentar salah satu pria bertubuh kekar setelah melihat dua perempuan turun dari mobil SUV mendatangi mereka, salah satunya seorang wanita berambut putih keperakan dengan baju daster merah bercorak bunga, dia terlihat begitu elegan.

Sedangkan yang satunya seorang gadis berambut hitam pendek mengenakan bikini terlihat begitu imut. Keduanya tidak dapat dikenali karena masker dan kacamata hitam yang mereka kenakan, tetapi melihat dari postur tubuhnya, membuat siapapun dapat membayangkan kecantikan dua perempuan itu.

Supir membuka jendela begitu salah satu perempuan mengetuknya, "Maaf atas kejadian tadi. Itu sangat mengerikan hingga kupikir akan menjadi lebih buruk." Dengan sopan perempuan itu meminta maaf karena hampir menyebabkan kecelakaan.

"Tidak apa, semuanya baik-baik saja di sini." Jawaban sopir begitu datar. Perempuan itu hanya tertawa canggung mendapati jawaban seperti itu.

"Oh ayolah guys, apa kalian semua memiliki kelainan?."

Anggota yang sebelumnya paling berisik berniat menolong dua gadis itu untuk mengganti ban mobil yang pecah, supir jelas menentang hal itu. Tetapi melihat gadis yang lebih mudah khawatir dengan pikniknya membuat pria lainnya tergerak.

"Ini akan berakhir dengan cepat." Salah satu pria keluar bersama rekannya yang berisik.

"Apa ini baik-baik saja?." Tanya perempuan berdaster merah, dia agak tidak enak karena membuat repot orang-orang yang hampydia tabrak.

"Ya, kau memiliki dongkrak bukan?." Tanyantya dengan wajah dingin. Itu membuat dia perempuan agak takut.

"Tentu, itu ada di bagasi Sayang antara dua pria baik ini."

"Baik mom."

Gadis muda pun mengantar dua pria ke mobil mereka, sedangkan wanita berdaster merah mencoba memulai percakapan dengan dua orang yang tersisa di Mobil Van.

Keadaan masih terlihat normal, tetapi segera menjadi kacau begitu bagasi belakang dibuka. Di dalamnya ada dua sosok pria yang tidak lagi Rayhan dan Farhan.

Dua laki-laki terkejut karena sebelumnya dua perempuan yang meminta bantuan mengatakan jika hanya ada mereka berdua. Tetapi sebelum mereka melakukan apapun, kedua segera ditembak dengan stun gun oleh Rayhan.

"Apa yang terjadi!." Supir mobil Van terkejut setelah melihat dua rekannya dilumpuhkan oleh kejut listrik. Ia pun segera sadar jika keadaan ini tidak normal.

"Maaf tuan-tuan, aku pikir hari ini kalian harus berlibur."

Begitu mendengar perkataan wanita di sampingnya, supir hendak mengambil sebuah senjata yang berada laci, tetapi tinju wanita itu lebih dahulu menghantam pelipisnya begitu keras.

"Brengsek!."

Sekarang hanya tersisa pria di samping sopir. Dia berusaha melawan menggunakan sebuah kapak, tetapi itu adalah kesalahan besar.

"Kau bisa mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk membunuhku dengan pistol." Ucap wanita berdaster.

Pertarungan itu terjadi begitu singkat, hanya satu ayunan yang bisa pria itu berikan tetapi dengan mudah dihindari, kemudian giliran si wanita yang menyerang dengan tinjunya.

"Guaaak!"

Lima hantaman beruntun membuat pria itu terkapar tidak sadarkan diri.

Dalam hitungan lima menit empat anggota keamanan swasta telah dilumpuhkan oleh kelompok misterius.

***

"Step pertama berhasil dengan sempurna." Ucap perempuan berambut perak yang tidak lain adalah Karin.

Setiap anggota pengawas swasta dialihkan ke dalam mobil SUV. Satu mobil lain mendatangi tempat itu, seorang pria berjas hitam segera membawa mobil dimana empat pengawal swasta berada.

Kemudian tersisa mereka berempat yang akan melanjutkan tugas sebagai pengawal.

Ini adalah bagian pertama dari rencana Karin menyelamatkan Asami. Karena ia tidak berhasil mendapatkan tiket masuk pasar gelap, maka Karin berencana mengikuti orang yang memilikinya.

Klien yang memesan pengawal adalah seorang penyelundup kaya. Sedikit masalah terjadi saat pria tua itu terlihat tidak yakin begulitu melihat Karin dan yang lain akan menjadi pengawalnya.

Tetapi masalah segera teratasi begitu Karin mendemonstrasikan kemampuannya dengan menghajar hampir semua anak buah klien.

"A.... Aku pikir itu sudah cukup." Ucap pria tua bernama Biden. Ketakutan jelas terlihat diwajahnya hingga suaranya bergetar.

Tetapi jika diperhatikan dengan seksama tiga rekan Karin pun menunjukkan reaksi yang sama, mereka begitu terkejut dengan kemampuan bertarung wanita berhelm besi itu.

"Aku benar-benar tidak mengira jika gank Migran memiliki orang yang begitu kuat sepertimu."

Walaupun sedikit takut tetapi Biden sangat tertarik dengan Karin karena kekuatannya.

"Itu wajar karena selama ini kami hanya mempekerjakan para kroco." Karin menjawab dengan sopan setiap pertanyaan klien.

"Jadi apa mungkin anda adalah...."

Karin menganggukkan kepala menanggapi perkataan Biden, lalu melanjutkan jika sebenarnya dirinya merupakan salah satu eksekutif dari gank atau perusahaan Migran.

"Eksekusi, huh. Lalu kenapa seorang yang begitu berpengaruh seperti anda telah untuk mengambil pekerjaan kecil ini?."

"Kecil?." Karin tertawa kecil lalu melanjutkan, "Hari ini akan ada lelang besar bukan? Kami ingin mengambil kesempatan ini untuk memperkenalkan perusahaan kami agar lebih terkenal."

Biden seketika memahami niat Karin.

Lelang di pasar gelap hanya diadakan setiap dua tahun sekali. Banyak organisasi yang bekerja dibalik bayangan akan datang ke pelelangan, itu adalah waktu terbaik untuk ‘mengiklan’ bagi mereka yang baru merintis karir di dunia gelap.

"Bukankah itu akan sangat menguntungkan kalian? Lalu apa yang akan aku dapatkan karena membantu kalian masuk?."

Biden adalah orang yang penuh perhitungan dan kikir, dia tidak Sudi memberikan keuntungan pada pihak lain jika dirinya merasa tidak mendapatkan bagian yang sesuai.

‘Masuk ke Black Market dengan gratis, lalu mengiklankan organisasi. Mereka ingin mengambil keuntungan dariku.’ Biden merasa dirinya akan dimanfaatkan.

Karin terdiam sesaat, wajahnya tertutupi tetapi entah kenapa Biden merasa jika wanita itu tengah tersenyum di balik topengnya.

"Aku akan bertarung atas nama anda di turnamen atas nama anda, bagaimana dengan itu?."

Biden tersentak kaget mendengar tawaran Karin, dia pun melirik rekannya dibelakang Karin tetapi ia tidak melihat reaksi apapun.

***

(End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!