8. Meminjam Uang Rentenir

Ketenangan pagi terasa begitu membosankan untuk seorang gadis yang termenung di dalam mobilnya.

"Huff... Andai saja sesuai yang menyenangkan terjadi. Kiamat atau perang besar misalnya. Itu pasti lebih seru." Ucapnya sambil menatap langit dari balik kaca mobil.

Supir yang berkendaraan di kursi depan sontak terkejut mendengar perkataan putri majikannya. Setiap orang menginginkan kedamaian dunia, tapi dia justru menginginkan kekacauan.

"Agak lain nih anak majikan."

Asami Tanjung, putri seorang konglomerat yang hobinya bermain game. Dia menganggap dunia nyata begitu membosankan karena pengaruh yang dua dapat dari memainkan game begitu lama.

Asami ingin tahu bagaimana rasanya menghadapi kiamat zombie secara nyata, atau memiliki kekuatan sihir kuat yang bisa menghancurkan kota.

"Itu pasti akan sangat menyenangkan."

Senyumnya merekah saat gadis itu jatuh dalam lamunan membayangkan berbagai cerita fantasi di dalam kepalanya.

Supir tersenyum senang saat melihat putri majikan menunjukkan senyum menawan. Dia merasa sangat beruntung dapat melihat Asami seperti itu.

Sayangnya kadaan tenang tdak bertahan lama, dikarenakan ketika mereka sudah memasuki tol dari belakang beberapa mobil mulai mengelilingi mereka.

Sopir yang tidak menyangka akan disergap terlambat beraks, Asami segera meringkuk untuk berlindung. Beberapa kali suara tembakan terdengar disusul dengan guncangan keras.

Saat Asami mencoba melihat apa yang terjadi, gadis itu mendapati supirnya telah tewas akibat beberapa tembakan.

Mobil berhenti setelah menabrak pagar pembatas, beberapa orang dengan penampilan serba hitam seperti prajurit terlatih turun dari mobil yang telah meyerang Asami.

Asami begitu ketakutan hingga ia hanya bisa menangis di dalam mobil. Dia tahu jika semuanya akan berakhir dengan buruk untuknya.

Dengan keberanian yang tersisa Asami mencoba untuk menghubungi ayahnya, tetapi sebelum itu tersambung tiba-tiba kaca jendela mobil di pecahkan dari luar.

"Kyaaaaaa, tidak... Tidak kumohon.... Ayah tolong!."

Asami tidak dapat berbuat apa-apa ketika tangan besar itu menariknya secara paksa keluar dari mobil. Tanpa sengaja Asami melihat sebuah tato serigala hitam pada lengan orang yang menariknya.

***

Pinjam dana sejahtera merupakan kantor rentenir yang cukup terkenal di kota. Tempat dimana orang-orang yang sedang membutuhkan yang cepat diperlakukan seperti sapi perah.

Mereka yang meminjam uang di tempat ini diberi bunga yang tidak masuk akal, lebih dari lima puluh persen dari jumlah uang pinjaman. Itu sudah sangat keterlaluan.

Belum lagi para pekerja di tempat ini juga ditugaskan untuk tidak membiarkan para Nasabah melunasi hutang mereka, agar mereka terus membayar bunga tanpa bisa melunasinya.

"Itu benar-benar ide yang cerdas, mungkin siapapun pemilik kantor ini layak menjadi anggota ku."

Seorang gadis dengan jaket joging berkerudung menatap papan nama kantor Itu. Dia memainkan ponselnya selama beberapa saat, hingga membuat beberapa orang di dalam kantor memperhatikannya.

"Hey, apa kau pikir dia akan masuk?." Ucap seorang pria dengan penampilan seperti seorang preman. Dia adalah seorang debkolektor yang sering ditugaskan untuk menagih hutan nasabah.

Pria berpenampilan rapi seperti Teller bank menatap gadis di depan toko. Dia mulai menganalisa gadis itu dan menarik kesimpulan setelahnya.

"Dia akan masuk." Ucapnya singkat.

Mendengar itu pria berpenampilan preman mulai tersenyum. Dan seperti yang dikatakan rekannya, gadis itu memang masuk kedalam kantor.

Pikiran preman itu mulai melayang memikirkan gadis cantik berpakaian jaket Itu. Lidah keluar dan air liur menetes, dia seperti seekor predator yang melihat mangsa.

"Ah, aku suka wanita cantik. Sensasi ketika aku mempermainkan mereka sesuka hati dengan iming-iming melunasi hutang yang tidak mungkin berakhir."

Mereka hanya melihat para nasabah sebagai keledai pekerja, yang bisa diperlakukan sesuka hati. Bahkan tidak jarang mereka yang tidak dapat melunasi hutang akan dijadikan budak di tempat lokalisasi.

"Mungkin aku butuh mainan baru, yang kemarin sudah terasa membosankan."

Pria itu sering mempermainkan para nasabah wanita dengan cara menjanjikan pengurangan bunga hutang dan semacamnya.

Tetapi semua itu hanyalah kebohongan. Pada kenyataannya sudah banyak wanita yang ia permainkan lalu berakhir dijual sebagai budak di tempat lokalisasi.

***

Gadis berjaket olahraga itu berbicara empat mata dengan karyawan yang terlihat begitu sopan. Mereka berdiskusi tentang kesepakatan pinjaman dan kontrak.

Sementara itu si preman mempersiapkan dirinya di luar.

Gadis itu terlihat bingung karena uang yang akan dipinjamkan justru lebih besar dari pada yang dia minta.

"Em... Aku tidak yakin bisa melunasi sebanyak ini tepat waktu." Dia terlihat ragu.

Melihat itu karyawan yang sudah sangat ahli dalam bernegosiasi dengan calon korban pun mulai melakukan segala bujuk rayu agar gadis itu mau menandatangani kontrak.

"Itu bukan masalah untuk gadis secantik anda," mulutnya begitu manis, penuh dengan pujian.

"Karena pasti anda akan mudah mendapatkan uang jika berdandan dengan tepat. Mungkin beberapa pria kaya akan datang untuk menemui anda."

Wajah gadis itu berkedut sat mendengar perkataan karyawan perusahaan, tetapi dia terlihat begitu tertarik.

"Jika demikian maka aku akan mengambilnya."

Mendengar itu karyawan rentenir merasa sangat senang, dia ingin berteriak sekencang-kencangnya karena berhasil mendapatkan jekpot tapi tidak mungkin ia melakukan itu saat ini.

Dia tidak ingin menghancurkan karakteristik yang dia bangun hanya karena terlalu hiperbola.

Tidak lama kemudian kesepakatan pinjaman pun akhirnya selesai, pria ramah terlihat begitu lega setelah gadis itu akhirnya menandatangani kontrak.

‘Begitu sulit dibujuk. Itu menadahkan jika dia benar-benar kesulitan mendapatkan uang.’ dia mulai tersenyum kecil, ‘Yang berarti sulit juga untuk melunasi hutang-hutangnya.’

Sama seperti rekannya, Pria itu juga mulai membayangkan diri bermain dengan gadis itu.

Setelah gadis itu pergi membawa tas besar berisi uang lima ratus juta yang ia pinjam. Preman pun datang berbicara dengan rekannya.

"Bagaimana?"

Pertanyaan itu dibalas dengan senyum penuh di wajah.

"Ambil kembali uang itu." Ucapnya.

Preman itu paham lalu segera memanggil beberapa anak buahnya untuk mengejar si gadis. Mereka ingin mengambil kembali uang yang telah dipinjamkan sebagai seorang perampok.

Tentu saja kehilangan uang akibat perampokan bukanlah urusan pihak rentenir, mereka tidak akan mengurangi sedikit hutang yang harus gadis itu bayar.

"Ini pekerjaan yang sangat menguntungkan." Ucap pria sopan itu.

Tetapi sebelum Preman dan anak buahnya pergi, Pria sopan memperingati rekannya.

"Aku dengar dia bisa menumbangkan tujuh tahanan dan empat polisi sendirian, kau harus berhati-hati dengannya."

Pria itu mengungkapkan jika gadis yang baru saja meminjam uang padanya adalah Mad Princess.

"Ahaha... apa kau bercanda? kau menyamakan anggota elit Black Wolf dengan para rakyat jelata itu?."

Preman mengaggap dirinya begitu tinggi karena merupakan anggota elit organisasi gelap yang merupakan salah satu terkuat di negara ini.

Lima pria berjas hitam keluar dari Kantor Pinjam Sejahtera lewat jalan belakang, mereka segera melacak keberadaan gadis yang baru saja meninggalkan kantor.

Dengan keahlian yang mereka miliki, dengan mudah gadis itu bisa mereka temukan. "Hanya menunggu saat yang tepat, kemudian yang itu akan kembali pada kita." Ucap di preman dengan lidah terjulur keluar.

***

Sudah tiga puluh menit mereka mengawasi gadis yang mereka incar, gadis itu sangat berhati-hati seakan tahu jika sedang diikuti.

"Cih, sialan. Cepatlah masuk saja ke gang sepi nan gelap itu agar kita bisa segera merampok mu." Preman mulai menggerutu kesal karena tidak kunjung mendapatkan kesempatan untuk melancarkan aksinya.

Tetapi tiba-tiba....

"Eh?."

Berdiri di depan gang sepi, gadis itu melihat sekilas seakan memastikan jika tidak ada yang mengikuti. Preman yang melihat itu dari tempatnya bersembunyi mulai tersenyum lebar.

"Masuklah, ayo masuklah... Tenang saja kami tidak ada kok. Tidak ada yang mengikuti mu untuk merampok..."

Gadis itu akhirnya masuk kedalam gang sehingga tanpa menunggu waktu lama preman itu menyuruh anak buahnya untuk segera melakukan penyergapan.

Tetapi setelah mengepung gang itu, mereka justru tidak menemukan mangsa di manapun.

"Di mana Gadis itu!."

Preman mulai kesal karena tidak ingin mangsa yang begitu lezat lenyap begitu saja di depan matanya. Namun entah keberuntungan atau kesialan, gadis yang dia buru menampakkan dirinya di atas atap.

"Gentleman, apa kalian sedang mencariku?."

Terdengar suara dari gadis yang mereka cari, sontak para suruhan rentenir segera menatap ke sumber suara.

Mereka melihat gadis itu tengah duduk santai di tepi atap sambil melihat kearah mereka yang berada di bawahnya.

Gadis itu memperlihatkan senyum seperti anak kecil yang ingin segera bermain dengan mainan baru.

***

(End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!